KKN TA (17)

1.4K 164 37
                                    

"perhatikan etika, manusia sudah keluar dari etika biasanya sebagai manusia, bahkan karena itu ada pepatah jin, manusia sudah lebih dari setan."

_TA_

***

Aku menghela napas dan menggerakan pantat ku yang pegal. Lumayan, 1jam-an lebih kami di perjalanan.

Di dataran tinggi itu tampak jelas danau yang masih asri dan indah di bawahnya. Beberapa pemuda di sana berbicara dengan pihak pengelola untuk di biarkan mendekat ke danau.

Tapi sebelum itu kami para perempuan mempersiapkan makanan.

Karena sudah siang kami berada di sana.

Semuanya makan siang dengan seksama dan dengan perasaan senang. Pendopo besar di sana memang di peruntukan istirahat untuk makan jadi memang pemandangannya lebih bagus lagi.

Aku menganggu orang yang sedang duduk dan makan berdua di samping ku.

"Woi!" Sarkas ku.

DL hanya senyam senyum saja dan menjawab dengan gumaman.

"Sedang di sini pun tingkahnya begitu..."

"Aihhh, madam cembutut..." Senyumnya lebar mengejek.

Incarannya pun ikutan "cembutut nieeee..."

Ahh, pasangan ini, rasanya mau tak lempar di danau itu, batin ku waktu itu.

"Gini, gini aku bisa berenang." Jawabnya niatan di dalam hatiku.

Aku hanya melotot saja, berani-beraninya ia menggunakan tenaganya untuk mengetahui pemikiran ku.

"Ajarin nanti yank."

"Nanti kalai dah balik kota yah." Jawab DL sambil senyum.

Grrrrr, lebih baik pindah haluan pemandangan. Aku pun memutar balik badan melihat danau.

Hm?

Riak air danau itu saling menarik menjadi satu, ketengah dan menimbulkan sedikit gelembung-gelembung.

Beberapa hawa jahat muncul membuatku tidak enak.

Hmmm, aku melihat ke sesuatu yang tadinya di samatkan oleh istri kepala desa.

"Hei," panggil ku ke tan ku yang lagi asik foto-foto dari atas.

"Paan madam?"

"Coba kau cium wangi itu." Tunjuk ku ke benda di samatkan. Ia pun segera menciumnya.

"Hmmmmmm, daun nipis?" Tanyanya balik sambil menatapku.

"Ya..."

Gumam ku, membuat ia bertanya-tanya, kenapa aku menyuruhnya begitu. DL di yang ku belakangi rupanya mendengarkan percakapan kami, ia tampak tersenyum senang memandang ke danau.

Beberapa yang lain sudah mulai satu persatu turun setelah makan. Aku si pembenci tangga sedikit senang kalau turun tangga jadi melangkah ringgan dan sangat cepat ke bawah.

DL asik foto-foto di antara tangga bersama yang lainnya.

WUUUUSSSHHH, SSEERRSSSSSSH sesuatu muncul perlahan dari air danau.

Kuku-kuku panjang bersisik mencari tumpuan, gelombang danau kian menaik deras perlahan-lahan.

Whaatt, ini danau bukan? Mata ku agak melotot.

"Yank, jangan dekat-dekat dengan pinggiran yah, nanti di terkam." Tegas DL yang kini sudah turun.

Apa ini anak melihat yang ku lihat? Batin ku.

TATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang