***
"Dari mana?" Tanya ku melihat salah satu dari teman sekamar ku masuk dengan mengendap-endap.
"Sebelah." Jawabnya nyengir. Untungnya ia sudah kembali tidak ketakutan seperti kmarin malam. Bagaimanapun malam ini malam terakhir, dan besok sudah ada perpisahan.
Kedua yang lain yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing langsung ikut penasaran.
"Ngapain ke sebelah?"
"Ah, ya, ada yang ingin ku kasih tahu, Ta!" Tegasnya di akhir kata memanggilku penuh penekanan.
Aish, masalah lagi yang ingin ia katakan dan masalah itu tentang dunia lain.
"Tadi yah, aku ke sebelah dengarin mereka ngomong tentang tetangga sebelahnya lagi di asrama no 1 ada yang kesurupan!"
Ah, itu aku sudah tahu, batin ku mengangguk-angguk saja.
"Tahu gak si ***** yang kesurupan!!"
"Masak?"
"Kapan?"
Keduanya langsung turun dari tempat tidur atas.
"Katanya malam sewaktu kita berfoto itu loh."
Keduanya langsung terdiam, mengingat foto.
"Lalu yah, kamar sebelah mendengar tawa Kun*****nk di sana, mereka jadi takut di tambah panitia nyutuh jangan keluar makanya."
Kamar kembali mencekam, mereka diam. Segera aku menghela nafas.
"Hei, asrama no 1 itu, bukannya tempat di mana tempat tidur tengah di pindahkan?" Tanya ku, membuat ketiganya srmangkin ketakutan.
"Masak?"
"Gara-gara kita."
Ah, aku tidak kalau aku ada di kamar waktu itu, batin ku.
"Gimana ini, apa perlu ku beritahu panitia?"
Ah, memang mereka akan percaya kata-kata mereka? Batin ku lagi bertanya dalam hati.
"Ya, kita ada Ta bisa menjelaskan."
Eh, jangan ikutkan aku!!! Batinku menolak.
"Tunggu! Labih baik langsung kau beritahu yang ingin tidur di kasur itu dulu." Ucapku mencari solusi mmeperkecil masalah dan orang yang terlibat walaupun semuanya sudah terlibat semua.
Ketiganya mengangguk.
"Aku punya teman di asrama 1 aku ke sana dulu!" Beraninya memasang jilbab dan keluar.
Ah, hati-hati, ini maghrib menjelang isha! Batin ku melihatnya keluar dan berlari kecil.
"Aku akan berbicara dengan tetangga sebelah!" Ia ikut lari keluar.
Kamar sebelah! Kenapa ia selalu menyebutkan tetangga sebelah, jawab batin ku lagi.
"Eh, Ta,"