"Sebagian bangga dengan ilmu yang di pegangnya tanpa mengetahui, ilmu yang bukan dari Al-quran dan menyekutukan Allah akan berbalik menyakitinya dan keluarganya kemudian hari."
_TA_
***
"Kujentik kau mati."
Suaraku yang sangat jelas dan persiapan jentikan ku membuat semua anggota yang di sana terdiam termasuk sang anak muda yang kini langsung pucat.
"Jentik Ta, jentik Ta, hajar aja!" Dukung Ls.
Sang anak muda langsung duduk di dekat ku hampir bersimpuh "maaf kak..." ucapnya ragu.
"Ta, namanya Ta." Ucap Al yang duduk di hadapan ku karena menunggu saluran download detektif conan anime tercintanya.
Ya, aku baru pertama bertemu dengan anak muda ini selama duduk menjadi anggota terselubung.
"Sejak kapan kau memiliki ilmu itu?" Tanya ku tidak menatapnya karena kembali mendownload, biasa, menggunakan wifi yang di jebol jadinya lancar jaya.
Dia diam saja tidak menjawab.
Ls yang sangat dekat dengan semua anggota lelaki itu mulai berbucara ceplas ceplos seperti biasanya.
"Ilmu apa tuh Ta?"
"Jentik aja Ta"
"Kasih pelajaran Ta"
"Kebal yah Ta?"
Ceriwisnya cepat sebenarnya ia berbicara lebih banyak dari itu seingatku.
"Ish, kak kan aku tidak ada salah!"
"Yeyyy, di pukul dan gak sakit itu salah!" Jawab cepat Ls. Sebenarnya orang yang memukul termasuk kekerasan, tapi biasa si Ls selalu bisa menjawab apapun.
"Jadi?" Aku menyudahi melihat ke leptop dan kini melihat ke dia, masih dengan wajah pucatnya "mau sampai kapan kau memiliki ilmu itu?"
"Saya perlu kak..." jawabnya.
Masih menunduk kan kepala.Al mengingat kerjaan anak itu "aahhh, Ta, anak ini mendaftar ke satpol Pp."
Aku bergumam saja.
"Tapi sudah lama saya buang loh kak."
"Emang kamu tahu cara buang nya?" Potong ku, ia langsung terdiam.
"Hajar Ta, jentik aja Ta!"
"Jangan lah kak..." ia memelas.
"Kalau memang sudah kau buang, kenapa ilmunya bisa ada sampai sekarang?" Tanya ku kembali ia terdiam.
"Periksa aja dulu Ta, kamu belum bersalaman dengannya kan?" Tanya Al mengajukan ide.
Ya, dengan bersalaman aku bisa langsung melihat pikiran, sikap dan bahlan penyakit orang.
Dengan takut-takut ia memajukan tangannya "sip, kalau itu gak apalah kak, coba-coba." Ucapnya mencoba berani walaupun tangannya bergetar, Ls yang melihat tangan yang bergetar terkekeh menganggap kejadian menarik akan di mulai.
"Jangan mencoba-coba ku!" Aku menatapnya lekat membuat ia kembali ketakutan.
Al dan Ls terkekeh mengetahui kalimat atau kata fatal 'coba' di keluarkan aku akan sangat marah.
"Maaf kak, bukan bermaksud..."
"Yes, kak Ta datang!!!!" Seorang adik angkatan di hukum yang baru datang langsung meloncat duduk di depan ku "ramal kak, ramal!" Ucapnya cepat lalu melihat ke sebelahnya di mana ada anak muda itu bersimpuh "ngapain lo duduk gitu pret!"