04

15.4K 142 1
                                        

Jamgan lupa likenya dong
.
.

"Apa yang kau lakukan?" Dara menatap seseorang berdiri di belakang pria yang sudah berada di atas tubuhnya, dia berusaha untuk menyetubuhi Dara.

"Kau sudah puas menikmatinya semalam. Sekarang giliranku," jawabnya. Sepertinya dia sedang mabuk, dia bahkan tidak sungkan.

Dia Yuda, awalnya dia ingin menghampiri Dara, namun dia melihat salah satu temannya menyeret Dara kebelakang rumah untuk mengajaknya bercinta.

"Jangan berani menyentuhnya." Yuda mengulurkan tangannya agar Dara bangun dan mengajaknya pergi.

"Tapi, Yud--"

"Tidak ada yang boleh menyentuhnya, jika tidak aku yang akan menghabisi kalian," tegas Yuda.

Yuda kemudian berjalan menggandeng Dara kembali ke kamarnya. Dia mendudukan Dara yang tampak syok dengan sikap pria tadi. Hampir saja dia kembali digauli oleh pria bejat seperti Yuda.

"Minumlah." Yuda mnyodorkan segelas air kepada Dara, namun malah di tampik dan membuat gelas itu pecah beserta isinya.

"Ini semua karenamu! Kau menghancurkan hidupku. Kau tidak tau bagaimana aku hidup, tapi kau menghancurkanku dalam semalam. Kau bilang padaku tidak ingin melepaskanku, lalu haruskah aku menjadi budakmu selamanya? Apa begitu? Ha!!" Bentak Dara dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

Yuda tidak menghiraukan ucapan Dara, dia malah mengambil pecahan gelas yang berserakan di lantai. Dia memang bersalah, tapi dia seperti ini karena satu alasan.

"Sebaiknya aku yang mati, daripada aku harus hidup dengan penyesalan seumur hidupku." Dara mengambil serpihan gelas kaca yang Yuda sisikan, dia menggoreskan begitu saja ke lengan kirinya.

"Apa kau sudah gila!" Teriak Yuda saat melihat darah mengalir karena goresan itu.

Yuda langsung mengambil apapun yang ada di sampingnya untuk menutupi luka di lengan Dara. "Apa salahku padamu sampai kau tega merenggut kesucianku. Untuk apa aku hidup saat hidupku sudah hancur. Lebih baik aku mati." Dara ingin kembali menggoreskan serpihan gelas itu sampai Yuda menggenggam erat tangannya dan membiarkan mengenai telapak tangan kanan Yuda.

Dia tidak ingin Dara melakukan hal bodoh lebih parah lagi. Itu hanya akan membuatnya semakin merasa bersalah. Kebodohan yang Yuda lakukan menghancurkan hidup Dara, tanpa berpikir tentang hal itu, dia mengambil sesuatu yang berharga.

"Tanganmu--" Suara Dara bergetar saat melihat tangan Yuda yang berdarah. Ingin Dara tidak peduli, tapi dia tidak bisa.

"Aku obati lukamu. Tolong jangan melakukan ini lagi. Kau bisa marah padaku, tapi jangan melukai dirimu. Aku mengaku salah, aku akan bertanggung jawab, seperti yang sudah aku katakan, aku tidak akan melepaskanmu," tegas Yuda. Untung luka gores di lengan Dara tidak terlalu dalam, hanya goresan saja, tapi tetap saja Yuda tidak ingin dia melakukan hal bodo seperti ini lagi.

"Kau ingin membunuhku? Lakukan di sini, goreskan serpihan itu di sini." Yuda meletakkan potongan gelas yang agak besar ke leher dengan tangan Dara.

"Lakukan!" Kembali Yuda meminta Dara untuk melukainya, dia ingin Dara melampiaskan kekecewaan padanya.

Tangan Dara bergetar, ingin dia marah pada Yuda tapi apa dia bisa? Benar kata Yuda, apa yang sudah hilang tidak akan kembali lagi. Dia melepaskan serpihan gelas itu dan memukul Yuda dengan tenaga yang tersisa. Yuda membiarkan Dara memukul dirinya dengan menatapnya lekat.

"Kau itu berengs*k. Kau membuat hidupku hancur karenamu. Kau!!!" Teriak Dara sambil menangis. Dia benar-benar benci dengan dirinya yang kotor. Belum lagi hidupnya yang sulit ditambah semakin sulit saat Yuda merampas kesuciannya.

Budak Nafsu (Ketua Gangster)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang