***
Wanita yang tidak terlalu tua, malah lebih ke jiwa muda, pakaian, make up dan gayanya. Ibu-ibu sosialita ini datang dengan alasan pertama.
"Aku ingin meramal." Ucap teman ku tanpa mengenalkan ibu-ibu itu.
"Ya, lalu, pacar?"
"Ya, Ta, pacar ku menghilang!"
Uwa, pacar menghilang, batin ku. Temanku satu ini berpacaran jauh alias LDR dengan sang cowoknya yang sedang kerja di papua. Sesekali ia tunjukan foto cowok nya terus menerus setiap ia datang.
Cowoknya tipe yang sangat kepo alias posesif, sedikit-sedikit menelpon, sedikit-sedikit sms, setiap satu jam selalu saja ada hal-hal yang di tanya, bahkan di line ia selalu minta di fotoin sedang apa si ceweknya ini.
Dan tiba-tiba menghilang? Cowok posesive itu? Jujur saya benci cowok posesive lol, tapi yah setiap orang beda-beda tipe kesukaan.
Ia meramal hampir segalanya tentang cowok nya ini. Sampai akhirnya ia minta aku bertindak agar si cowok mengabarinya juga dan ia pun menyuruh temannya untuk turun.
"Di, kamu ngeramal, selagi aku beli yang ia suruh dan jajan."
"Ia deh coba-coba." Semangatnya.
"Dengan ku jangan coba-coba." Ucap ku membuat keduanya diam.
"Gak gak Ta, masih baru, dia gak ngerti." Teman ku ketakutan dan mencoba menjelaskan.
Aku hanya menghela napas saja dan merasa bad mood.
"A, aku tungguin deh," ucapnya takut meninggalkan nih orang berdua dengan ku. Dia mengetahui sekali omongan ku yang ceplas ceplos dan tidak memandang ia lebih tua atau tidak.
Semakin dia melakukan hal tidak sopan menurut ku, semakin aku ngomong ceplas ceplos pula.
Aku meberikan penjelasan prediksi atau meramal ku seperti biasa, aku menyuruhnya menganggap semua yang akan ku baca nanti hanya prediksi semata anggap hanya main-main serius.
Di bacaan pertama ia membahas bisnis nya dan aku mengatakan ia tidak memiliki bisnis, walaupun punya tidak akan ada pemasukan malah keluar terus dan ia mengakui benar yang ku katakan.
Apa-apaan, orang ini, dia ingin mencoba? Seperti yang ia katakan tadi?
Aku bertambah bad mood, mengetahui itu teman ku langsung membahas roti coklat dan sebagian makanan yang ku sukai.
Bacaan kedua, tentang bisnis suaminya. Ya, suaminya berkerja tetapi tampaknya sedang dalam kesulitan dan ia mengakui itu juga.
Istri yang hanya membuat pengeluaran terus menerus dan suami yang berkerja dan mrngalami kesulitan.
Ketiga, ia ingin aku membaca bisnis besar suaminya yang sedang dalam pengkerjaan dan kata dia uangnya bisa mencapai ratusan juta.
No, kartu yang terbuka semuanya hitam. Aku terkejut kartu yang sangat sial muncul di sana, suami nya dalam keadaan sial.
Ibu-ibu itu langsung ketakutan, entah apa yang ia pikirkan tapi Qorin nya tertawa mengejek nya. Jarang ada Qorin yang mensyukuri ke sialan manusia yang ia temani.
Kecuali, memang ini orang tidak pernah mendengarkan bisikan hati nya yang baik. Dorongan kebaikannya yang nol.
Ia memohon kepadaku untuk meramal satu kali lagi saja sebagai bonus.
Aku sangat jarang memberikan bonus kepada pasien-pasien ku, apa lagi untuk orang baru yang ingin mencoba ku ini.
Ku tolak dengan tegas dan acuh itu kata teman ku yang datang bersama ibu-ibu itu.