SIAL

1.6K 140 52
                                    

"Ada saatnya musibah itu membawa berkah, kenapa? Karena kebanyakan orang mengingat TUHANnya ketika terkena musibah."

_TA_

***

"...ketika mobil ini terjual, sumbangkan lah seiklas kalian ke panti jompo," ucap ku dengan menatap pasangan itu "iklas yang ku maksud takarannya hanya ada pada kalian, kalau iklas kalian cuma 1000 berikan 1000, kalau iklas kalian 10000, kasih 10000,"

"Gampang lah itu!" Potong sang bapak dan istrinya bahagia sambil mengangguk.

"Aku belum selesai bicara!" Ucap ku menghentikan semangat mereka. Mereka langsung menatap ku kembali "tidak kau kerjakan kau celaka!" Ultimatum yang sangat jarang ku gunakan karena aku termasuk yang pahit lidah.

"Tenang lah, gampang itu. Tinggal nyari panti jompo saja kan!!" Ucap sang bapak yang percaya diri. Akhirnya pembicaraan membahas tentang keberadaan panti jompo di kota kami.

Yah, selebihnya aku membersihkan jinn yang menempel di dalam mobil dan sekaligus membersihkan mobil itu. Sampai waktu berjalan sebulan berlalu.

***

Di kampus, seperti biasa aku duduk mendownload. Tiba-tiba anggota markas yang muda datang langsung kepada ku.

"Kak Ta, Kak Ta!!!" Ia melincur dari pintu lurus ke tempat aku berada melewati banyak orang yang berbaring, duduk dan sebagiannya yang marah.

"Aishh!!! Ngantri!!! Kak Ta habis download itu mau ngartu dengan ku!!!" Ucap anggota yang duduk di sebelah ku.

Mulai mereka ribut dengan antrian, karena hari ini Ls masuk ke kelas pidananya sampai sore yang ada hanya Al yang cukup tenang dan lebih memilih mingkem.

"Udah... mana kartunya ambil dulu!" Ucap Al adem.

"Ih, aku cuma mau cerita aja dulu sama kak Ta!!!" Tegasnya yang baru datang.

"Kenapa?" Tanya ku.

Ia langsung duduk mendengar aku yang sudah berbalik melihat ke arah para penunggu markas itu.

"Gi, gini kak Ta, baru saja kemarin keluarga kami terkena musibah terus menerus..."

"Hm..." gumam ku sambil melirik ke arah leptop sesekali.

"Nah, ceritanya sekitar seminggu yang lalu nih kak Ta, abang saya," Mulainya bercerita "abang saya kan bantu-bantu bapak sama mamak saya Kak Ta, jadi waktu itu lagi manjat."

"Tunggu, apa hubungannya bantu mama bapak mu tapi dia malah manjat??" Tanya ku hampir ke melotot.

"Ya, dia ngambil kelapa gitu Kak Ta."

"Ohh, jualan? Lanjut terus."

"Nah, lagi ngambil kelapa jatuh Kak Ta,"

"Ha, kecelakaan kerja." Angguk ku.

"Eh ketimba tangganya Kak Ta."

Hm, seperti aku pernah mendengar pepeatah tentang ini cerita, batin ku sambil berpikir apa pepatahnya.

"Wueeh, ada yah, udah jatuh ketimba tangga!" Tawa yang lain.

Ah, ya itu, pepatahnya! Batin ku menjawab, aku mengangguk.

"Ish, la, serius ini!!!" Rajuk yang bercerita "lanjut yah kak."

"Hm, silahkan."

"Nah, setelah itu dia istirahat lah di rumah kak, mama minta bantui memasang bolam lampu, eh dia kesentrum kak sampai punggungnya mutung!"

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang