"ingat, penyesalan itu ada di akhir, semua perbuatan 'sekarang' hasilnya akan di dapat ke depannya, waspadalah, waspadalah."
_TA_
***
"Guru saya sudah mati..."
Tawa pecah, di belakang bapak itu, bukan manusianya, tapi para jin tertawa senang.
Bahkan orang yang kebal akan ada waktunya ia meninggal, sekebal apapun kamu, tidak akan bisa melawan kematian.
Manusia, ketika di bisik oleh setan, mengikut saja, hasilnya penyesalan yang di dapatkan.
"Karena tidak ada lagi yang bisa menyembuhkan saya, saya mendengar cerita kamu mbak Ta dari sepupu saya saya ini, jadi saya kemari, berniat menyembuhkan diri, tapi, apabila memang ini nasib saya, mohon di ringan kan..." Ucapnya sungguh.
"Allah, maha penyayang dan maha pengasih, tapi bukan berarti ia tidak bisa murka atas tindakan makhluk nya. Kini kau menuai apa yang kamu tanam... Jadi apa lagi?"
Dia tqmpa berpikir panjang dan bergelut dengan hatinya, diam dan tampak lesu, sesekali ia rasakan sakit yang ia derita selama duduk di bawah itu.
"Kalau begitu saya mau nanya mbak..."
"Ya?"
"Apakah selama ini saya sholat tidak di terima Allah yah mbak?"
"Entah, bisa jadi ia bisa jadi tidak, saya mana tahu Allah menerima atau tidak. tapi orang yang bersekutu dengan jin..." Aku menatapnya lama "apalagi yang kamu mau, sudah bersekutu dengan jin, baru sekarang ingat sholat dan Allah?"
Ia kembali terdiam, segera ibu-ibu yang keponakannya membisikan ke padanya.
"Minta tolong... Kalau seperti ini kamu hanya akan membuat mood mbak Ta nya marah mulu." Bisiknya, walaupun aku mendengarnya.
Aku hanya kembali menggelengkan kepalaku melihat tingkahnya.
"Mbak, mbak Ta, tolong, saya hanyalah manusia, tolong saya."
"Saya juga manusia pak." Jawab ku memotongnya dengan cepat, bapak itu tampak terkejut menampakan wajah kebingungan "minta tolong itu ke Allah bukan ke saya, saya hanyalah perantara saja."
"Anda melakukan semua anjuran saya, yah, kalian yang sembuh, anda melakukan sholat, saya pun sholat, anda melakukan sesuatu saya pun tahu, anda di serang insyaallah saya ikut menjaga, semuanya tergantung dengan kamu, berobat dengan saya satu syarat utamanya, YAKIN KALAU ALLAH LAH SATU-SATUNYA YANG BISA MENYEMBUHKAN SEGALA PENYAKIT."
Bapak itu mengangguk cepat sambil berkaca-kaca.
"Ya, ya mbak, saya meminta ampun ke Allah dan meminta keringanan darinya, dengan perantara mbak Ta, tolong berikan jalan nya melalui pedoman Al-quran."
"Kalau begitu... Anda akan mengikuti semua yang saya suruh?"
"Ya."
"Yakin loh ya, dengan Allah."
"Yakin."
"Kalau begitu saatnya pembersihan."
Aku bersalaman dengannya, agak sulit berkompromi dengan Qorin tapi ia masih ada sisa kesadaran untuk memperbaiki.
Maha pemurah dan maha penyayang, salah satu sifat Allah yang sangat sangat selalu di manfaatkan semua orang. Penenang ketika melakukan kesalahan mengingat Allah bersifat baik terhadap ciptaannya.
Bapak-bapak itu berjuang keras mencari semua yang ku anjurkan untuknya, bertatih-tatih dengan di tuntun anak dan istri ia berjalan.
Ibu-ibu yang mengantarkan dan anak muda yang ku usir masih duduk di depan ku.