Prediksi vs Ramalan (2)

2.3K 188 16
                                    

***

Selama smp, Ku anggap yang ku lihat di rumah tempat tukang kopi itu hanya mainan kartu. Karena dapat keyakinan dari datuk suatu hari berguna aku hanya mencoba untuk melakukannya/melihatnya diam-diam.

Banyak masalah yang tidak perlu di sebutkan terlewati dan walaupun dalam prosesnya banyak sekali kekecewaan dengan manusia mrmang sangat menyakitkan.

Tapi setiap malamnya sangat damai, entah itu karena bacaan sebelum tidurmu yang mulai terbiasa ku hapalkan dan karena ketika tidurlah masalah duniawi menghilang.

Ramalan-ramalanku yang tadinya ku anggap main-main semua kejadian dan aku memutuskan untuk tidak melanjutkannya. Bagaimanapun tenti sangat takut mengetahui apa yang akan terjadi itu, yang ku lakukan hanyalah main kartu, bukan melihat masa depan karena letakutan itu Smp ku sembunyikan semua dari mama ku dan memendam segalanya.

'Kau sudah bertemu dengan datuk yah?'

"Ya."

Perempuan cantik dan melayang itu yersenyum senang gaunnya melambai-lambai padahal tidak ada angin pada pagi itu.

'Ada yang ia katakan tentang ku?'

"Tidak." Pede sekali, batin ku.

Senyumnya hilang sebentar dan timbul kembali 'kalau begitu ya sudah.' Tegasnya menghilang dari hadapan ku ke arah kantin.

Ia ingin makan, batin ku langusng berjalan takut-takut ke dalam kelas.

Sesuai prediksi kartu, aku terkena hukum karena tidak membuat Pr oleh guru bahasa indonesia dan sekrang aku duduk di taman di usir oleh guru sebelum membuat Pr.

Banyak orang yang membuat Pr memelih berkelompok, sayangnya dari geng teman smp ku hanya aku yang tidak mengerjakan Pr.

"Woi, menyingkir, aku mau duduk di sana!"

Ah, kartu perempuan hitam yang akan bertemu dan membuat mood tambah buruk dia, batin ku langsung berdiri dari tempat duduk taman dan pergi ke perpustakaan yang jauh dari kelas.

***

S

etelah dari Smp, ku putuskan untuk tidak mengikuti jejak abang ku ke Sma nya, aku memasuki SMK. Ya, sekolah kejuruan, pertamanya niat ku ingin masuk ke tata boga.

Mama ku menolak dan mengatakan soal masak memasak mak ku jagonya. Karena itu, aku pun masuk ke Tata kecantikan.

Masuk kejuruan dulu sangat ketat, karena Smk di kota itu baru hanya 4 Smk dan peminatnya banyak juga tetapi yang di ambil atau di terima sedikit.

Aku lulus murni masuk di sana dan sewaktu introgasi ah, maksudku seperti interview aku memilih kulit sehingga aku pun masuk Tata Kecantikan bagian Kulit.

Di Smk aku berpindah dari geng gahul/gaul ke gang cupu karena tidak sanggup bagaimanapun uang yang mereka miliki dan gaya hidup mereka terbilang anak tajir.

Anehnya di kelas pun kini aku menjadi salah satu yang ikut berpartisipasi alias menjadi sekretaris kelas.

Dengan tulisan cakar ayam (tulisan ku tidak bagus) aku menjadi sekretaris selama kelas satu, aku sangat dekat dengan guru-guru dan di puji. Walaupun begitu yang miris di kelas ku karena berisi perempuan semua kelas di bagi-bagi beberapa geng.

Karena itu tadi di atas ku sebutkan kasta ku (lol). Satu, anak-anak tajir atau geng gahul selalu duduk di pojok depan sebelah kiri kelas, geng pintar duduk di depan sebelah kanan kelas, geng model (modern) belakang sebelah kiri dan geng cupu di belakang kanan.

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang