***
Aku menyempatkan teriak dalam lari ku "Woi kalian."
Membuat mereka melihat ke belakang dan menatap ku heran.
"itu, ada orang di belakang... " aku masih mengatur pernapasan.
" Ah, ya, tadi dah ku tegur kok." potong mereka.
"apanya?" tanya DL bingung.
Tampak wajah polos mereka dan kebingungan bercampur aduk. Kena kah? Atau ada yang lain.
"yang di belakang kan? 3 orang pemuda yang nongkrong."
"kalau benar memang mereka berniat nongkrong gak mungkin pas jam malam dan mati lampu gini! Tolong dua orang berjaga dan kembali ke posko!" tegas ku menatap mereka. DL entah kenapa merasakan sesuatu.
"aku saja!" segara ia lari. Yah, salut denagn tuh anak bagaimanapun anak olahraga memang pinter lari yak stamina kuat.
"ada apa sih?" tanya ketua posko masoh bingung "ayo nanti kades nya gak bisa di kunjungin lagi dah malam gini."
Sedikitnya aku bisa lega karena DL yang kembali, jadi aku menetapkan diri untuk segera secepat mungkin menyelesaikan pembicaraan dengan pak kades.
***
Karena kades kami baik, ia mengizinkan dan sedikit bercengkrama dengan kami, seingatku itu masih mati lampu ketika kami pulang.
Bergegas pulang, dengan sengaja langkah kaki di lebarkan atau bisa di bilang jalan cepat?
Suasana kabut dan dingin masih terasa tapi tidak sedingin pertama kali aku keluar dari posko.
Segera aku melihat keadaan di dalam. Beberapa teman sudah mempersiapkan kasur keluar karena sudah memang jam malam.
Untunglah mereka selamat.
"TA PULANG!" teriak RZP. Semua mata tertuju kepada ku.
Hm? Kenapa? Semuanya memakai jaket dan tampak pucat.
"subhanallah Ta, untung kamu kirim DL kembali."
"ya, Ta, baru pertama kali ini aku bener, bener-bener merasakan namanya sirep."
"ya, padahal JN ada tapi dia tidak bisa bergerak dan setelah DL datang semua baru bisa bergerak."
Ya, mereka bergiliran menceritakan situasi mereka waktu itu.
Rupanya JN satu laki-laki yang memang sedang tidak enak badan sedang duduk bersila tepat di mana seharusnya kasur dan ambal ku di bentangkan.
Ia sedang asik duduk dan tiba-tiba suasana nya berubah derastis. Beberapa anggota perempuan mengeluhkan dingin, beberapa dari mereka tidak bisa bergerak dan bahkan ada yang setengah tidur padahal mereka sedang bercengkrama dan berbicara seperti biasanya.
Mendengar langkah kaki masuk dan itu bukanlah anggota posko yang pergi ke rumah pak kades, malah 3 orang yang ada di belakang rumah panggung itu muncul.
Parahnya pintu dalam keadaan terbuka karena belum ada satupun yang berniat menutup pintu setelah kepergian kami.
Entah kenapa semakin mereka masuk semakin mereka ingin tidur karena dingin nya, semakin rasa kantuk sangat berat, semakin mereka tidak bisa bergerak.