Bab. 10 🔞

833 5 0
                                    

Usai pesta, Andre dan Rachel segera menuju kamar hotel yang mereka sewa untuk bulan madu.

Begitu sampai di kamar, Rachel langsung bicara, "jangan malam ini, aku lelah".

"Ya, boleh saja... jika kau kuat menolakku", kata Andre yang sudah gelap mata dan mencium Rachel brutal.

Rachel awalnya menolak, tapi tangan Andre menahan kepala dan tubuhnya, sementara lidahnya mencari celah masuk mengecap lidah Rachel, memainkan, menghisap dan memutarnya.

"Mmm, mmmm...", Rachel mulai terbius dan membalas menggerakkan lidahnya mengikuti Andre. Andre pun senang. Ia mencium sambil membuka resleting gaun Rachel.

Rachel menghentikan ciumannya dan menahan Andre. Ia belum siap sepenuhnya.

Namun Andre tak menggubris dan tetap menurunkan paksa gaun yang dikenakan Rachel, hingga terlihatlah tubuh polos Rachel tanpa apa-apa, hanya tinggal celana dalam dan highheels.

"Aaah...", Rachel sangat malu dan menutup payudaranya.

Melihat itu, Andre merasa gemas dan mendorong Rachel pelan ke tempat tidur sambil tersenyum.

Andre masih lengkap dengan tuxedo hitamnya terlihat sangat tampan sekaligus menakutkan diatas Rachel.

Andre membuka jasnya sendiri dan menyisakan kemeja putih. Kemudian ia mendekati Rachel dan membuka tangannya.

Rachel berusaha menahan, tapi tenaga Andre lebih kuat, hingga terlihatlah payudara Rachel yang cukup besar dan mulus.

Andre dengan bernafsu langsung menjilati dan menghisap putingnya. Rachel kaget dan terangsang sekaligus.

"Oh, ah..ah..ah", terdengar erangan Rachel.

Kedua payudara dipermainkan terus oleh Andre seperti tidak ada puasnya. Rachel mendesah di tiap hisapan dan jilatan.

"Ah...ah, cuk...up, Dre, ah...". Tangannya masih tertahan oleh kedua tangan Andre. Dirinya juga sudah mulai basah di bagian bawah.

Andre mendongak dan melihat mata Rachel yang sayu.

Andre sudah membebaskan kedua tangan Rachel. Kini Andre mulai memasukkan tangannya ke celana dalam Rachel, memainkan klitorisnya.

"Aaah....", Rachel mengerang.

"Ah...ah..akh". Jari-jari Andre bergerak semakin lama semakin cepat dan Rachel kebingungan dalam hati, "oh, apa ini? Nikmat sekali!"

"Oooh....", Rachel pun sudah sangat basah terlihat dari celana dalamnya.

Andre mengeluarkan tangannya dari celana dalam Rachel dan merobeknya. Ia sudah tak tahan. Sekarang terpampang jelas vagina Rachel yang putih, mulus dan basah. Siap untuk dimasukkan.

"Oh, wow!" Ucap Andre tanpa sadar. "Indah banget vaginamu, Rachel sayang".

Tanpa aba-aba, Andre langsung menjilati dan menghisap-hisap vagina Rachel.

Rachel terkesiap dan berteriak, "oh, Andre, Andre... oh, oh, oh".

Andre menjilati vagina Rachel seperti kelaparan. Kepala Andre dijepit erat paha Rachel.

"Oh, tidak, Andre, aku... aku... aaakh....", Rachel merasakan orgasme pertamanya. Andre menghisap cairan orgasme pertama Rachel tanpa jijik.

Rachel terkulai lemas di ranjang. Andre masih semangat. Ia berdiri dan melepas seluruh pakaiannya.

Terlihatlah penisnya yang berdiri besar, panjang dan berurat. Rachel merasa takut, itu besar sekali, ia berteriak dalam hati.

Andre tetap serius dan mulai mendekati Rachel. Ia memasukkan satu jarinya ke vagina Rachel.

"Aakh, sakit!", teriak Rachel. "Sakit, keluarkan!"

"Tahan, sayang". Andre mulai memajumundukan jarinya di lubang vagina Rachel yang sempit, mencari titik rangsangnya.

"Hmmm...mmm... ah, disana", desahan Rachel terdengar merdu.

Andre tersenyum dan mulai memajumundurkan jarinya di posisi yang sama, dan benar saja... Rachel keenakan.

Memejamkan matanya sambil mendesah, "oh, oh, Andree...".

Andre menambah satu jari lagi. Rachel kesakitan lagi.

"Biar kau terbiasa dengan punyaku nanti", ujar Andre. Jarinya tak berhenti. Malah sekarang menjadi tiga jari yang memainkan lubang vagina Rachel. Titik rangsangnya terkena sentuhan jari Andre keluar masuk. Sakit dan nikmat jadi satu.

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang