TA(3)

3.8K 323 22
                                    

Lanjut cerita kemarin yang putus ehehhe,

Chekidoooott~

Amu_ta

***

Nina, nama seorang cewek yang duduk setiap maghrib menjelang, di dekat beduk. Cewek tembus pandang menatap lurus pakaian putih dan wajah yang bersimbah darah. Tidak bukan hanya wajahnya, di bagian perutnya pun keluar usus-usus sehingga darah banyak di mana-mana.

Di pandangan orang tak ada satu pun yang melihat sosok cewek itu, aku?. Ya, aku, menghampiri cewek itu setelah sholat maghrib sambil menunggu waktunya pengajian untuk anak-anak.

Banyak sekali informasi yang ia beritahukan kepadaku, dari petunjuk di mana saja jin-jin jahat berada dan cowok-cowok yang membuat sakit hati.

Nina mengatakan ia meninggalkan dunia karena seorang cowok, cowok itu berjanji setelah melakukan hal yang hanya 'suami istri' lakukan akan menikahinya. Tetapi, setelah melakukan malah Nina di bunuh ke dalam hutan dan pisau cowok itu menancap merobek perut Nina sampai seluruh usunya keluar.

Nina selalu menatap ke dalam hutan yang tak jauh dari mesjid, ku pikir waktu itu dia benar Nina, tetapi bukan dia 'qorin' jin pendampjng Nina yang dahulu telah mati.

Qorin adalah teman gaib dari bangsa jin yang di ciptakan untuk menamni manusia sedari kecil atau semenjak bayi. Nina yang ini Nina tetapi bukan Nina, ia menangis untuk Nina dan duduk di dekat mesjid untuk Nina.

Aku yang sering berbicara dengan Nina mulai di anggap aneh oleh teman-temanku, sampai kejadian yang sangat mengejutkan terjadi.

.
.
.
.

"Ta, ayo kita main kejar-kejaran" ucap salah satu anak yang datang kepadaku sambil menunjuk jauh ke semua yang berkumpul.

"Kalau ta tidak main kami tidak mau juga" seru salah satu anak dan di ucapkan dengan beberapa anak-anak disana sampai berteriak.

Aku memandanggi tempat duduk Nina, biasanya ketika ada bunyi sholawat di mesjid ia selalu datang, hari ini ia tidak ada.

"Aku tidak pandai berlari" ucapku sambil duduk di tangga menuju mesjid.

Salah satu dari mereka menunjukan tangan "Benteng gimana Yuk Ta?."

Kalau benteng bisa istirahat jaga benteng aja pikirku lalu aku mengiyakan saja sambil menganggukan kepala.

Permainan di mulai, aku menjaga benteng dan duduk di atas pagar sambil krmbali melihat kebtempat duduk Nina biasanya. Ia masih tidak datang.

Melihat keadaan permainan yang kelompoku hampir kalah dan tinggal beberapa yang lemah aku harus keluar, yah, bagi yang tahu permainan benteng pasti mengerti dengan situasinya. Aku berpesan dengan yang lemah untuk menjaga benteng saja.

Aku keluar dari bentengku dan berusaha membuat beberapa tahanan. Tetapi bagaimanapun saya tidak cepat, hanya mengelak dan berlari zig-zag sambil menghindar.

Aku berhasil membuat keadaan sama, tetapi aku ikut tertangkap, bodohnya, karena bisa menjulurkan tangan panjang agar mendapat bantuan aku berada yang paling depan.

Keadaan mulai gelap seperti menelan cahaya matahari yang mulai tenggelam adzan pun berkumandang.

NINA DATANG

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang