TA 0 (zero)

909 79 26
                                    

N.B Ta

Assalamu'alaikum

🎉🎉Yo yo yo 🎉🎉
🎂🎂🎂🎂🎂

Ta di sini, cerita ini bukan kelanjutan tapi Zero nya Ta.

Ini cerita Ta sebelum di lahirkan? Lagi lahir?

Yaps, ini PoV nya mama Ta tercinta. Ia bela-belain menulis

Ku persembahkan, kisah Ta dari sudut pandang mama sewaktu lahir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ku persembahkan, kisah Ta dari sudut pandang mama sewaktu lahir.

Cekidoooottt

*****""*****

Pagi sekali, pukul 3 dini hari, mobil dinas TNI-AD melaju dengan kencang membelah dinginnya embun pagi yang menyelimuti kota.

Ya, waktu itu dingin sekali.

(Wuidiihh, bahasa mak ku tinggi cuyy, ngeri kali ngetiknya, kalah anaknya 😂🤣)

Tanggal 25 april, tanggal itu yang sekarang tertera di KTP nya.

Terasa menyengat bau obat-obatan yang ada di rumah sakit DKT kala itu, tak butuh waktu lama untuk mengenalinya.

Suster mulai sibuk menjalankan tugasnya. Ya, tugas mereka untuk membantu lahirnya seorang bayi mungil yang beratnya hanya 2,9 gram. Tidak prematur membuat lega hati.

Ibu muda itu, sebagaimana ibu-ibu yang telah melahirkan diantara sadar mendengar pembicaraan bidan Rayhan yang membantunya bersalin.

(Ehmm, oi, nama bidannya dihapus gak mak :v)

"Pak anaknya sudah lahir." Ucap bidan itu segera memberitahukan kabar gembira.

Lelaki muda itupun bertanya "lelaki atau perempuan?"

Ibu yang antara sadar mendengar itu langsung berpikiran 'lelaki ataupun perempuan sama saja, yang penting selamat' batinnya di kala itu.

Sontak saja bidan Rayhan itu menjawab "belum tahu pak!"

"Hah? Masak gak tahu buk?" Lelaki muda itu tampak lebih terkejut dengan penuturan jujur sang bidan.

Ya, Ta waktu itu lahir dan keluar di dalam placenta.

(Placenta = tembuni adalah suatu organ dalam kandungan pada masa kehamilan. Pertumbuhan dan perkeorganmbangan plasenta penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin, search google)

Bayi dalam placenta 50cm panjangnya itu pun di buka perlahan oleh sang bidan. Dalam keadaan ari-ari terbelit di lehernya ia sehat-sehat saja. Baru di ketahui lah bayi itu perempuan.

Di hari itu di antara bayi lainnya, hanya Ta lah bidadari mungil.

(Ya iyalah, yang lain bayi cowok 😅)

Perempuan? Batin ibu-ibu itu.

Ia teringat di kala mengandung dia mendatangi nenek urut.

Nenek itupun tiba-tiba bertanya kepada nya.

"Anak pertamanya laki-laki atau perempuan bu?" Tanya nenek-nenek itu.

Ibu-ibu itu segera menjawab "lelaki nek."

Sang nenek tampak menyentuh perut dan segera berkata " nak, tempat bayi mu ini 'menempati' tempat laki-laki, biar ku pindahkan ke tempat dudukan perempuan."

Ibu muda itu yang tidak mengerti apa yang di katakan nenek itu hanya diam saja, yang ia pikirkan hanyalah keselamatan bayi yang kini ada di dalam perutnya.

Nenek tua itu entah siapa namanya, tapi di kampung itu nenek itu di kenal dengan nama mbah kompor. Di masa itu belum ada kompor gas, suami sang mbah kompor berjualan kompor minyak di masa itu, karena itu namanya di kenal seperti itu.

Setelah meninggal suami mbah kompor, yang melanjutkan jualan kompor minyak adalah mbah itu dan anaknya.

Mbah kompor janda tua itu banyak pasiennya, dia pula tidak membuat tarif untuk jasa-jasanya, hanya suka rela.

Perawakannya yang langsing dan sorot mata yang teduh membuat nyaman.

*****

Kini sudah menyampai rumah, Ta kecil sangat kecil di bedung. Ibu komandan kompi kala itu yang mengajari membedong baby Ta.

(Ini mana yang benar bahasanya bedung apa bedong? 😅🤣😂 Ada yang tempe?)

Tak ada yang terlalu menyedihkan kala itu tapi Ta yang tiba-tiba demam tinggi membuat ibu itu panik.

(Dih, langsung loncat sakit :v 😅)

Pertepan TNI operasi seroja di timur-timur, sehingga suami tidak dapat mendampingi menambah pilu ibu itu. Ia segera membawa anaknya ke rumah sakit. Di kala itu Ta di pasangi impus di kakinya yang mungil membuat hati ibu itu sedih.

Setelah ia sembuh sungguh lega karena tidak ada sakit yang membutuhkan perawatan intensif.

7 bulan 20 hari, sang ibu pulang ke desa nya, karena suami masih mengerjakan tugas di timur-timur waktu itu, ia memutuskan untuk ke keluarganya sementara.

Tapi, mengasuh bayi dan anak lelakinya yang TK di atas bus membuat bayi Ta kembali sakit.

Hujan turun begitu deras, petir tidak menciutkan hati ibu muda itu tuk melalui lorong gelap menuju rumah sakit umum kota-bumi lampung.

Bayi Ta kembali sakit demam tinggi dan tangan kakinya dingin. Kaki mungilnya itu di masukan ke mulut ibu itu secara bergantian agar bayinya tetap hangat dan lalu bergiliran dengan tangan seterusnya.

Ya, Allah, sembuh kan lah anak ku. Batinnya berteriak.

Ia tidak habis pikir membawa anak-anak seperti di perjalanan membuat anaknya seperti ini. Ia sangat menyesal.

Dalam kesulitan itu pula ada yang berencana menipu ibu muda itu, dulu, BPjS ataupun RIS(?) Umum tidak ada. Untungnya ibu itu tida termakan penipu itu dan tetap merawat bayinya.

Pembayaran rumah sakit umum di kala itu, membuat ibu muda itu menebus dengan menjualkan emasnya 12gram.

Baginya emas bisa di cari keselamatan dan bayi Ta lebih dari segalanya.

Setelah sembuh, dari sana, ibu muda itu mengambil jeda untuk kembali ke rumahnya, karena trouma akan membuat bayi mungil itu sakit kembali.

Sembari melihat bayi nya ibu itu berdoa. Tapi ibu itu tahu apabila terlalu banyak membuat harapan, kasihan bayi Ta masih kecil.

Ibu itu tersenyum "Sehat lah"

***

End

***

Kamis
25.04.19

_TA_0ZERO_

***

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang