"Iklas adalah kata kunci untuk bersedekah. Bersedekah tanpa iklas seperti Teh tanpa gula. Kalau iklas mu hanya 1000 rupiah berikanlah seiklas dirimu."
_Ta_
***
Sesampai di sana lagi-lagi subuh, tentu aku lebih memilih istirahat.
Setelah istirahat baru lah kedua adik bapak ku itu melihat ku.
"Kau bisa lihat siapa yang sekarang bantu saya?" Tanya salah satu adik bapak ku yang berinisial B.
"Ya." Ucapku sambil melihat ke samping kirinya dan 2 orang besar di belakangnya.
Ia sedikit tidak yakin dengan perkataan ku lalu kembali bertanya "seperti apa?"
"Oom kan bisa ngelihatnya kenapa tanya kepada ku?" Tanya ku balik.
"Bilang saja, apa saja yang kau lihat."
"Hm," gumam ku panjang dan lalu melirik ke belakangnya "2 orang seperti lelaki, satu bersorban tetapi berkulit hitam, satunya hitam kelam dan gelap... satu lagi di samping kiri seorang nenek."
"Tombai dak tuh B." Tanya bapak ku.
Oom ku itu mengangguk lalu melihat adiknya lagi yang paling muda inisial T.
"Anak ini banyak di ikuti, suaranya penuh dan bising. Ia pasti susah tidur..."
"Ah, maksudnya yang menangis di dekat pintu kamar? Aku udah terbiasa." potong ku membuat kedua ornag tua ku tambah terkejut.
"T, nih anak di kamar selalu gelap, setiap lampu yang di pasang di kamarnya selalu aja aneh..." potong mama ku.
Keduanya saling pandang lalu oom B menyuruh oom T untuk duluan melihat badanku.
Aku di arahkan duduk searah kiblat bersila dan rileks saja. Oom T di belakang ku sedang membaca ayat-ayat.
Setelah sedikit menyentuh tengkuk dan punggung ku. Tampak ia sangat berkeringat dingin.
"Ini anak terlalu terbuka lebar matanya, pintu mata batinnya..." ucap oom T masih berusaha keras.
Setelah itu oom T berbicara bahasa palembang yang tidak ku mengerti, ia berbicara dengan ayah ku.
Lalu ia melihat kepada ku "nduk, kamu pernah ngobatin orang?"
"Ya." Angguk ku.
"Pemutusnya apa?"
"Pemutus?"
"Mahar nduk."
"Mahar?"
Oom ku menarik nafasnya "nduk ilmu mu dah tinggi, tapi beban semua orang yang berobat kepada mu ataupun yang kamu baca, yang kamu lihat semuanya itu kepada mu. Termasuk Jin suka dengan aura mu yang besar, sebagian dari mereka semuanya mengikuti mu..."
"Ya, kadang mereka berkunjung ke kamar."
Lagi-lagi oom ku itu berbicara lagi dengan oom B dan ayah ku.