SIAL (3)

1.6K 154 62
                                    

"Orang yang berpura-pura mengerti akhirnya melakukan seadanya dan akhirnya menyesal akan perbuatannya itu termasuk SIAL."

_TA_

***

"...silahkan pilih."

Mereka tampak kebingungan. Keberadaan mereka langsung menjadi yang paling terendah karena ada seauatu yang mencul.

"Hooo... kita dapat tamu baru..." aku melihat ke anak-anak kecil lelaki yang melihat dari luar. Ia menatap ku sebentar lalu langsing beralih dan berlari.

"Ai, aku kira setan!!!"

"Ya, anak itu hanya berisi jin," Ucap ku cepat membuat Al, Ls dan Dn langsung melotot melihat ku "apa? Kalian tanya saja ke tuan rumah." Ucap ku menunjuk adik markas.

"Kakak tahu dari mana?"

"Kau masih bertanya aku tahu dari mana?" Tanya ku balik "yah, menurutku fokus ke bapak mu dulu deh."

'Kau ingin menyembuhkannya?' Kini suara muncul dari dalam salah satu kamar.

"Siapa yang tidur di sana?" Tunjuk ku ke satu kamar.

"Saya." Jawab bapak itu merasa heran.

"Kenapa kak Ta?" Tanya adik markas.

BRAKK!!! DHUMM DHUMM DHUMM!!! Suara hentakan di dalam kamar itu berkali-kali membuat semua yang di ruang tamu mengucap ketakutan.

"Ya, allah, ya, allah, apa itu Ta!!!" Semuanya mengucap tidak henti, merinding? Sudah pasti.

Suasana semakin dingin. Ular di tangan bapak itu terkekeh.

"Hm, kita urus satu-satu kalai gitu." Angguk ku.

"Ta!!! Oi apa yang di dalam kamar itu!!!" Teriak Al yang tadinya diem dan tenang jadi sangat sakit kepalanya.

"Mau ku sebut jenisnya? Ah, ciri-cirinya kain kafan, lompat-lompat, guling," Ucapku membuat mereka semua mengerti "tambahan, wajahnya seperti terbakar dan di bumbui darah di mana-mana."

"Shit, udah gak usah di jelasin semua!!!" Ls menepuk pundak ku kesal, yah, bagaimanapun ia pasti ikut merasakan tekanan.

Dn? Ia komat-kamit membaca di dalam hati.

"Ok, biarkan lah dia mengamuk, ayo, pak, sini kita ringankan tangannya." Ucap ku mendekat.

Kakak, ibu dan adik markas itu ketakutan jadi ikut duduk mendekat.

Mereka berbisik-bisik ada apa di dalam kamar itu. Karena semua orang berada di ruang tamu, tentu membuat mereka penasaran ada apa.

Aku memeganggi tangan bapak itu lebih tepatnya bersalaman. Membacakan ayat yang ku yakini mengusir jin dan aku berkompromi sebentar dengan mereka para ular licik itu.

Yah, walaupun begitu aku tetap menghormati mereka untuk kembali ke tuan mereka sebelumnya.

"Loh?" Bapak itu terkejut dan menggerakan tangannya "kok? Tangan saya?"

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang