100

466 15 0
                                    

Yudanta yang coba memutar setir mobil membuat Truk itu mengantam sisi kanan mobil, di mana Juan yang sedang mengemudi. Walau sama-sama terluka parah, tapi bisa dibilang Yudanta selamat karena dari sisi Juan yang terkena dari Truk itu.

Sabuk penggaman yang Yudanta kenakan melindunginya dari benturan keras, meski begitu tubuhnya masih saja terpanting dan kepalanya terbentur hingga mengeluarkan darah segar dari pelipis kirinya. Di sisi Juan, dia terlihat tak sadarkan diri dengan kepala terkulai ke samping kiri.

"Akh!" Rintihan lirih itu terdengar keluar dari mulut Yudanta. Dia berusaha untuk membuka sabuk pengaman dengan tangan kiri, karena tangan kanannya tak bisa digerakkan.

Terlihat truk itu sudah terhenti dan asap mulai membumbung karena tabrakan itu. "Ju-an! Juan!!" Yudanta coba memanggil Juan yang sudah tak sadarkan diri. Tangan kirinya masih coba membuka sabuk pengaman itu hingga seseorang coba untuk memanggil Yudanta dari luar mobil.

Perlahan Yudanta menatap ke arah orang yang memanggilnya, namun tak lama kesadarannya mulai hilang karena rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuhnya. Dia tak begitu jelas melihat, siapa yang membantunya.

***

Dara memeluk erat tubuh mungil putrinya, menciumi pelan tubuh putrinya dengan tangis yang mengalir deras saat Icad berhasil meloloskan diri dari Galih dan membawa bayi itu pada ibunya. Walau diluar rencana, tapi Icad tau jika bayi itu putri Yudanta.

"Lalu bagaimana Mas Yuda? Kenapa dia tidak pulang bersamamu?" tanya Dara. Sebelumnya dia membiarkan suaminya pergi begitu saja tanpa ingin memberikan kata perpisahan.

"Aku tidak tau. Aku pergi saat Galih menemui Yuda. Aku tak tau jika dia akan menculik putri kalian," jelas Icad.

"Mbak--" Dara menatap Anggun dengan tatapan takut akan sesuatu terjadi pada Yudanta.

"Aku coba hubungi Kale dan Brian. Mereka pasti sudah menemukan Yuda," sahut Anggun yang ikut khawatir. Dia merasa ceroboh sampai ini semua terjadi.

Anggun coba untuk menghubungi Kale, namun tidak di jawab. Dia mau tak mau menghubungi Brian, walau awalnya tak di jawab. Brian kemudian menghubunginya lagi.

"Aku sedang di rumah sakit. Kondisi Yudanta kritis. Bilang pada Dara untuk datang, kakaknya juga ada di sini. Mereka mengalami kecelakaan dalam satu mobil," jelas Brian dari sambungan telepon. Anggun mengeraskan suara Brian agar Dara bisa mendengarkan obrolan mereka.

Mendengar kabar suaminya, Dara yang sedang berdiri hampir limbung dengan menggendong Alana, namun Icad segera memeganggi tubuhnya. Kabar itu membuat hatinya tersayat. Dia menuduh Yudanta merencanakan ini, saat suaminya itu tidak tau apa jika Alana diculik oleh Galih.

Mereka segera pergi ke rumah sakit. Saat sampai Dara tidak bisa langsung melihat kondisi Yudanta yang masih dibantu petugas medis di dalam ruangan. Kondisinya benar-benar kritis, seperti kondisi Juan yang memang tak sadarkan diri sesaat setelah Truk itu menabrak mobil yang mereka tumpangi.

"Bagaimana bisa Mas Yuda bersama Juan? Apa yang dia lakukan pada suamiku?" Dara bertanya pada Brian yang menemukan Yudanta.

"Entalah, aku menemukan mereka saat kecelakaan terjadi. Sepertinya mereka mengejar Galih karena di jalur yang sama mobil Galih menabrak pohon," jelas Brian.

"Lalu bagaimana kondisi Juan?" tanya Anggun.

"Dokter menyatakan hilang kesadaran pada Juan. Dia mengalami luka parah, ada luka tembak di perutnya, itu yang menyebabkan Juan banyak kehilangan darah. Entah apa yang terjadi pada mereka sebelumnya. Yuda tidak menjawab teleponku sama sekali sebelum kejadian ini." Dara hanya diam mendengar penjelasan Brian. Dia merasa bersalah sudah membiarkan Yudanta pergi begitu saja.

Budak Nafsu (Ketua Gangster)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang