KKN TA (18)

1.5K 160 21
                                    

"Tidak ada balasan kebaikan, kecuali kebaikan (pula)."

_Q.S, Ar-Rahman : 60_

***

Setelah berpuas ria berfoto-foto kami pergi mencari bunga. Di sekitar danau banyak sekali rumah-rumah di sana yang menanam bunga dan sebagiannya.

Kami ke rumah-rumah desa meminta izin mengambil bibit bunga. Aku hanya membantu mengambil yang sudah di cabut saja (heheheh, cangkul urusan lelaki, walaupun De yang perkasa ikut mencabut tanaman.)

Karena tidak mungkin bawa banyak, karena kepikiran bagaimana kami akan duduk di pick up nanti. Kami mengambil bibit seperlunya dan menghitung TOGA di desa berpikiran akan pas atau tidaknya tanaman itu di sana.

Bunga, tanaman herbal dan banyak yang lainnya.

Setelah itu kami berputar alih kembali ke posko. Di perjalanan aku melihat dengan jelas, si DL yang tadinya berkeringatan dari danau audah mulai pulih.

Heheheh, nanti kalau pulang aja ku ceritakan. Batin ku waktu itu.

Tapi, ketika memasuki wilayah rumah hitam, DL tampak berhenti sejenak di tempat yang gosong sambil melambaikan tangannya.

Apa yang ingin di lakukan anak satu itu!!!!!

***

Sampai di posko, yang menggunakan motor tampak belum pulang juga, aduh, si DL pasti mengerjakan sesuatu di sana.

Seharusnya aku naik motor juga aja tadi! Pasti seru.

"Ta, motongnya ke samping!" Peringatan turun dari mulut De, kami sedang memilah tanaman.

"Sip De." Angguk ku lalu kembali fokus ke tanaman.

"Besok langsung kita tanam, sekaligus bersih-bersih toga." Pesan De mengingatkan kembali, sepulang dari sana dan sampai ia ceriwis tentang toga ini.

Yah, bagaimanapun dia yang terlatih dan pengetahuanya yang paling tahu.

Gadis desa de, hehehe.

Suara motor yang ramai mulai memenuhi lapangan depan atau lebih tepatnya di samping rumah panggung.

DL tampak pucat kembali.

Heh, rasain, gak ngajak, batin ku sambil tersenyum tipis.

DL melihat ku lalu tersebyum pahit "madam lagi senang nihhh," sindirnya "perlu di introgasi panjang nih..."

Eekkk!!! Gak ketahuan kan? Yang di danau itu?

DL hanya senyum-senyum lalu masuk ke kamar lelaki.

Aku melihat incarannya, "tadi kenapa berhenti di sana?"

"Entah Ta, dia bilang mau nyari tempat yang gosong yang kamu lihat... Kami pelan-pelan di sana, tapi dapat foto-foto di sana, hehehe" jawab nya senang dan menyodorkan kamera.

Hmmmm, nyari? Ia beneran tidak melihat? Dasar harimau satu itu! Untuk apa mencari yang tidak terlihat.

Di depannya saja seperti di danau ia hanya bisa berintuisi.

Ah, ngomong-ngomong. Akupun sudah bernegosiasi dengan anak perempuan yang ingin mengikuti ku itu.

Aku menaruhnya di salah satu pohon yang menurutku aman dan ia suka di sana.

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang