Pelet dan Restu

1.6K 155 48
                                    

"Ketika cinta menggunakan pelet, cinta tidak akan bertahan dengan pelet, walaupun akan lama, tapi pasti akan tersiksa."

_TA_

***

"Uhmmm, jadi?"

"Ya, aku ingin anak ku putus dengan pacarnya." Ulangnya dengan nata yang berapi ehm, semangat maksudku.

"Eeee, jadi?" Aku melihat ke ibu-ibu sosialita yang sudah insyaf.

"Gini loh Di, kamu jelasin dulu masalahnya."

"Ah, ia," dia mengangguk cepat "mbak, saya punya anak, satu dan ia lelaki."

Aku menunggu penjelasannya dengan melihat ke Qorin nya.

"Dia sudah berpacaran malah sudah berencana melamar pacarnya tahun baru ini namanya xixi, tapi, sebulan mengeutarakan rencananya kepada ku tiba-tiba keduanya putus tanpa sebab, bertengkar pun tidak, ada masalah pun tidak, xixi pacarnya itu pun bingung ada apa dengan anak saya satu itu, anak itu pendiam dan tidak pernah ada masalah wanita selain si xixi dan saya setuju dengan pacarnya yang lama itu.

Tiba-tiba besoknya memutuskan ia berpacaran dengan anak Sma, yang baru di kenalnya dan itu jangka waktunya sangat cepat."

"Cinta siapa yang tahu buk?" Tanya ku.

"Tidak, bukan, pasti bukan cinta, saya tahu benar anak saya satu itu."

Aku hanya bisa tertawa dalam hati, tapi qorinnya tidak mengatakan semua perkataan temannya ini bohong.

"Jadi gimana mbak Ta? Apa yang harus ku lakukan?"

"Mau di kartu terlebih dahulu?" Tanya ku balik.

"Ahhh, ya, di ramal aja dulu Di," setuju ibu-ibu insyaf itu.

"Ah, boleh." Ia ikut setuju.

"Hmm, siapa nama mu?"

"Nama asli atau nama panggilan?"

"Asli."

"*********." Ibu-ibu itu mengeluarkan kata-kata sangat cepat.

"Uhmm? Apa?"

"*********."

"Hei, mbak Ta bukan orang cina! Pelan-pelan." Pukul si insyaf.

"Eh? Ia yah?" Dia terkejut dan aku tertawa terpaksa. Setelah ia menyebutkan namanya secara pelan dia memanggi ku.

"Ku kira mbak Ta orang kami, putih dan matanya sipit." Lanjutnya.

"Ia yah, mbak ta putih sangat." Potong si insyaf.

"Aku berjilbab dari sd, alhamdullilah mungkin karena itu." Penjelasan singkat ku membuat mereka mengerti.

Kami mengartu dan hasilnya membuat aku yakin dengan semua perkataannya. Setelah mengartu sesi curhat kembali di buka.

"Tahu gak mbak Ta, si mantan pacar anak ku itu Xixi, kasihan loh mbak, sampai sekarang dia galau, dan lagi yah mbak masak masih putus anak ku masih aja meminta bantuan Xixi, dari nyuci baju, masak, cari makanan, jalan semua kegiatan anak ku itu, mau lamaran loh mbak, masak tiba-tiba gitu dianya..."

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang