KKN TA (14)

1.3K 163 13
                                    

***

Aku kebingungan menangkat motor yang lumayan berat, DL masih mengambil nyawanya yang setengah pergi akibat syok jatuh.

Tak peduli hujan sedang deras-derasnya kami sama-sama diam.

"Mbak!!! Bang!!!"

Suara teriakan tiba-tiba membuat kami terbangun dari diam.

"Gak apa bang??" Rupanya masih ada pemuda yang tadi bersama kami di atas(lapangan). Mereka belum pulang duluan?

"Oh, ya, ya, tidak apa, hanya terpeleset." Ucap DL cepat. Mulai mendirikan kembali motor.

Aku masih mengingat keadaan DL tadi tertimpa motor. Tapi anak satu itu berdiri kembali, mungkin nyawanya sudah terkumpul semua.

Pemuda itu tampak ragu meninggalkan kami, tapi mereka masih berada di atas motor bebek mereka.

"Jalanan nya licin bang, hati-hati, bukan jalanan aspal." Ingat pemuda itu.

DL hanya menjawab dengan tawa terpaksa saja, tapi tampak wajahnya mendeteksi hal lain.

Ia melihat ke arah ku sebentar lalu melihat ke pemuda itu.

"Silahkan duluan, kami sudah tidak apa."

"!?" Aku bertanya-tanya dalam hati, ini maksud tidak apa si DL apaan? Baru saja terlempar dari atas motor bahkan tertimpa tidak apa?

Lagi pemuda itu tampak ragu, kalau penglihatan Qorim nya sih mereka ingin menolong, tapi entah kenapa kok si DL melayangkan sinyal hati-hati.

"Silahkan duluan." Anjuran DL sambil melayangkan senyum.

Ni anak pasti sedang merencanakan sesuatu.

Tanpa pikir panjang mereka pergi duluan.

Aku melihat ke DL yang kembali merintih sakit di kakinya dan tentu saja ia membanting kembali motor.

"Motor sialan berat banget!"

"Ahahahha." Aku tertawa terpaksa, setelah pergi pemuda itu, DL mendumel.

Apa maksudnya membiarkan para pemuda itu duluan sedangkan ia sakit di kaki gitu, berdarah lagi.

"Ayo DL kita pergi..."

Mata anak itu berubah, aku agak terkejut dan mundur.

Waduh, pada saat gini keluar!!!? Batin ku waktu itu.

Matanya seperti mencari sesuatu, menelusuri sekitar kami.

Ada apa? Kenapa dia tiba-tiba sangat waspada? Tidak, dia dari tadi memang waspada.

Aku ikut melihat ke sekeliling. Hanya hutan lebat dan rumput-tumput tinggi. Hujan menulikan segala skitar suara, jadi aku tidak bisa mendengar apapun kecuali suara hujan yang deras.

"...1...2...2?" DL bergumam setelah itu melihat ku "...bisa ku kalahkan, tapi mungkin kau akan tertinggal."

"HAH!!!!" Histeris ku, entah yang ku dengar hanya tertinggal.

Ni orang mau meninggalkan ku di sini??? Kurang wajar!!!! Batin ku.

"Woi, DL..."

Ingin ku marah terhenti karena ia mendekatkan jari telunjuknya ke bibirnya, mengisaratkan agar aku segera diam.

Bunyi rerumputan tinggi tergeser dan bergerak. Bunyi sesuatu yang datang perlahan, kaki manusia?

Apa ini? Kok aku mendapatkan firasat yang buruk.

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang