Ujian Ta (4)

983 104 41
                                    

"semua kehidupan pasti ada akhir, yang kekal hanyalah satu."

_TA_

***

Karena mendadak sekali dan uang yang di pegang di beri oleh dosen-dosen pun digunakan.

"Gimana kita makannya?" Celetuk salah satu adik angkatan itu.

"Tenang, tenang, kan udah di titipin rendang" jawaban cepat dari adik angkatan yang sering berbicara

Semua yang mendengarnya bernapas lega, selain rendang ada mie instant yang di siapkan pula sekardus dari kampus.

Setelah berkumpul sebentar kami di suruh kembali ke ruangan masing-masing. Aku rupanya masuk ke ruangan dengan yang sama seangkatan ku si ZY.

Dua Tempat tidur masih rapi, satu televisi kecil, satu lemari kayu, lemari es kecil dan satu toilet.

ZY memilih kasur yang dekat dengan toilet dan kaca yang bisa melihat ke luar. Aku mendapatkan kasur di dekat lemari. Dua kasur yang menjadi satu itu di rengangkan olehnya sedikit.

"Ini wilayahku yah..." Ucapnya sambil tertawa.

"Ahahaha." Aku hanya tertawa saja melihat tingkahnya. Setelah tertawa terpaksa aku menghela napas dan duduk disamping lemari dan kasur. Tentunya duduk di lantai.

Ku buka koper ku. Ku tata baju ku kedalam lemari biar tidak kusut. Sisanya alat-alat mandi, parfum masih di dalam koper ku biarkan saja.

"Eehhh!!! Ada gantungan baju yah? Ada 4? Dua nya untuk aku yah!" Tegasnya berlari langsung mencopot gantungan baju secepat kilat.

Apakah dia takut aku mengambil semuanya? Batin ku tapi ku sudahi dengan mengeleng kepala dari pada suudzon lebih baik ku tata terus baju ku.

Aku selesai dengan cepat ada ketokan di pintu.

"Ta, Zy nanti kita rapat di dalam kamar SY dan Hy yah !!!"

Belum ku berlari membuka pintu suara itu menjauh, ku buka pintu dan melihat TY sudah kembali masuk ke kamarnya sendiri.

"O~k?" Raguku ingin menjawab karena orangnya sudah menghilang ke dalam kamar.

Hahhh~ cepat sekali mengjilangnya. Sedangkan aku melihat ke ZY yang sedang mengurus bawaannya.

"Hm?"

Aku agak terkejut memang aneh dari kampus ia selalu memganggi koper kecil, banget kecil, memang terlintas di pikiranku, apa yang ia bawa sekecil itu koper apakah dia tidak membawa baju?

Tekejutnya aku melihat yang ia lakukan.

"Apakah itu cukup?" Ceplos ku.

"Hm? Apa?" Tanyanya

"Gakk, kamu bawa bajunya... Kok..." Yang terlihat hanya 4 stelan baju terusan, 1 baju putih dan 1 rok hitam. Aku tidak ingin menghitung CD nya tapi memang bisa di hitung.

"Cukup kok cukup pasti!" Ujarnya cepat menutup kopernya dari pandangan ku.

"Hmmmm... Kita di sini lama lohh, bahkan kita datang sehari sebelum acara, jadi besok kita jalan-jalan saja belum kuliahnya..."

"Cukuplah, santai aja."

Haaa... Semoga saja, batin ku. Aku yang melihat jadwal sebelum datang kemari sudah ketakutan apakah baju ku akan cukup, CD, peralatan mandi perlatan cuci baju dan handuk...

Eh, tunggu dulu, apakah tadi aku melihat handuk di kopernya tadi? Tidak?

Ehmmm, sudahlah, ornagnya bilang cukup, hm hm, cukup pasti baginya, pasti ia orang yang sering jalan makanya bawa koper kecil itu.

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang