Smk Ta

2.1K 181 13
                                    

***

Di Smk, pelajaran kecantikan kulit menjadi pelajaran dan makanan utama kejuruan ku. Lipstik, bedak tabur, bedak padat, foundation, dan kosmetik lainnya.

Pakaian kami bagai perawat untuk praktek, untuk rabu-kamis baju pink-hitam menjadi baju wajib selain putih abu-abu dan pramuka.

Di Smk ini, aku masuk kembali di bidang keagamaan osis dan selalu mengikuti kegiatan osis lainnya. Seperti ikut minap di asrama haji karena acara keagamaan (tidak perlu di sebutkan yah acara apa).

Salah satu guru kami waktu itu sangat bersemangat mengirim kami jadi tentu ku terima. Aku di utus sebagai perwakilan perempuan dan satu lagi Zk utusan laki-laki.

Karena apak dan mama ku kawatir, aku yang biasanha hanya main di sekitar rumah lalu kini harus menginap ke asrama haji selama 3 hari. Aku membawa satu koper seperti orang pindahan ke sana berkat orang tua ku.

Kami di bagi dan di masukan ke kamar yang berisi 5 atau 6 orang. Kebetulan karena kelompok kami sisa jadi hanya ada 4 orang di ruangan itu.

Memasuki kamar yang berisi 5 tempat tidur, 2 tempat tidur tingkat dan 1 tempat tidur biasa berada di tengah. 1 lemari dan satu kamar mandi.

Masuk ke tempat itu beberpa dari mereka foto-foto dan aku langsung geleng-geleng kepala. Aku memilih introgasi ruangan, di dalam kamar mandi sebenarnya banyak sekali makhluk di sana tetapi aku lebih memilih berbicara dengan yanv lebib kuat di sana. Aku pun berbicara dengan wanita yang bergelayutan dan berwajah seram.

Ia berpesan 'jangan di pindahkan tempat tidur yang berada di tengah.'

Waktu itu aku tidak mengerti maksudnya dan setelah itu aku berbincang dengan salah satu penghuni lemari yang mengatakan hal sama. Begitupun dengan yang berada di ruangan itu.

"Eh, kamu, tadi siapa namanya?" Tegur salah satu anak yang sudah berada di tempat tidur atas.

"Ta."

"Ya, ta, kamu dari Sma mana?"

"Smk X."

"Ehhh??? Di kota kita ada Smk itu? Setahuku hanya ada Smk A." Ucapnya memasang wajah terkejut.

"Ya." Aku langsung melihat ke tempat tidur.

"Kau mau yang mana? Atas bawah?" Tanya salah seorang yang lain menegur.

"Bawah saja." Jawabku langsung ke tempat tidur sebelah kiri bawah.

"Ok aku di atas."

"Kita sama." Tegas yang satu lagi yang menegur duluan.

"Eh, foto-foto di atas yuk."

Yang berada di bawah juga ikut naik ke atas (bagaimanapun ada 4 orang termasuk aku di ruangan) mereka bertiga pun berfoto ria tanpa aku ikut karena sibuk berberes koper dan banyak hal.

Hawa dingin menyusup ke ruangan dan bulu kuduk ku berdiri. Aku mencoba mencari siapa yang berani-beraninya masuk tanpa izin dulu.

Lalu tiba-tiba ketokan pintu kami berbunyi.

"Ukhti, 5 menit lagi kumpul di ruangan rapat atas yah." Ucap suara dari luar tanpa kami buka pintunya kami tahu itu itu kakak yang jadi pengurus acara.

Salah satu dari 3 orang di atas yang asik berfoto langsung menjawab, setelah itu kami berempat langsung pergi ke atas mengikuti acara.

Di ruangan atas sungguh tidak bisa di ungkirkan kata-kata. Maunya aku duduk bersila di atas kursi sayangnya tertampak jelas kalai aku mrngangkat kaki ku karena kursi di benyuk menjadi putaran U yang membuat kelompok lelaki di ujung sana dan kakak pengiris itu tahu gerakan yang lain.

Mirisnya di ruangan besar itu banyak sekali guling bertebaran, di tambah bentuk-bentuk mereka banyak yang tidak sempurna grrr.

Kenapa mereka memilih fashion jin yang begitu, pakai yang keren dong, vampire atau seprti yang mayat hidup cina itu yang melompat-lompat.

Mode setan kalian gak keren, batin ku kesal mencoba mengelak dari tangan yang bersikap jahil ingin mencengkram kaki ku.

Beberapa guling banyak yang tersebyum dan ketawa mengetahui aku bisa melihat mereka. Bahkan kakak cewek yang duduk di pohon yang terlihat dari jendela pun ikut tertawa.

Sesaknya ya ampun, kenapa mereka harus keluar pada saat begitu.

Sekitar jam 12 malam kami di perbolehkan istirahat. Aku lekas memasuki kamar karena letih dan sangat terkejut dengan apa yang kudapati.

Tempat tidur yang di tengah tidak ada!

Panik aku mencoba mencari teman sekamar ku 3 orang itu dan keluar secepatnya.

"He, hei, ada yang tampak Ri?" Tanya ku ke kamar sebelah.

"Ah, dia di kamar CC."

Berputar-putar menanyakan ke tiga orang itu aku pun tidak menemui mereka juga. Aku kembali ke kamar dan mendapati mereka ada di sana.

"Akhirnya kalian ada! Ada yang mau ku tanyakan." Tegas ku langsung tanpa ucapan salam masuk begitu saja setelah melihat mereka.

"Apa?" Tanya salah satu dari mereka.

"Tempat tidur, trmpat tidur yang sendirian di tengah ini di mana?" Tanyaku sambil menunjuk tengah yang kosong di antara tempat tidur yang bertingkat.

"Ah, kakak yang buat acara ini bilang sebelah perlu."

"Ya, mereka memindahkannya."

Mampus, batin ku menelan ludah. "A, apa dia sudah izin?"

"Hah??? Izin sama siapa, toh mereka yang buat acara."

"Ya, Ta, kamar di sebelah katanya perlu."

Selagi mereka berbicara hawa dingin itu kembali dan berbentuk hitam di dekat lemari.

Sial, mereka tidak melihat makanya enak, apa-apan ini, batin ku karena mengetahui mereka sedang marah.

Ku keluarkan Al-quran, tasbih, dan komik yang ku bawa.

Al-quran dan tasbih ku taruh di samping bantal ku dan komik berada di lantai karena aku di bawah jadi sampai.

Ku ubah mood ku dengan membaca komik yang ku bawa, setelah mau tidur aku buka Al-quran dan membaca sebentar dan akhirnya tertidur dengan seingatku Al-quran terbuka.

'Bangun, kau akan terlambat.'

Mataku secepatnya terbuka lebar setelah mendengar suara yang entah dari mana.

Setelah itu ketokan dari pintu pun terdengar, lagi-lagi kakak pengurus membangunkan yang lain. Sedangkan aku terpaku dengan Al-quran yang tertutup dan Komik ku yang entah kenapa sudah di rapikan terbuka semua di lantai berserakan.

Ku lewati saja, ku berpikir bahwa keadaan waktu itu keadaan di mana mungkin aku tidur mengacak-acak komik sbil membaca(?).

Sampai malam akhirnya kembali datang.

***

Bersambung.

🌸Amu_ta🌸

6.0617

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang