SMP TA (4)

2.6K 221 28
                                    

***
TA

***

Sesak, di mana-mana penuh sekali mereka yang tidak tampak dan untuk bernafas rasanya oksigen habis begitu saja.

Aku mengedipkan mataku dan mencoba tetap fokus ke pelajaran walaupun lagi-lagi.

"Ta!"

Aku sedikit tersentak, guru itu kembali memanggil namaku.

"Baca halaman 15!"

Aku menghela nafas dan mulai membaca, hari ini pelajaran, hum, aku lupa, pelajaran apa, aku mengedipkan mataku melihat ke guru, bukan mengedipkan mata secara nakal, aku hanya tidak membawa buku tebal yang baru saja di beli dan di bagi kemarin.

Guru itu mengeleng kepalanya "kau tidak membawa buku cetak?" Guru itu menghela nafas kecewa "besok siapa yang tidak bawa buku cetak tidak boleh masuk pelajaran saya! Keluar semua!"

Guru itu lalu menatap ku dengan mata kasihan, meremehkan lalu "kamu ini, adik A kan? Dia sangat pintar dan..."

Aahh, mulai lagi, pembandingan, maafkan diriku yang tidak pintar dan biasa saja.

Aku merasa di belakang ku pada tertawa melihat pungung ku yang kini tidak bisa berdiri tegap karena lesu mendengar perbandingan setiap guru yang di hujamkan bagaikan jarum lurus kepadaku.

"Sudah! Lain kali bawa buku cetak!" Tegasnya membuat ku terlepas dari segala perhatian kelas.

Bapak guru itu duduk di meja guru mendengarkan murid berbicara. Karena meja guru berada di depan ku tentu aku merasa perasaan berbeda fi tambah di pundak bapak itu ia mengendong wanita dan beberapa binatang yang tidak akan terlihat bagi manusia biasa.

Sesekali bapak itu menepuk pundaknya dan memijit kepalanya.

Ahh, jin itu mulai menyerap energi nya, tapi bukan urusan ku sih, batin ku kala itu tetap tidak peduli dan membiarkan saja.

Ngomong-ngomong dulu banyak sekali yang saya lihat manusia di makan energinya oleh Jin, dari manusia yang ustadz sampai yang bejat. Hum, yah namanya manusia, bagaimanapun ya tetap kena bisikan setan golongan jahat jin.

Dari jin yang hanya potong-potongan saja, ke jin yang tampak menyeramkan dan jin yang menampkan dirinya cakep. Tetapi, waktu smp aku hanya takut dengan aura kelam yang menyelumuti bagian bangku di belakangku yang semangkin seram dan aku mengetahui final akhirnya sebentar lagi.

Ya, final akhirnya hari Valentine atau orang menyebutnya bagi-bagi coklat, dulu aku tidak mengerti maksudnya apa-apan karena saya masih mikir jadul dan tidak menjadi anak gaul.

Tetapi tidak untuk orang-orang di kelas ku, yang cewek semangkin berdandan sampai si Mi membonding rambut gelombangnya yang menurutku cantik, karena tren bonding banyak sekali anak-anak di smp itu yang membonding rambutnya menjadi lurus semua.

Mi tampak gembira pada saat itu, menampakan sosok barunya yang di anggapnya cantik dengan rebonding, jujur waktu itu kata-kata Ka dan Ra bohong mengatakan itu cocok untuknya tapi biarkanlah. Toh Mi sendiri tidak mendengarnya karena dalam hati.

Tapi untungnya cowok ketua kelas kami menyukai rambut Mi yang baru jadi semangkin memandangginya semenjak pelajaran membuat risih aku karena pandangannya yang menuju ke Mi.

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang