INDIGO VS INDIGO?

1.7K 181 30
                                    

"Indigo bukan orang masa depan, bukan Nabi, bukan Malaikat, bukan pula tuhan. Indigo adalah manusia yang kebetulan di percayai kelebihan melihat, mendengar, berinteraksi dengan dunia selain dunia manusia. Indigo bisa mati."

_TA_

***

Aku hanya menggeleng kepala saja mendengar banyaknya desas desus yang datang dari seblah kiri kanan bahkan depan untungnya belakang ku tiang kalau tidak aku akan mendengar pengaduan dari segala arah.

"Yakin? Anak itu indigo?" Tanya ku menghentikan pembicaraan mereka.

"Nah kan, bohongan kan? Aku tahu Ta, dia cuma gak mau ikut makrab aja!!! Nyebur ke sungai." Potong Ls langsung.

"Jaman sekarang makrab jemur ke sungai???" Tanya ku agak terkejut, jadi teringat trening dasar organisasi yang ku lakukan semasa semester satu.

"Ya, Ta, nyari syal ke hutan lalu melewati sungai, gak dalam amat kok, toh sungai dangkal." Jelas Ls sedikit memajukan bibirnya.

Aku hanya tertawa saja sambil memakan bubur yang di berikan tadi.

Beberapa dari adik-adik itu ada yang berinisiatif memancing tuh anak indigo ke depan ku. Mereka menariknya beralasan bahwa Im yang duduk di samping Al yang pastinya di sebelah Al ada aku menginginkan ia menghadap.

Aku hanya terkekeh saja sekaligus terkesan keingintahuan mereka yang besar.

Ls masih mendumel membicarakan anak itu karena aku tahu sekali, ia sangat benci di suntik atau di singgung di media apalagi Bbm atau facebook. Ia tipe yang front hajar gak suka bilang aja.

Terjadilah tarik menarik sehingga anak itu terpaksa duduk di bangku  biru seingatku dan kami duduk di kursi beton dari pendopo itu.

"Ke... kenapa kak." Ia tidak melihat ke Ls dan Ls pun mengeluarkan sikap tidak senangnya plus ingin menengkram tuh anak.

Seorang perempuan yang duduk juga dan termasuk lebih di tuakan organisasi itu ikutan.

"Kamu ada masalah dengan Ls? Kalau ada masalah ngomong! Jangan sikap mu jadi begitu dengan semua yang lebih tua!"

Wueeehhh, ni, nih senior paling benar kalau salah yah benar, batin ku kagum sekaligus geli dengan kejadian waktu itu.

"Gak kok kak, gak ada."

"Alahhh, jangan nyinggung-nyinggung aku tahu kamu membicarakan ku!" Ls mulai naik esmosi nya.

"Gak kok kak, itu..."

"Alah, dah kamu hapus juga!!!" Tambah Ls "nih, nih, aku dah ngescreenshot!!!" Kesal Ls menunjukan hp nya.

Aku menarik tas sandang Ls waktu itu untuk duduk di tempatnya kembali.

Al yang lebih tenang meliriknya dari bawah ke atas "beneran kamu waktu makrab kesurupan?" Tanya Al.

"Ya kak." Lagi, ia menjawab yanpa melihat ke sampingnya, di mana Al, aku dan Ls duduk.

Takut dengan Ls? Atau dengan?

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang