***
Kalau di ingat-ingat ruangan kepala sekolah sudah penuh sekali, entah aku tidak bisa melihat guru-guru atau murid lagi semuanya sama.
Aku melihat Nul yang di pegang oleh beberapa murid lelaki karena kesurupannya ia mengamuk sekali.
Aku mencoba mendekati Nul dan membacakan ayat, tapi aku kena tendangan telak oleh kakinya di perutku.
Sakit bukan kepalang karena aku terpental ke meja tamu ruangan kepala sekolah.
Sial, awas aja kalau sudah bangun, batin ku sambil mengelus perut karena bukan kepalang sakitnya di tendang oleh si ndut mengamuk satu itu.
"Ta! Kamu kerjain yang ini aja!" Pintah kepala sekolah menunjuk di ruangannya.
Seorang siswi kesurupan di dalam sana. Dari yang ku lihat lebih lemat tapi berbahaya.
"Dia punya penyakit asma?" Cepat ku buka kancing bajunya dan ku suruh temannya yang setia menemaninya tapi bingung mau lakukan apa itu untuk melepaskan kaos kaki dan sepatunya agar ia punya ruang gerak.
Segera ku bisikan ayat-ayat Al-quran dan ku tekan jempolnya (jangan kuat-kuat menekan jempol orang kesurupan nanti malah jadi penyakit lain, yang di kuatkan adalah bacaan dan keyakinan kita aj*tips).
Responnya sangat cepat karena ku tambah bisikan doa nabi Ayub dan akhirnya ia tenang.
Sang teman menangis bahagia tannya sudah membaik.
"Makasih, makasih." Ucapnya kepada ku.
Aku mengangguk "sama-sama." Segera ku tinggalkan karena aku sudah yakin ia tidak apa-apa, aku ke tempat lainnya yang kesurupan.
Aku ke siswi yang kesurupannya cukup aneh, ku datangi siswi itu dan mulai melihat isinya.
Hm, yang merasukinya wanita yang ada di toilet. Toilet sekolah kami sangat bau dan kelam (mungkin tidak ada lampu).
Hanya ada dua wc dan bahkan lebih wangi dari toilet lelaki (lol). Entah siapa yang jorok tapi aku jarang ke Wc sekolah itu.
Aku menghela nafas karena yang ini tidak mengamuk seperti Nul, mengingatnya aku hanya bisa mengelus perut saja.
Tiba-tiba ia bergerak, matanya melebar dan ia mendongkak ke atas. Ia melotot ke seorang murid lelaki yang lewat di atasnya.
"KAU!" Teriaknya membuat yang lain terkejut.
Murid lelaki itu terdiam dan hanya bingung melihat siswi yang keaurupan itu.
"YA, KAU, YANG MEMBUANG PUNTUNG ROKOK DI RUMAH KU DAN MENGOTORI TEMPAT KU!" Teriaknya, semuanya terdiam begitu juga aku.
"PIKIRAN MU JOROK! KAU PENGOTOR! KALAU LIHAT WANITA PIKIRAN MU JOROK! KAU KEMARI BUKANNYA INGIN MEMBANTU TAPI CUMA INGIN MEGANG-MEGANG WANITA!" Teriaknya.
Wow, ni jin nampaknya melihat isi si murid lelaki itu itu. Bagaimanapun aku mengenal yang ia bilang murid pikiran jorok itu karena aku se-smp dengannya.
Hum, aku setuju dengan pendapat ni jin, batin ku mengangguk-angguk sambil terkekeh.
Tapi, jin seharusnya jangan mengambil alih raga manusia dan itu salah.
Segera ku bacakan ayat-ayat yang di terimanya dengan senang hati dan ia (jin) mau menerima untuk keluar dari raga tuh siswi.
***
Jam 4 sore, aku belum juga pulang karena masih capek, dari pagi sampai jam sekarang, entahlah.
Aku mencoba keluar melihat keadaan di luar ruangan kepala sekolah.