Segini dulu Yaaaa Mbak Author baru discharged dari Rumah Sakit iniiih.
**************
Liburan kami rasanya luar biasa walau singkat aja. Mungkin ini, yang pernah dibilang sama Gyan, indahnya mensyukuri apa yang ada. Kadang kita terlalu fokus pada hal yang besar, sehingga melupakan hal yang kecil, padahal indah. Contohnya liburan ini.
Cuman empat hari tiga malam, agendanya juga cuman dari pantai ke pantai, makan di restoran-restoran biasa, gak ada sesuatu yang mewah. Benar-benar liburan biasa.
Tapi...suasana yang muncul ditengah liburan kami inilah, yang luar biasa. Aku merasa lebih dekat dengan Gyan, Gyan juga punya banyak waktu untuk lebih dekat dengan Gyana. Kelihatan banget, Gyan gak mau melewatkan satu menitpun kesempatan, untuk bisa main sama Gyana.
Aku menatap wajah tampan disampingku ini, yang lagi bobo pules sambil mangku bayi yang gak kalah adu pules sama bapaknya. Benar-benar mirip muka mereka berdua.
Yang satunya tidurnya agak mangap karena mendongak, yang satu tidurnya pipinya menjret karena nguleng dipelukan bapaknya. Tapi dimata Viola Kirana Salasabila, walau tidurnya mangap tetap ganteng. Anggep aja Prince William, yang di foto nyengir aja tetap Prince auranya. Ini Prince Gyan from Cipete.
"Mas.." Panggilku sambil mengusap pelipisnya "Mas Gyan..." Ulangku dan masih enggak melek juga. Bapak sama anak, kalau urusan bobo emang juara banget sih. Mau Mama gelaran konser duet sama Farel nyanyi banding bandingke juga gak bakalan bangun.
Gyana malah ngulet, kayak memperbarui posisi pewenya di dekapan Papanya. "Mas Gyan..." Panggilku lagi sambil cubit gemas hidungnya, baru dia agak kaget dan melek pelan-pelan. Aku terkekeh geli sambil usap-usap keningnya dengan ibu jariku "Mau mendarat, bangun dulu." Kataku dan Gyana berdeham sambil menegakan posisi duduk.
"Astagfirullah aladzim, aku ketiduran sambil gendong Gyana." Katanya dan memastikan Gyana posisinya baik-baik aja. Aku senyum dan menerima Gyana yang dipindahin dulu ke pangkuanku. Gyan meminum air mineral yang tadi disediakan pramugari dan menguap sambil menutup mulutnya dengan tangannya. "Aman kok, kamu meluk dia terus dan dia nemplok kamu terus." Kataku sambil Gyana ikutan ngulet dipelukanku dan ternyata bayi buntal ini juga bangun "Mmmmm..." Rengeknya sambil ngulet dan mendongak.
Tatapan mata kami bertemu. Gyana nyureng seperti biasa dan aku senyum "Enak sayangnya Mama bobo sama Papa?" Tanyaku dan Gyana masih nyureng. Belum sadar ternyata dia. "Mmm....ncuuu baba buuu..." Ocehnya gak jelas sambil pipinya nyender manja ke dadaku dan lihatin Papanya dengan muka masih malas-malasan.
Gyan terkekeh dan mencium pipi Gyana "Maaf ya, Papa malah ikutan bobo. Untung Gyana gak jatuh." Bisiknya dan Gyana cuman goyang-goyangin kakinya, nyolek-nyolek Papanya pakai kaki. Sembarangan emang.
"Lain kali, kalau aku ketiduran sambil meluk dia, bangunin, Yang. Takutnya dia melorot." Kata Gyan dan aku mengangguk sambil Gyana sekarang bergerak minta dipangku posisi tegak. Aku memutar posisi dan Gyana menghadap depan. Melongo lihat pramugari lewat dan sang pramugari juga nyowel pipi Gyana sekilas sambil bilang 'Hi cantiik.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Crib Journey
RomanceKhusus buat yang masih mau lihat lanjutan OLAGYAN dan ekor-ekornya. find out yourself inside. Ini hanya kumpulan extra parts dari OLAGYAN jadi bisa update kapan aja, bisa juga berhenti kapan aja. so enjoooy