KKN TA (8)

1.4K 142 30
                                    

"Welcome to my world, this is my world and u can see the beauty of etic from another world."

_TA_

" ini yang di atas rencana nya mau coba english, eh abal...*geje* Kabur"

***

Ku utarakan perintah mama ku untuk pulang ke kota waktu itu ke ketua posko, tentunya di terimanya dan aku akan meminta izin ke kepala desa malam nanti.

Firasat ku sih rumah aman-aman saja, yah tidak salahnya ke kota merasakan sinyal yang di mana-mana dan toko di mana-mana.

Tapi,

"gimana nih, Ta pulang... " kecewa salah satu yang tidur di sebelah ku.

"kenapa?" tanya RZP.

"kalian semua jarang bangun kalau kena sirep, Ta berani melawan bahkan keluar bahkan teriak kalau ada tuh maling!" jelasnya histeris.

"ah..." semua menatap ku menuntut perlindungan.

"bukan kah ketua pemuda di sini mau menjamin ia tidak datang lagi? Santai aja." ucapku santai.

"ehhhh, ketua pemuda kan suka Ta, kalau gak ada Ta gimana kita di jamin!" jawab asal yang satunya membuat yang lain mengangguk dan ketawa.

Aku hanya berpikir keras bagaimana cara melindungi ini tempat, dimana rumah panggung ini hanya berisi anak perempuan, paling yang jago bertarung SS anak mapala gitu selebihnya anak rumahan.

Setidaknya aku harus membuat peringatan ke para anggota lelaki dan membuat mereka agar tidak terciduk dengan sirep.

Mata ku liar mencari bahkan sekarang mengelilingi setiap tempat yang kemungkinan di jadikan atau di congkel oleg mereka.

"Ta!" panggil ketua posko.

"hm?"

"pak kades pulangnya malam, ia bilang minta tanda tangan dan bicaranya malam aja habis sholat isha."

"Ok." aku mengancungkan jempolku dan sedikit mengangguk.

Serrrr, angin dingin tiba-tiba menusuk menembus ke tengkuk ku yang seharusnya aku menggunakan jilbab terusan ku sekarang.

Malam ini? Tampaknya aku memiliki firasat yang buruk.

***

Seperti biasa, sehabis makan-makan kami melakukan rapat harian.

Waktu itu karena aku mengurung diri di dalam ruangan koper aku tepat duduk di depan pintu ruangan itu dan langsung menghadap ke dapur. Dapur yang langsung menjadi satu-satunya pintu keluar rumah panggung ini sengaja di biarkan terbuka.

Orang-orang piket yang cewek pun terpaksa duduk dekat dengan dapur karena sehabis makan.

3 orang itu tepat di depan ku.

Aku beberapa kali menguap, karena memikirkan kemungkinan dan akhirnya energi hampir terkuras. Tampaknya ketika ke kota aku akan memesan, membeli ding, banyak sekali coklat. Apa aku harus bawa koper lagi seperti si kacamata yang membawa kotak eh koper berisi semuanya makanan.

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang