Teman (3)

2K 159 31
                                    

"Berapa jumlah sahabat mu wahai Ali?"

"Nanti akan aku hitung apabila aku dalam kesulitan."

_Ali bin Abi Thalib_

***

Tidak begitu lama untuk berteman dengan kelompok ku yang baru ini. Herannya kali ini teman ku kelompok perempuan bukan lagi tambahan teman lelaki.

Mereka mengerti sekali dengan sikap ku yang menggunakan headsets, cuek, ceroboh, acak-acakan(dalam mengerjakan tugas), dan sangat ceplas-ceplos.

Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan ku keluarkan saja, tentu aku melihat mereka menerima atau tidaknya dengan berbincang dengan qorin mereka.

2 dari mereka adalah anggota dari Ksr Pmi, tidak jarang aku mengekor mereka duduk di basecampnya Ksr. Aku tidak terlalu mendalami organisasi pmr ku sewaktu Smp karena di Smk ku dulu Pmr nyaris tidak ada.

Teman ku satu lagi aktif di organisasi keislaman yang ada di kampus. Sampai ketika kami duduk-duduk seorang adik angkatannya bertanya kepadanya.

Adik angkatan itu menatapku heran dan senyum-senyum masem. Segera ia berbisik ke teman ku yang satu itu.

"Kak, kakak tahu tidak teman kakak yang itu mengikuti Hmi?"

Teman ku heran "memang kenapa?"

"Dia Hmi dan kakak mau berteman dengannya?" Tanya si adik itu dengan suara berbisik tetapi terdengar oleh ku yang tidak jauh dari mereka duduk.

Walaupun aku memasang headsets karena sedang berbicara dengan teman ku yang satu lagi membahas tentang download detektive conan aku mengecilkan suara dan terdengar.

"Apa hubungannya pertemanan dengan organisasi? Jadi mentang-mentang dia anak Hmi aku harus tidak berteman begitu dengannya?" Perotes teman ku itu tampak sangat kesal.

Ya, aku mengikuti Lk1 Hmi, kebetulan karena abang ku pun master di sana, ilmu dan teman Hmi ku pun insyallah masih melekat waktu itu entah kalau sekarang udah jarang hehe.

Fakultas kami sangat panas apabila adanya pemilihan guburnur hukum. Entah dengan politik dan sebagiannya. Hmi di pandang ancaman besar bagi organisasi teman ku yang satu itu.

Teman ku menghela napas lalu menjawab "inilah bedannya kami, ada anak Ksr, ada aku dan ada anak Hmi, jadinya gak monoton, gak boring" Tegasnya.

Adik itu hanya memasang senyum saja lalu melirik-lirik ku.

Ada apa sih, aku tidak terlalu mengikuti politik univ waktu itu menjadi anggota saja sudah cukup. Toh, dua organisasi ini sama-sama organisasi beragama islam, semuanya muslim, kenapa harus bertengkar satu sama lain?

Itu yang selalu di dalam pikiran ku waktu itu. Untuk kepentingan politiknya yah, biarkan sajalah pikirku waktu itu.

Memang agak sedikit aneh apabila membahas kepintingan di organisasi islam yang ada di kampus, bukannya bersatu tapi malah saling menjatuhkan, terkadang bahkan memburukan yang lainnya.

Yang ku ketahui Hmi adalah organisasi mahasiswa islam yang paling lama, lalu baru muncul organisasi lainnya dari pecahan Hmi itu juga.

Tapi, entahlah aku tidak mau ambil pusing dengan keanarkisan mereka ketika pemilihan.

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang