Bab. 4

296 6 0
                                    

"Apa? Jadi kamu menyetujui rencana mereka?," teriak Keira.

"Tidak, Keira. Aku hanya...," Andre terdiam sejenak untuk mencari alasan yang tepat untuk Keira.

"...belum sempat menjelaskan, karena semalam keadaanku sangat tertekan dengan mereka semua".

"Bagaimana Rachel? Gadis yang mau dijodohkan denganmu? Dia menyetujui hal ini?", tanya Keira.

"Ya...begitulah," jawab Andre ragu-ragu.

"Apa dia cantik?"

"Apa?"

"Aku tanya apa dia cantik, Andre Wijaya?", Keira mulai kesal.

"Ya, cukup cantik. Kamu masih lebih cantik!", Andre terpaksa berbohong agar istrinya lebih tenang. Tidak dipungkiri Keira juga cantik, tapi jujur Rachel lebih sesuai dengan kriterianya.

"Benarkah?"

"Benar, Keira. Lagipula aku hanya mencintaimu," Andre berusaha melakukan pendekatan fisik dengan memeluk dan mencium Keira. Biasanya taktik itu selalu berhasil ke istrinya yang sedang merajuk dan marah. Keira tidak melawan, Andre lega.

"Lalu, sekarang bagaimana?", tanya Keira melembut.

"Mereka sedang berusaha mendekatkan aku dan gadis itu saat ini. Mungkin saat itu aku akan bicara baik-baik padanya bahwa aku menolak perjodohan ini."

"Maksudmu kau akan bertemu berdua saja dengan dia?", Keira merasa cemburu.

"Kau keberatan? Apa kau mau ikut bersama, Keira?", tanya Andre yang benar-benar merasa tidak enak pada istrinya dan menawarkan.

Keira terdiam terlihat berpikir sejenak, kemudian tak lama tersenyum, "tidak usah, aku percaya padamu."

Entah kenapa Andre merasa lega. Dia memang berniat untuk bertemu berdua saja dengan Rachel untuk membicarakan perjodohan ini. Rencananya menyuruh Rachel untuk menolak juga. Dua suara tentu akan lebih kuat daripada hanya dari dia sendiri yang menolak. Tapi, ada sedikit rasa senang juga bertemu lagi dengan Rachel. Dia ingin melihat wajah cantiknya sekali lagi.

Sementara Keira juga berada dalam pikirannya sendiri. Sebenarnya dia ingin ikut untuk melihat saingan cintanya, tapi biarlah Andre yang mengatasi ini. Dirinya pun tahu diri dan setengah menolak perjodohan ini.

Entah sampai kapan dia masih bisa bertahan hidup. Dia tidak ingin egois meninggalkan Andre sendirian dan juga Kayla tanpa keluarga lengkap nantinya.

Namun, memikirkan Andre bahagia bersama perempuan lain rasanya sakit sekali. Apalagi jika Kayla memanggil wanita itu dengan sebutan "mama" nanti. Tanpa sadar air matanya menetes memikirkan hal itu.

 Tanpa sadar air matanya menetes memikirkan hal itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang