Bab. 88

211 5 0
                                    

Keesokannya tepat seminggu, Keira harus mengambil keputusan.

Ditunggunya Kayla hingga tertidur, kemudian ia bicara empat mata pada Andre.

"Andre, aku sudah memutuskan untuk ikut denganmu pulang", ucap Keira. Andre yang mendengarnya sangat senang dan hendak memeluknya.

"Tapi...", lanjut Keira sambil melepas pelukan Andre. "Kita tetap bercerai".

Andre melotot, "apa maksudmu, Keira?"

"Kita tetap bercerai, hak asuh  Kayla akan kuberikan padamu. Kau dan Rachel akan menjadi orang tua yang lebih baik daripada hanya aku sendiri. Kalian bisa saling melengkapi. Setelah urusan perceraian selesai, aku akan kembali kesini".

Andre tidak percaya mendengar ucapan Keira, "kau tega meninggalkan Kayla begitu saja?"

"Aku akan mengunjunginya sebulan sekali. Ia tidak akan kesepian bersamamu, Rachel, Reynald dan Anna", jawab Keira.

Andre tertawa, "apa kau sudah gila? Dengar, Keira. Jika kau memberi hak asuh Kayla padaku, jangan menyesal dan jangan harap aku membiarkan kau menemuinya. Kau menyerahkannya seperti sebuah paket kesana kemari. Apa kau menyayanginya?"

Keira tidak marah, ia sudah menduga reaksi Andre. Tentu saja Keira menyayangi anaknya sendiri. Keputusannya ini sudah pasti demi Kayla. Tidak ada yang mengerti betapa berat ia mengambil keputusan ini dan melepas Kayla. Namun, ia yakin Andre lebih mampu menjaganya, begitu juga Rachel, pasti akan menjadi ibu yang baik untuk Kayla.

"Ini sudah keputusanku, Andre. Aku ingin Kayla tumbuh di keluarga yang sesungguhnya yang terdiri dari ayah, ibu, kakak dan adik. Keberadaanku disana hanya akan menjadi duri. Biar aku yang mengalah. Aku juga sudah siap jika... tidak diizinkan bertemu lagi. Jika itu demi Kayla".

"Ini bukan tentangmu semata, Keira. Kau selalu membicarakan tentang keinginanmu. Bagaimana dengan keinginan Kayla, Rachel, aku? Berhenti egois!"

"Terserah pandanganmu, Andre. Keputusanku sudah bulat. Kapan kita berangkat?", tanya Keira.

Andre terdiam menahan emosi. Masih memandangi Keira tidak percaya. Ia bertanya-tanya apa yang salah. Beberapa hari ini bukankah mereka bahagia?

"Ini semua gara-gara semalam kan? Aku tahu kau belum puas. Biar aku menebusnya malam ini", ucap Andre mendorong Keira ke dinding dan menciuminya.

"Hmm... mmm, ti..dak.. Andre. Hentikan! bukan begitu..aah!", desah Keira ketika Andre mulai menghisap lehernya.

Keira berusaha mendorong Andre, namun tenaganya kalah kuat. Tangannya dicengkeram kuat oleh Andre hingga sakit.

"An..dre, lepas. Sakit.. hiks", Keira mulai menangis. Mendengar tangisan Keira membuat Andre berhenti dan memandangi wajah Keira berusaha membaca pikiran wanita di depannya ini.

Akhirnya Andre mengalah, "besok kita berangkat". Ia melepaskan Keira dan keluar kamar untuk menenangkan pikiran.

Sepanjang malam ia berpikir keras untuk merubah keputusan Keira yang menurutnya tidak masuk akal.

Baiklah, yang penting Keira ikut denganku pulang dulu. Mungkin saja di rumah nanti ia bisa berubah pikiran, pikir Andre.

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang