KKN TA (13)

1.5K 156 51
                                    

"semua orang memiliki masalah masing-masing, tinggal tergantung bagaimana kita menghadapinya dan cara keluar menyelesaikannya, ketahuilah, Setiap ujian ada terima lapornya dan itu nyata."

_TA_

***

Benar-benar, sungguh benar-benar. Hari ini ujian ku menumpuk, seperti tumpukan piring, gelas, panci yang sedang memanggil-manggilku dengan aura yang tidak menyenangkan.

DL tertawa senang melihat piring yang menumpuk itu. Tapi, ia tetap baik hati membantu ku mengangkat semuanya.

"Lo, sih Ta, selalu bilang lebih baik menyucikan piring dari pada duduk ngegosip," DL tertawa senang sambil mengangkat ember besar hitam.

"Lihat, karena masalah itu, banyak anggota perempuan tidak mau membantumu menyuci, the loner?"

Aku hanya menghela napas, tampaknya yang piket hari kemarin sengaja atau tidaknya, mereka tidak menyuci piring.

Aku yang selalu bangun pagi, setelah kembali dari mesjid warga selalu menyuci sendirian di WC bawah.

"Lihat anggota perempuan itu pada mulai ngegosip ini kamu lagi wuahahahah." DL tampak senang.

Aku melihat dari jalan ke WC di bawah, yah memang samar-samar terdengar semua yang di katakan mereka. Tapi, aku tidak mau mendengarkannya, ku hidupkan hp ku ehmm, mp3, seperti biasa karena sholawat nabi tidak mungkin di putar di dalam WC dan ayat-ayat yang sudah ku jadikan MP3 pun tidak memungkinkan, ku hidupkan lagu Jepang yang tidak di mengerti semuanya (ahahahhahahahaha).

Ku taruh hp di tempat jangkauan anti air, DL sudah kembali ke kamar para lelaki (entah apa yang di lakukan di sana).

Aku menyuci dengan perasaan riang, lagu yang ku putar-putar pun semuanya lagu bersemangat, lagu Hero bahkan lagu remix jepang.

PLUK~

"HM?"

Ada bunyi sesuatu yang terjatuh dari atas?

Aku melihat ke atas, di mana seng WC yang agak mengenaskan itu berada di banyaknya kayu-kayu yang secara acak menyangganya. Seng itupun terdapat bolong-bolong kecil.

Aku melihat ke kiri dan ke kanan.

Para jin yang di WC itu banyak yang tertawa.

Kenapa? Batin ku.

Dan TATATATA TARAAA~

seperti mengatakan 'Hai' kepada ku, satu kalajengking besar, hitam dan kini buntutnya yang tajam berdiri menghadap kearah ku.

Takut?

Gak lebih ke arah penasaran. Dari mana ia turun? Apakah dia menjatuhkan diri?

Aku kembali melihat ke atas langit-langit WC.

Badan kalajengking itu tidak mungkin bisa memasuki lobang-lobang kecil di seng itu. Melewati kayu? Mungkin bisa jadi?

"Hei, aku ingin mencuci piring, pergilah." Ucap ku mengajak berdamai, sang kalajengking masih tampak melihat ke arah ku.

Ia merasa tidak aman? Hmmm.

"Kalau begitu menontonlah di sana, aku tidak akan menganggu mu, karena itu jangan menganggu ku." Tegas ku. Kalajengking itu masih melihat ku, sebenarnya dia di atas tutup panci, jadi aku bisa mengetahui sekali warnanya dan sebesar apa dia, ya, kalajengking itu sangat besar.

Aku melanjutkan mencuci piring ku dengan masih lagu lanjut menemani, ah dan satu kalajengking hitam yang ikut menemani.

Terakhir aku ingin mengambil tutup panci yang menjadi panggung sang kalajengking, ia tidak tampak di sana?

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang