Mimpi (2)

1.7K 142 25
                                    

"Jangan tanyakan mahar/pemutus terlebih dahulu, karena yang ku tanyakan pertama kali kepada kalian. Yakin kah kalian kepada Allah/tuhan kalian?"

Seseorang bertanya kepada ku, "mbak saya dari papua, kalau saya pulang ke pulau saya dan saya minta tolong kalau ada masalah bagaimana? Pemutusnya bagaimana?",  Ku jawab "silahkan telpon saya, tapi jangan pagi." ,kembali ia bingung karena saya tidak jawab tentang pemutus sekali lagi ia bertanya "mbak bagaimana cara memberikan pemutusnya?", abang ku memotong pembicaraan sang bapak itu dan akhirnya berbicara berdua.

"Aku tidak mempersulit tentang pemutus, yang ku inginkan fokus kepada pengobatannya dan yakin. Apapun bentuk pemutus akan ku terima bahkan itu hanya sekedar uang koin 500."

♡★_TA_★♡

***

Aku pun membicarakan masalah mimpi ku ke teman ku insial Al dan LS. Kami menyetujui untuk bertemu di kampus, walaupun si Al harus menjemput ku, biasa, gak bisa mengendarai apapun, salahkan mata yang terbuka ini.

Bertemu di kampus dan langsung meluncur ke basecamp mereka. Karena parkir lewat samping aku mengingat tempat kejadian perkara tepat di depan ku.

Dari jendelanya agak remang, makhluk besar yang mengeksekusi itu tidak ada, hanya kakak-kakak kun-kun berterbangan dan hampir ramai, mungkin mau arisan?

"Ta, nampaknya kita datang kecepetan deh, markas masih ke tutup!" Ucap Al keluar dari gedung putih itu dari lorong sempit di mana aku dalam mimpi menarik para korban.

"Aku telpon dulu si Im, dia pegang kunci."

"Ai, anak-anak jaman sekarang, malas ke markas malah di kunci." Kesal Al.

Kami menunggu di luar dan membeli bakso tusuk seperti biasa. Aku masih siaga 1 apabila mendapatkan serangan fajar tentu tetap makan.

Tidak lama si Im datang dan membuka pintu, tentu aku harus masuk ke lorong smepit itu. Entah kenapa pintu ruangan Tempat Kejadian Perkara(TKP) terbuka, aku terkejut dan maju memeluk pintu tidak ingin di belakang.

Ketika pintu terbuka aku langsung meloncat masuk, untungnya aku menggunakan sepatu daya lepas cepat.

Aku terduduk di sana, karena melupakan bahwa markas mereka ini juga banyak makhluk itu. Sial.

'Kau datang? Sudah lama tidak berjumpa'

'Kakak itu datang.'

'Yeey, makan, makan, makan.'

'Kau tidak kapok nongkrong kemari?'

Dan banyak lagi yang berbicara, kepalaku kembali senut-senutan.

Menunggu beberapa korban untuk datang aku melihat Im yang duduk di meja kapten alias ketua mereka walaupun waktu itu dia masih angkatan muda, ya, aku yakin sekali anak ini salah satu korban. Wajahnya yang hitam dan rambutnya aku yakin itu.

Segera aku mengangguk dan memberi  sinyal ke LS dan Al.

Segera LS yang sangat ceplas ceplos 11:12 dengan ku maju dan bertanya.

"Tadi malam ada mimpi tentang aku gak?" Mulainya.

Uwaaa, playgirl satu ini dan teman ku Al hanya tertawa kecil.

"Kenapa kak? Gak sih, mimpi ku serem..." tawa nya.

"Kenapa mimpi apa?" Selagi LS mengintrogasi beberapa kelompok lelaki masuk dan menyapa Al yang duduk di ambang pintu.

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang