"Manusia, apabila ia sudah menunjuk seseorang, itu bukan untuk orang itu tetapi untuk kepuasannya sendiri"
_Ta_"Manusia di luar sana bukan lah manusia yang keluar dengan jati diri mereka, mereka semua menggunakan topeng pembatas kesedihan dan dukanya. Jangan berpikir mereka tersenyum dan tertawa dengan kalian itu karena mereka bahagia."
_Ta_***
Ta akhirnya menjadi bendahara kelas itu, mengumpulkan uang kas dan mengeluarkan uang kas untuk keperluan kelas. Jujur hitung-hitungan Ta tidak lah pintar, terkecuali urusan uang, yah, walaupun uang di pikirannya hanyalah kertas yang bernilai.
Di dalam kelas Ta terkadang tidak fokus dengan pelajarannya, kenapa? Ia selalu di bandingkan dan beberapa tangan di bawah lantai menganggunya. Setiap pelajaran ia selalu menaikkan kedua kakinya dan duduk bersila di atas kursi. Di bandingkan maksudnya adalah beberapa guru smp itu membandingkan dia dengan kakak nya yang terbilang aktif dan cerdas selalu di mulai dengan di bandingkan.
Ta sekarang juga mulai merasakan aura di belakangnya sangatlah menganggu, kelam dan luas. Itulah yang membuatnya tambah tertekan di kelas itu.
Ta juga memiliki kebiasaan untuk memanggil guru, kebetulan ruang guru dekat sehingga tinggal berlari kecil saja sudah sampai. Ketua kelas dan wakil entah kenapa selalu menunjuknya untuk memanggil guru dan menanyakan keterlambatan guru gara-gara beberapa guru lebih mengenal Adik dari orang cerdas.
***
Pagi hari yang biasanya Ta berjalan masuk ke sekolah dengan biasa, ketika ia melihat ke kedua pohon di samping masuk kantin, tidak ada satupun, wanita yang melayang, tembus pandang dan sangat cantik itu tidak ada.
Padahal dengan menatap wanita cantik itu sangat menyejukan, ketika ia menoleh berjalan lalu dari kedua pohon itu, suara tawaan mencekam terdengar.
Di kedua pohon itu muncul api besar, padahal tadi tidak ada, Ta melihat ke kiri dan ke kanan. Tidak ada satupun yang melihat ada api terbang dan sangat besar begitu.
Banyak yang tertawa ketika Ta mulai berbicara kosong dengan hal yang tidak di tampaki manusia pada umumnya, jadi ia sekarang tidak berani berbicara dan hanya menoleh kiri kanan dan berlari dari sana.
Setelah ia memasuki kelas ia duduk dan kembali menaikan kakinya. "Oi, Ta," sapa Mi yang baru datang menaruhkan tas nya, Ta melihat ke belakang Mi tampaknya hari ini dia senang.
"Tahu, besok aku akan ke salon sama ibuku!" Ucapnya sambil tersenyum merekah dan Ta mengangguk saja.
"Aku juga akan membeli tas baru, seragam baru dan selamat tinggal baju Sd."
"Bukannya kita akan dapat seragam dari sekolah?" Tanya Ta.
"Hum...kan kita masuk ke Smp sekrang gak mau ah, pakai baju Sd terus, katanya yah baju Smp akan datang 2 bulan lagi!" Bisik Mi.
Ta melirik ke samping lalu tertawa saja. Apa yang membuat ia tertawa? Qorin atau sering terdengar dan di sebut Korim. Qorin Mi mengatakan bahwa Mi bohong.
Yah, dari pada mempermasalahkan hal kecil lebih baik di biarkan saja, toh orangnya berbohong untuk kepuasan dirinya sendiri, apa salahnya.