Bab. 41

188 4 0
                                    

Suatu hari di kampus.

"Keira, tunggu!", panggil Raja.

Keira yang melihat Raja merasa tidak enak, karena memang sudah beberapa minggu ini ia memutus hubungan pertemanan dengan Raja begitu saja.

"Gue mau minta maaf", ucap Raja saat mendekat.

Keira langsung melirik kiri kanan, walau Andre sedang tidak ada, tapi takut ada mata-matanya di kampus.

"Kenapa panik gitu? Takut ketahuan cowok lu ya?", tanya Raja.

Keira meliriknya sebal, "menurut ngana?"

"Ah, cowok lu tuh terlalu posesif, tahu nggak?"

Keira memelototinya. Apa dia lupa kalau Raja menciumnya di depan pacarnya?

"Maksud lu apa? Jadi menurut lu Andre nggak berhak marah? Harus diam-diam aja gitu ceweknya dicium cowok lain?", Keira marah.

"Oke, gue tahu gue salah. Tapi dia nggak perlu langsung mukul gue membabi buta juga kali. Ini kalau gue lapor polisi bisa dipidana cowok lu!", ancam Raja.

Sekarang Keira jadi takut. Memang di mata hukum, Andre bersalah karena melakukan tindak kekerasan. Ia yang memukul duluan.

Raja yang menyadari wajah gelisah Keira, langsung tersenyum.

"Tapi tenang, gue nggak akan laporin. Asalkan lu mengabulkan satu permintaan gue".

"Apa?"

"Traktir makan gue ya hari ini".

Keira yang mendengarnya langsung tertawa.

"Kok lu ketawa sih?", tanya Raja serius.

"Nggak, ngerasa lucu aja. Gue kira lu mau minta apaan gitu".

"Jadi mau ya?", tanya Raja.

Keira bimbang. Dalam hatinya takut juga ketahuan Andre, kan dia sudah janji untuk nggak berhubungan dengan Raja lagi. Tapi kalau nggak gitu, nanti Andre dilaporin ke polisi.

"Hmm, iya udah. Tapi kali ini aja ya, Raja. Janji?", tanya Keira.

Keira berpikir akan menjelaskan ke Andre nanti, pasti pacarnya mengerti.

"Iya, janji. Jangan khawatir gitu. Yuk, berangkat sekarang!", ucap Raja sambil mengelus kepala Keira gemas.

°°°

Raja dan Keira sengaja duduk di sisi paling dalam cafe agar aman. Walau cafenya cukup jauh dari kampus. Tetap saja Keira harus waspada.

"Jadi... sebenarnya gue mau minta maaf juga ke lu, Keira", ucap Raja.

Keira hanya diam dan meminum teh lemonnya. Hatinya jadi kesal mendadak mengingat kejadian ciuman itu.

Raja yang tidak mendapat respon langsung memegang tangan Keira.

Keira cukup kaget dan berusaha menarik tapi ditahan Raja.

"Dengarin gue dulu bisa nggak?", tanya Raja agak memaksa. Keira memandang tajam ke mata Raja.

"Gue mau minta maaf waktu itu udah nyium lu di pinggir jalan. Jujur, gue terbawa perasaan. Selama ini gue suka sama lu, Keira. Awalnya gue cuma iseng, tapi ternyata setelah kita dekat. Lu itu lucu dan baik".

Keira yang mendengarnya cukup kaget. Tidak menyangka kalau Raja menyukainya selama ini.

"Gue emang goblok. Berharap lu putus dari cowok lu dan tertarik dengan segala pesona gue".

Keira menahan ketawa.

Raja yang melihat Keira mulai luluh jadi lega. Ia melanjutkan.

"Tapi ketika lu ikut mobil cowok lu daripada nemenin gue yang terkapar saat itu gue sadar siapa yang lu pilih".

Keira langsung merasa bersalah diingatkan hal itu, "Raja, gue...".

Tapi Raja menaruh telunjuknya di bibir Keira.

"Ssst... gue belum selesai ngomong ya. Apalagi setelah itu lu menghindari gue. Bahkan diblokir segala. Perasaan gue hancur banget, Ra. Beberapa minggu ini gue sadar kayaknya lu udah cinta mati sama cowok lu. Nggak ada tempat buat gue lagi. Gue resmi mengaku kalah. Tapiii..."

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang