Jangan lupa follow dulu sebelum baca
Terima kasih
.
."Apa yang kalian lakukan!" Yudanta menarik Brian dari Kale yang sudah di bawahnya. Dia terus memukul Kale seperti orang mabuk tanpa ampun.
"Kau!" Brian masih saja ingin memukul Kale yang masih di bawah.
"Cukup!!!" Bentak Yudanta. Padahal kondisinya sedang tidak baik, tapi dia tidak bisa membiarkan kedua sahabatanya itu berkelahi di rumah sakit dan menjadi bahan tontonan. Bentakan Yudanta berhasil membuat mereka berdua diam, bisa apa mereka saat Yudanta sudah marah.
Setelah bicara dengan petugas polisi yang mau membawa mereka berdua. Yudanta mengajak mereka pulang, dia bersikeras untuk bicara di rumah. Tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun.
"Aku hanya--"
"Aku tidak mau mendengarkan penjelasan apapun dari kalian sebelum sampai rumah." Yudanta memotong ucapan Brian yang ingin menjelaskan inti permasalahan mereka berdua.
"Mas mau apa?" tanya Dara saat Yudanta ingin mengemudi.
"Masuklah! Aku tidak mau mendengar bantahan dari siapapun." Yudanta masuk ke mobil Brian. Membiarkan mereka berdua duduk di bangku belakang.
Dara hanya menghela nafas dan masuk mobil, setelahnya mereka pergi ke rumah Yudanta. Tidak ada obrolan apapun karena Yudanta tidak ingin mereka menjelaskan masalah yang terjadi. Dia hanya tidak mau terbawa emosi saat mendengar penjelasan mereka. Apalagi mereka sedang di jalan.
"Kau di mana? Datanglah ke rumah. Ini penting," tutur Yudanta pada Anggun dari sambungan telepon. Dia ingin mereka berkumpul dan membahas masalah mereka berdua.
Di belakang Yudanta, mereka tampak berantakan dan terluka di wajah mereka. Meskipun kepalanya terus berdenyut, tapi Yudanta tetap ingin menyelesaikan masalah ini. Dia merasa jika mereka berdua tidak akan melakukan ini kalau bukan masalah serius.
Dan sesampainya di rumah. Yudanta segera turun dan membanting pintu mobil keras, kemudian berjalan masuk. Yudanta mengarah ke dapur, mengambil Whiskey yang dia simpan dan langsung berjalan ke teras belakang rumah, duduk di sana dengan kepala yang di sandarkan sejenak, merasakan setiap denyut yang membuatnya tidak nyaman.
Dara masih diam, dia tidak berani untuk bertanya ataupun melarang Yudanta. Akan percuma, tadi saja dia tidak peduli saat Dara mencegah Yudanta.
"Mas--" Dara memegang tangan Yudanta saat akan minum Whiskey yang dia tuang ke gelas.
Dengan tangan yang satu, Yudanta menelan Whiskey itu satu kali tegukan. Otaknya sedang tidak dalam mode baik, dia tidak bisa menerima larangan Dara.
"Aku tidak akan mulai sampai Anggun datang," ucap Yudanta. Sembari menunggu Anggun meneguk Whiskey di hadapannya, benar-benar tak peduli pada apapun.
Kale dan Brian hanya diam di hadapan Yudanta yang sedang menikmati Whiskey nya. Jika seperti ini mereka tidak akan selamat, karena Yudanta akan bersikap berbeda kalau sudah mabuk. Dia bisa ngamuk lebih dari saat dia sadar.
"Aku hanya ingin kau tetap diam saat aku sedang bicara. Hanya perlu menjawab saat aku bertanya," ucap Yudanta pada Dara. Dia mengingatkan pada Dara, dia tampak berusaha tenang walau otaknya seperti bom waktu yang ingin meledak.
Dara hanya diam sambil mengganggukkan kepala pelan. Dia menatap suaminya berbeda, dia tampak begitu tegas. Tatapan mata itu berbeda. Tidak seperti yang dia lihat biasanya.
"Astaga! Kenapa dengan kalian?" tanya Anggun saat melihat kekasihnya dan Kale babak belur.
"Apa yang terjadi?" Kembali Anggun bertanya saat dia tidak mendapatkan jawaban.

KAMU SEDANG MEMBACA
Budak Nafsu (Ketua Gangster)
Romance⭐️ jangan lupa Budayakan Follow dulu sebelum baca🥰 13/10/2023