"Yang ada adalah sebab-akibat, sial atau tidaknya semuanya adalah ujian. Terkadang manusia sudah memikirkan kerugian terlebih dahulu sehingga secara sengaja menuju kerugian itu sendiri."
♡★_TA_★♡
"Berprasangka baiklah kepada tuhan, dengan itu kalian akan berprasangka baik juga dengan perkerjaan kalian dan berprasangka baik dengan hasilnya pula."
***
Keadaan yang tenang dan pada diam semua.
Beberapa pasien saya mengetahui mood saya sedang marah langsung berlari ke supermarket terdekat membelikan roti coklat atau jajanan ringan agar mengembalikan moody ku ke semula.
Anak-anak muda yang memang sudah membawa jajanan langsung memberikan makanan itu kepadaku tanpa menunggu giliran tapi mereka tetap mengantri.
Pasangan yang terkena celaka itu mengangguk-angguk takjub melihat para pasien mencoba mengembalikan mood ku yang naik gara-gara mereka.
Pasangan itu sekarang duduk di luar di temani bapak ku, entah apa yang ingin di lakukannya.
Sekitar jam 11 malam, semua pasien atau tamu saya sudah pulang. Giliran mereka datang kepada ku entah masih ada atau tidak urat malu nya.
"Ta, gimana kami?" Tanyanya.
Aku yang sedang ingin masuk berhenti melihat mereka.
"Ka, kami akan bayar lebih kalau kerjaan kami berhasil!"
Heh, mulai, lagi, terus lah gali kuburan sendiri.
"Sa, saya akan di jadikan kepala sekolah juga Ta, tapi saingan saya kok tiba-tiba bermunculan!"
Terus,
"Saya, akan bayar lebih juga Ta, jadi nya dua orang yang bay,"
"Pergilah..." potong ku, aku mual melihat wajah penjilat itu "kalian bukan manusianya, kalian setan!" Ucap ku lalu masuk lurus ke kamar ku.
Yang ku dengar bapak ku akhirnya menyuruh mereka berwudu' dan Doa'.
***
Sekitar jam 1 siang, beberapa orang sudah berkumpul di rumah ku untuk mengajak ke rumah adik di markas yang bercerita itu.
Tentunya dua teman Al dan Ls sudah siap di luar bersama Dn yang mau ikut ingin tahu.
Yah, ku ikutin lah jalan ke rumah adik di markas itu, Ls banyak cerita tentang keluarganya yang jualam gado-gado dan sangat enak.
Sesampai di sana, seperti biasa, aku menyuruhnya menyambut ku dengan gelas bening tanpa gambar apapun dan di berikan kepada ku.
Penganggapan bahwa aku di undang oleh tuan rumah, sebelum itu aku tidak akan boleh menginjakan kaki ke rumah itu atau membantu membersihkan rumah orang atau pasien ku, itulah etikanya.
Setelah itu aku masuk dan langsung melihat ke sekitar ruang tamu. Hmhhhh, makhluk yang hampir sama jenisnya alias pasaran wujudnya di segala tempat.
Ibu dan ayah anak markas itu pun keluar.
"Ah, saya biasa duduk lesehan!" Ucap ku yang sedari tadi di suruh duduk malab terus berdiri.
Melihat aku duduk di bawah tanpa alas apapun krn rumahnya lantai terbuat dari semen ibunya segera mencari alas.