Teman

1.9K 160 21
                                    

"Selagi dapat membantu saya akan membantu sebisa saya, saya hanya perantara dan saya meminta semuanya dengan Allah. Karena itu apabila sembuh bersyukurlah kepada Allah."
-Ta-

***

Keseharian ku berjalan seperti biasanya, kuliah dan meramal di rumah.

Anak Smp, Sma dan orang yang tidak ku kenal banyak sekali berdatangan.

Kini aku berada di semester 3, aku kuliah seperti biasanya. Aku yang dari kecantikan kulit kini berada di fakultas hukum.

Aku jarang sekali berkelompok dengan para perempuan, teman ku selalu lelaki. Salah satu teman ku di awal masuk tampaknya tidak bisa menyesuaikan diri dengan diriku yang agak aneh.

Dua teman lelaki yang menjadi teman ku di awal semster pun kini berpisah kelas karena aku ingin berkeliling di seluruh kelas.

Yang satu lagi memilih untuk melanjutkan ke STAN alias keluar dari universitas dan ujian kembali.

Di kelas ku yang baru ini ku dapatkan teman lelaki yang cukup banyak, seperti biasa aku duduk pun di tempat yang pro lelaki semua.

Masa belajar aku tetap berkukuh memasang headsets di telinga, karena banyak sekali gangguan-gangguan mereka yang cukup membuat terkejut.

Di kelas yang baru aku mengetahui sekali aku di benci karena terlalu banyak bertanya dan sangat dekat dengan seluruh dosen. Di tambah mereka benci apabila aku menjadi ketua kelas mereka.

Setiap waktu pemilihan ketua kelas hanya aku yang tidak di beri suara oleh mereka, tidak jarang mereka menatapku aneh dan jijik. Mereka bahkan kadang mengomentari setiap pakaian yang ku pakai.

Dari jilbab, baju, bahkan celana jeans terus yang ku pakai. Dulu aku sangat anti menggunakan rok-rok yang berkibar-kibar, bahkan waktu Sma akutetap memilih rok Sma ku yang lurus dan tidak berkibar.

Entah kenapa setiap ku lakukan serba salah di kelas itu, aku bertanya dengan guru mereka semua (mahasiswa perempuan) menatap ku dengan jijik dan ketika dosen ingin bertanya atau bertanya siapa yang ingin bertanya mereka malah menyuruh ku untuk menjawab dengan menatap panik kepada ku yang duduk di belakang.

Entah aku di jadikan bahan gosip yang berkepanjangan mungkin.

Suatu ketika rombongan baru ku yang isinya lelaki semua mengajak ku makan.

"Di mana?" Tanya ku dengan melepaskan headaets yang berada di dalam jilbab ku.

"Kantin pak de, ayok, aku ajak (inisial) N, L sama teman-teman ceweknya."

Hm, anak-anak kelas itu, batin ku.

"Ok."

"Sekali-kali kamu duduk dengan anak perempuan yang lainnya, Ta! Toh gak rugi, hihihi." Ujarnya sambil tertawa mengejek.

"Ya, ya."

"Kemarin juga ada yang datangin kami di kantin Buk Chika, dia bilang dia salam dengan mu dan bilang mereka teman lama mu."

"Teman memangnya ada yang lama?" Tanya ku heran dan siapa pula orang tidak bertanggung jawab menyebutnya teman lama itu.

"Uhm, siapa namanya?" Tanya salah satu teman lelaki ku yang lain.

"Kenapa tanya dengan ku? Entahlah..." jawabku seadanya.

"Hahaha, kami juga lupa tanyakan namanya."

"Hum." Gumam singkat ku.

Di perjalanan aku bertemu dengan teman lelaki ku yang satu-satunya dari awal semester ku ajak untuk makan bersama dengan para teman lelaki ku yang lain dan ke kantin yang ada perempuan kelas.

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang