***
Seninnya, pas 3 hari aku kembali ke desa bersama teman yang sudah seminggu lebih di kota. Di dalam mobil kami berfoto karena hanya kami berdua yang ada selama perjalanan di dalam mobil travel itu.
Seperti punya mobil sendiri kami berisik dan request berhenti di alfa beli coklat. Mungkin pak sopirnya merasa jengkel kali yah. Tapi ia tetap mau menunggu kerjaan kami dan bersabar dengan histeris kami.
Sesampai di jalan berliku-liku dan banyak tikungan tajam, dengan cekatan pak sopir melewatinya dengan cantik.
Sesampai di desa dan posko. Yang ku dapati adalah anggota lelaki mulai kembali boikot.
Cobaan apa lagi ini? Batin ku waktu itu.
DL keluar dari WC tampak tidak senang.
Ia mendapati aku yang duduk di depan pintu ruangan tidur anggota lelaki.
"yo!" sapa ku mencairkan amatah yang tampak jelas di wajahnya.
DL menarik napas panjang "dah pulang?"
Aku mengangguk cepat "ada apa?" tanya ku balik. Wajah DL kembali kesal.
"yang pasti dua orang yang di kota gak akan tahu." tawanya tampak kesal di tahan. Ia masuk ke ruangan L yang menjadi kamar dadakan anggota lelaki.
Aku hanya menatap tuh anak kosong dan lalu kembali melihat ke posko. Rumah panggung itu, entah kenapa aku merasa ada yang berbeda.
Tapi apa?
"ah, Ta, udah pulang?" RZP menyapa seperti biasanya bersama yang non dan anggota perempuan yang normal saja.
"ya, baru sampai, " angguk ku cepat " kalian dari mana?"
Mereka saling melihat dan tertawa tidak enak "jalan-jalan." ucap mereka serempak tampak tak enak.
Aku hanya bergumam, ini pasti memang kejadian yang susah di jelaskan sehingga jadi tidak enak.
Aku melihat JN yang secara hikmat duduk di dalam sedang mengendong anak dari pemilik rumah.
Aku menyapanya dan langsung menanyakan ada apa dengan posko. Ia hanya senyum-senyum mesem saja malah menceritakan hal lain, menanyakan kabar sang pujaan hati. JN tipe yang sangat pendiam tapi ia lebih mengayomi dan ingin melindungi wanita yang ia suka. Terkadang terlalu mengebu-gebu sehingga banyak wanita tidak senang dengan niat baiknya, akhir-akhir ini jadi pendengar rasa sukanya ke teman ku yang baru datang bersama tadi.
Sampai akhir aku tidak dapat info mengapa dan apa yang terjadi selama kepergian ku ke kota. Sampai malam tiba.
Yang biasanya habis makan malam kami adakan rapat hari itu entah kenapa hanya selewatan saja. Aku hanya kembali saling pandang dengan teman ku yang sama-sama tidak mengerti karena tidak ada di tempat kejadian.
Setelah anggota lelaki turun rumah panggung aku bertanya ke SS yang menurutku lebih enak di ajak bicara.
"SS, kamu tahu ada apa dengan DL dan lain? Kok pasang wajah gitu?"
SS tampak ingin tertawa dan lalu berpikir "ahhh, kami gak ada yah Ta," ia mengangguk cepat "itu, masalah anggota perempuan yang tidak mau bersosialisasi ke warga, DL sampai meninju nih rumah panggung, bergetar loh rumah panggunh, seperti yang kau lihat nih rumah panggung mulai miring kan? Ahahhahaha si DL meninju nih rumah sampai miring." jelas SS sambil menhanh tawa.