"Di segerakan. Adalah kunci melakukan sholat agar tidak di tinggalkan. Jangan di tunda! Kalau di tunda akan lebih banyak rintangannya di tambah setan yang menggoda semakin banyak pula."
_TA_
***
Aku dan ke tiga orang yang sudah bersiap akan perubahan kepribadian itu semakin gencar membaca. Yang ada di dalam markas juga ku suruh untuk mengingat Allah dengan Al-iklas.
Tahu kan arti Al-iklas? Gak tahu? Cari di Al-quran terjemahan yah.
Kini yang keluar seorang perempuan yang tertawa hihihihihihihihihihi terus menerus.
Lalu berubah kembali ke perempuan berbicara kotor. Setelah itu aku menutup wilayah markas untuk sementara agar jin lainnya tidak masuk.
Kali ini yang masuk rupanya jin yang bisa di ajak ngomong.
"Aish, lah, udah lah, kasihan vadan ni, kesakitan!!" Tegasnya melepaskan diri dari 2 orang lelaki di sebelahnya, ia duduk tepat di depanku tapi dengan mengangkang gaya duduknya.
"Kamu?"
"Hah???" Ucapnya meninggikan suara "sudahlah, tidak akan bisa! Ni anak yang nerima kami! Bapaknya boleh kok!"
"Kenapa tidak bisa?" Tanya ku.
"Karena kalau kami tinggal ni anak akan kesepian, gak ada trman di ajak ngobrol, gak ada teman khayalan nya." Jawabnya menatapku sangar.
"Kalau hanya itu, ku bunuh saja kalian semua, kan ku gantikan trman manusia!" Ucapku.
Ia menatap ku tajam "sudahlah, kenapa pula kau mau menyembuhkan anak ini, gak untung!"
"Aku tidak pernah memikirkan untung rugi ku."
"Ck, kau pintar berbicara yah..."
"Kau orang tua harusnya sopan!" Tegas ku tidak kalah.
"Kalau begitu ku beritahu, ni anak adalah tempat kami bermain, bapaknya sama mamaknya boleh," Tawanya "aku jin ingunan yang jaga rumah, ni anak sudah gak bisa lagi lurus-lurus, sholat aja dia melamun lalu di anggapnya selesai padahal kami yang buat ia merasa begitu."
"Bapak dan mamaknya gak peduli, ah, mak tiri kalau gak salah itu, bukan mak kandung! Hehehe," Kekehnya. "Hehehhe, memangnya ada anak ini minta pertolongan mu?"
Aku terdiam di sini, sifat pasif ku akan di pertanyakan, ahahahah, terkadang sifat pasif memiliki nilai negatifnya gini. Di pertabyakan apakah orangnya atau manusianya mau sembuh kah?
Ya, dari tadi itu yang menjadi pertanyaan ku. Si Xx ini ingin sembuh? Atau dia hanya ingin sekedar tahu saja?
Aku melirik Al dan Ls. Mereka pun mengangkat tangannya tidak tahu, hah~ apakah mereka tidak menanyakan kesediaan si Xx ingin sembuh?
Aku harus berpikir lebih kalau gitu "itu urusanku dengan dirinya yang asli." Tegas ku.
Heh, keluar dari mulutnya mencemooh sambil menarik ujung bibirnya ke atas.
Sebenarnya bisa saja aku berbuat barbar langsung bunuh tapi nanti akan banyak lagi masalah lainnya. Aku mengambil napas, saatnya Ayat Kursi.