Ujian Ta (2)

977 119 28
                                    

'berbohong itu awal dari korupsi'

_TA_

***

Karena jadwal ke kampus ku waktu itu rabu dan jumat aku menghabiskan waktu ku di rumah.

Ada 'tamu' yah seperti biasa di layani, cuci piring dan sebagiannya.

Karena saya anak rumahan jarang keluar jadi apabila tidak ada kerjaan saya terkadang baca-baca, buat cerita bahkan mengambar untuk menghabiskan waktu.

Bapak ku yang selalu melihat ku sholat malam sedikitnya merasa iba karena diriku yang tidak keluar keluar.

"Ayo ke migrasi!" Ajak bapak ku menegur diriku yang setelah mengobati orang.

"Kenapa migrasi?" Tanya ku heran.

"Buat paspor, ayo!"

Aku tertawa terpaksa mengingat kemungkinan aku pergi itu 0, mana ada satu dari 8 orang itu yang akan memundurkan dirinya sendiri, apalagi kesempatan langka belajar ke luar.

"Gak usah pak, buang uang aja."

"Gak apa, tahu tahu nanti bisa umroh kalau ada uangnya. Kan keluar negeri bukan hanya untuk pendidikan! Paspor perlu juga untuk umroh." Ucap bapak ku "ayok, di buat, bapak antarin."

Sebenarnya berat berjalan membuat paspor, apalagi ketika masuk migrasi ada beberapa yang bertanya membuat paspor untuk apa dan sebagiannya. Aku memilih diam saja dan tersenyum apabila di tanyai oleh orang sekitar.

Seminggu kemudian paspor ku jadi, pertama kali mendapatkan paspor tapi ketika kulihat baik-baik mata ku sewaktu berfoto sembab sekali mungkin karena setiap malam berdoa dan bersedih jadinya wajahku bulat dan pucat.

Aku tersenyum saja melihat rupanya wajah ku seperti ini karena bersedih terus.

Malam nya datuk mengunjungi ku yang sesudah sholat isha.

Ia diam saja sambil melipat tangannya.

Tak berapa ia tersenyum sedikit dan kembali ke wajah datar biasanya.

'bagaimana?'

"Apa?" Tanya ku balik.

'keseharian mu?'

"Mengobati seperti biasa?"

Setelah itu keadaan kembali tenang, datuk tidak berbicara dan kembali berpikir.

'Manusia, berjalan di muka bumi ini selalu di berikan ujian dan cobaan, di situlah letak kehidupan kalian, kalian di uji seberapa besar keimanan, ketakwaan dan kesabaran. Insyaallah tiap tiap ujian yang ada membuat kita menjadi pribadi lebih baik,' dia berdehem dan membacakan suatu ayat.

'jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang orang yang khusyuk, Al-Baqarah ayat 45.'

'insyaallah, Allah tidak menutup  mata, tapi sedang merencanakan sesuatu yang besar untuk mu.'

Mendengar caranya menghiburku hanya membuatku tersenyum tipis, ya setidaknya aku tidak mengambil jalan yang salah dan terus berdoa.

***

Seperti biasa, diriku yang ketua kelas selalu datang ke ruang TU untuk mengambil absen. Memang kini aku selalu berhati-hati setiap mengunjungi TU.

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang