Haii

771 8 0
                                        

Mau spill cerita baru nih, mampir yaaaa!!!

.
.


"Aku milikmu sekarang, tak perlu kau merasa bersalah, karena ini aku yang mau. Luka hati ini teramat sakit hingga aku tidak bisa berpikir dengan benar. Ini memang salah, tapi aku tidak menyesal saat kau yang mengambil kesucianku."

"Kau membuatku bercinta denganmu karena melihat Panca bercinta dengan Retno? Kau sungguh gila. Seburuk apa diriku, aku tidak ingin menghancurkan orang yang aku cintai. Tapi, aku malah membuatmu kehilangan kesucianmu karena kau ingin membuat Panca marah? Sungguh gila apa yang kau pikirkan," ucap Enzy.

Enzy memang tampan dan juga pujaan banyak wanita. Tapi untuk Livia berbeda. Dia malah takut melukainya. Kekagumannya pada Livia bukan tentang nafsu, meski dia juga penjahat wanita.

"Daripada kau melihatku hancur karena sahabatmu yang hanya mempermainkanku, bukankah seperti ini lebih baik," imbuh Livia.

"Tetap saja kau menjadikanku sebagai alat." Enzy turun dari tempat tidur dan bersiap ke kamar mandi, namun Livia memeluknya dari belakang.

"Tolong aku, Zy," tutur Livia.

"Dia pasti membunuhku." Tak ingin peduli dengan apa yang Livia katakan, Enzy berjalan pergi.

Malam itu Enzy memutuskan untuk pulang setelah pergulatan yang dia lakukan tidak mencapai kepuasan karena Livia menjebaknya. Dia merasa bodoh saat mengingat yang harusnya menjaga Livia, malah mengambil kesuciannya.

Perjalanan pulang cukup panjang, tapi Enzy tidak ingin berlama-lama di Hotel bersama Livia. Itu akan membuatnya semakin merasa bersalah. Dalam perjalanan, tidak ada obrolan di antara mereka. Berdua di tengah jalan yang gelap, tidak membuat Enzy mengurungkan niatnya kembali ke Ibu Kota.

Sebenarnya mereka datang bersama beberapa teman mereka. Panca dan Enzy mengendarai mobil berbeda, mereka pulang lebih dulu dari 4 temannya yang lain. Hanya liburan yang mereka rencanakan sendiri, dan berakhir Livia berdebat dengan Panca yang meninggalkannya sendiri.

"Zy, maa--"

"Sudah tidak perlu membahas itu. Aku tidak ingin moodku jelek saat kau terus saja membahasnya," sahut Enzy saat cewek yang duduk di sampingnya coba meminta maaf atas apa yang dilakukan.

"Tapi aku mohon jangan mendiamiku seperti ini," ucap Livia. Dia kembali menangis mengatakannya.

Enzy menghela nafas kasar sebelum dia menatap Livia saat berhenti karena lampu merah menyala. "Lalu apa yang kau mau?" tanya Enzy.

"Aku ingin bersamamu, maaf aku menyeretmu dalam masalahku. Hanya dirimu yang bisa membuat Panca merasa sadar jika apa yang dia miliki berharga." Panca tidak mau Enzy diatas dia, walau mereka sama terlahir dalam keluarga kaya, malah kekayaan keluarga Enzy lebih banyak daripada Panca.

"Bisa apa aku saat apa yang kau miliki sudah aku ambil. Aku tetap akan bertanggung jawab meski aku hanya kau jadikan pelampiasan semata. Dan parahnya, dia pasti akan menghabisiku saat tau kau tidur bersamaku." Meski bersahabat, mereka tetap bersaing. Meski terlihat jelas Enzy melebihi Panca, tapi Enzy tidak pernah membandingkan hal itu dengan sahabatnya.

"Maafkan aku," ujar Livia.

"Berhenti meminta maaf. Istirahatlah, aku tidak ingin mendengarkan apapun lagi dari mulutmu," tegas Enzy.

Livia memilih memejamkan mata, tak ingin membuat mood Enzy semakin marah padanya. Kebodohan yang Livia buat akan membuat Panca marah pada sahabatnya.

To Be Continue

Baca kelanjutannya yukkk!!!

https://www.wattpad.com/story/370727628?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=Nona_Lemetd

com/story/370727628?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=Nona_Lemetd

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Budak Nafsu (Ketua Gangster)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang