Rasulullah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib "Janganlah kalian menyimpan patung atau boneka kecuali kalian membuatnya tidak berbentuk, dan jangan pula membuat kuburan yang menjulang tinggi kecuali meratakannya"
_Hadist riwayat muslim dalam Al jana'iz, 969_
***
Suatu hari ketika menunggu jam mata kuliah selanjutnya, kami beristirahat di kos-an teman ku Ei yang kemarin. Kali ini aku masuk ke dalam kamar kos nya yang tidak luas amat tapi nyaman.
Bagaimanapun anak satu ini sangat rapi, bahkan kamarnya tertata rapi. Teman ku yang 2 lagi Al dan Li, menuntut untuk memprediksi/meramal banyak hal sehingga mereka sudah siap membawakan kartunya.
Sebenarnya aku agak risih karena di dalam kamar si Ei banyak sekali yang menonton prediksi ku, sehingga tidak enak sekali suasana suhu badan ku, yang panas dingin.
Terdengar suara teman alias tetangga kos si Ei, ia sangat senang melihat aku yang bisa prediksi dan langsung ikut mengantri.
Karena terlalu lama, aku memutuskan peraturan 3 kali dalam sehari untuk mempredeksi. Mengingat kejadian ku waktu Smk, seorang anak Smp mendatangi ku dan membawa absen kelasnya untuk meramal semua orang di dalam kelasnya.
Pikirkan, seluruh orang di dalam kelas di tambah kakak kelas yang di anggapnya menyukainya.
Aku menghabiskan waktu prediksi seharian dan kemudian datuk sangat marah karena yang di berikan (pemutus/mahar) tidak sesuai dengan waktu dan prediksi yang ku berikan.
Aku tidak dapat melihat mahar selama satu hari bahkan 1 bulanan karena mahar hanya membuat ku menginjakan kaki ke bumi, karena itu terkadang datuk danau s***** selalu menasehati ku untuk tidak mempedulikan mahar.
Bahkan aku hanya membuang mahar yang berbentuk uang begitu saja, kaeena niatan untuk melihat nilai nya tidak terlalu besar bagi ku.
Ku ramal lah mereka satu persatu, sampai akhirnya ke orang terakhir.
Aku merasa ada yang aneh dengan orang yang terakhir ini. Setiap ia mengocok kartu prediksi ku.
Kocokan pertama kartu kurang, kocokan kedua kartu buyar alias berantakan, kocokan ketiga kartu terbalik dan merasa tidak benar ku berhentikan dia.
Orang-orang di dalam kamar Ei marah semua termasuk Ei kepada teman kosnya yang tidak benar, bagaimanapun hanya mengkocok kartu masak selalu saja gagal.
Aku menenangkan Ei dan yang lain yang kesal. Aku tersenyum saja lalu melihat pasat ke belakang di badannya.
Tiba-tiba ruangan yang tadinya lampu hidup menjadi meredup dan kian meredup. Membuat semua yang di dalam kamar berteriak dan melompat kepada ku.
Lampu berubah menjadi kedap-kedip dan suhu di dalam kamar itu berubah sangat dingin.
Semuanya ketakutan dan aku hanya menyarankan untuk membaca An-nas dan ayat Kursi.
Suatu bentuk gelap membesar di luar jendela ingin memasuki ruangan kami tetapi tidak bisa. Aku tersenyum Jin di dalam boneka itu membuat jin yang baru datang itu tidak bisa masuk ke dalam ruangan kami.