Ternyata, hidup bisa semisterius ini ya di Bumi? kita tidak pernah menyangka pada apa yang kita lihat, pada apa yang ada di sekeliling kita, dan pada apa yang kita alami. Banyak sekali kejutan-kejutan di dalamnya, Luar biasa! Dialah yang Maha Segalanya dan Maha Mengajaibkan sesuatu. Ya, terlalu banyak kejadian yang memang tidak pernah disangka-sangka sebelumnya. Entah itu pada diri sendiri atau orang-orang di sekitar kita. Jadi penasaran ending dari cerita ini akan seperti apa? jadi menimbulkan banyak sekali pertanyaan, aku akan bagaimana nantinya? aku akan menjadi apa nantinya? Aku akan bersama siapa nantinya? dan masih banyak pertanyaan tentang 'aku' yang membuat aku penasaran atas jawabannya. Sebenarnya perkara jawaban mungkin tidak perlu melulu dicari, karena nanti jika sudah jatuh tempo, jawaban tersebut akan timbul dengan sendirinya. Ya, dan pasti itupun akan menjadi sebuah kejutan. Sudah 20 tahun hidup di Bumi ini, ketika sebelumnya sempat bepikir ingin pulang ke Mars saja. Karena menurutku Bumi terlalu berisik kala itu. Tapi setelah aku sadari, Bumi akan menjadi asyik saat kita mengasyikkanya, akan menjadi indah saat kita mengindahkannya. Dan akhirnya, niat untuk pulang ke planet Mars pun menjadi urung aku turuti. Dan tadaaa! 20 tahun di Bumi, bersama makhluk asyik dan menyenangkan bernama Manusia. Iya, sama-sama berusaha mencari apa sebenarnya tujuan hidup itu. Sudah 20 tahun dan aku merasa belum bisa berbuat banyak, kepada orangtuaku, teman-teman abnormalku, dan orang-orang di sekitarku. Mungkin ini yang orang bilang belum waktunya, tapi perkara memberikan sesuatu kepada orang-orang terkasih itu tidak kenal waktu, bukan? sebisa mungkin berusahalah menjadi bermanfaat bagi orang lain, sekecil apapun kemampuanmu. Tetap, buatlah dirimu bermanfaat bagi orang lain, itu kata hatiku. Dan aku setuju.
Aku pernah mendengar, bahwa untuk tinggal di Bumi dan memilih menjadi Manusia, kita harus mempunyai mimpi. Tunggu, bukankah kita akan mendapatkan mimpi saat kita tertidur? Kalau begitu, tidak sukar ternyata. Aku hanya membutuhkan waktu tidur yang Panjang, agar sering mendapatkan mimpi. Tapi sayangnya, mimpi yang mereka maksud bukan mimpi dalam arti bunga tidur. Mimpi yang mereka maksud adalah sebuah angan, harapan, cita-cita yang nantinya akan direalisasikan pada hidup mereka. Berbicara tentang cita-cita, jadi teringat pertanyaan guruku saat duduk di bangku Sekolah Dasar. Katanya "Nanti kalau kalian sudah besar, kalian ingin menjadi apa?" "Cita-cita kamu apa?". Kemudian semua anak yang berada diruangan itu berebutan menjawab "Jadi guru" "Jadi dokter" "Jadi tentara" "Jadi bos" dan masih banyak teriakan lain, yang berusaha menembus langit-langit kelas mereka yang sering bocor. Dan kala itulah aku menyadari, bahwa untuk menjadi manusia setidaknya kita harus mempunyai target untuk dicapai kelak. Akupun tidak kalah lantang berteriak menyuarakan cita-citaku, pada hari itu aku berteriak "Ingin menjadi guru". Sungguh, kita tidak pernah menyangka bahwa apa yang kita teriakan kala itu, didengar oleh semesta dan dipeluk oleh malaikat. Siapa yang akan mengira bahwa di masa depan, anak lugu yang berteriak "ingin menjadi dokter" akan menjadi dokter sungguhan. Itulah betapa ajaibnya Pencipta kita menunjukan kuasaNya.
Kejutan berikutnya, berjalan di permukaan Bumi untuk mencapai sesuatu ternyata tidak semulus apa yang kita bayangkan. Banyak sekali kerikil, batu besar, atau bahkan sekedar kulit pisang yang berada di bawah pijakan kita. Aku sendiri sering tersandung, terpeleset, terjatuh, bahkan tersungkur karena hal itu. Katanya inilah yang dinamakan lika-liku hidup. Setelah aku bertambah besar dan otak manusiaku mulai berkembang, mulai terpikirlah bagaimana caranya agar bisa bangun dari jatuh itu dan meneruskan langkahku dengan mantap. Ternyata jawabannya, aku hanya perlu percaya pada diriku sendiri dan bersugesti bahwa ini tidak sakit dan aku bisa! Itulah yang selalu aku yakini dalam proses menggapai mimpi.
Tidak ada yang salah perihal mimpi dan bermimpi. Semua yang berstatus manusia dan tinggal di Bumi berhak, termasuk aku. Suatu hari pada 2017 dan Bumi kala itu sedang dingin-dinginnya karena musim hujan, aku membuka laci dan disana terdapat surat usang yang menagih aku untuk membacanya. Kejutan lagi, manusia spesial yang menyimpan surat tersebut disana. Itulah 'aku' yang menulis surat dan menyimpannya untuk diriku sendiri. Isinya seperti ini:
"Tetaplah berjuang akan mimpi-mimpi yang tengah kau gantungkan sejak lama. Jangan pernah berhenti berdo'a dan berusaha!
Tumbuhlah dengan baik dan mempesona.
Jika kau sedang ada pada titik jenuh, bacalah pesanku ini.
Ingatlah wajah serta perjuangan orangtuamu hingga kau sampai pada titik ini. Titik yang belum tentu orang lain bisa mencapainya.
Tetap bersyukur dan berendah hatilah selalu, sayangi orang-orang yang berada di dekatmu.
Selamat dan Semangat selalu!
Dari diriku yang sangat menyayangi aku sendiri.
Kejar terus, jangan pernah takut lelah dan bosan. Atasi semua!
Kamu luar biasa dari apa yang kamu anggap biasa J".
Sungguh, betapa romantis dan manisnya surat itu. Aku genggam dan dekap dalam dada, agar hatiku ikut merasakan bahwa ada yang selalu mendukung, menyemangati, dan menyayangi aku sebegitunya dan dia adalah diriku sendiri. Seseorang yang sering luput dari pandanganku sebagai manusia, seseorang yang seringkali aku abaikan demi orang lain, seseorang yang seringkali aku lupakan ketika aku sibuk mencari peduli dari orang lain, dan itu adalah diriku sendiri. Mungkin manusia lain pun begitu, seringkali tidak menyadari bahwa dirinyalah yang lebih berharga untuk dirinya sendiri.
Karena itulah, dimulai saat ini. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk lebih percaya dan menyayangi diriku dengan sejumlah kekurangan yang ada. Aku menjadi percaya bahwa aku bisa menemukan dan menggapai mimpiku, aku bisa menjadi diriku yang mungkin abnormal bagi orang lain tapi begitulah aku menunjukkan pada dunia bahwa perihal bahagia adalah aku sendiri yang menciptakan.
Sekarang musim hujan di penghujung November, bulan ke sebelas dari dua belas, dan Bumi sedang dalam keadaan dingin. Artinya, sebentar lagi Bumi akan bertambah usia. Dan manusia didalamnya akan benar-benar sibuk membenahi diri mereka demi mempersiapkan lembaran baru di bukunya masing-masing. Aku pun tak kalah sibuknya dengan manusia lain, banyak sekali hal yang harus aku benahi agar halamanku yang tertumpahi kopi, atau yang sobek di ujung kertasnya tidak terlulang kembali di lembaran baruku nanti.
Bagaimana dengan mimpiku? Tentu saja tidak sekedar aku jadikan bunga tidur, tapi menjadi sesuatu yang mesti aku perjuangan agar menjadi kenyataan. Banyak yang aku semogakan di depan sana dan semoga tidak hanya menjadi sekedar semoga nantinya.
Dan Bumi masih menjadi tempat menyenangkan untuk ditinggali, begitupun dengan manusianya. Walaupun mereka banyak menyuguhkan warna yang berbeda, tapi itulah yang membuat dirimu lebih berwarna dan beraromanis. Aku suguhkan sebuah catatan untuk manusia spesial yang sedang membaca tulisanku ini.
Mari menjadi manusia yang lebih menyayangi diri sendiri dan percaya bahwa yang kau anggap mimpi adalah bukan sekedar bunga tidurmu. Percayalah bahwa dirimu mampu menggapainya.
Satu lagi, mari menjadi menjadi manusia yang menyenangkan
karena hidup akan indah saat kita mengindahkannya.
Bandung, Musim Hujan November 2017
Salam Sayang dari Pengunjung Bumi,
Ratna Kumalasari
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Akhir Tahun "Dear Me"
RandomDisini lah awal mula kita untuk menjadikan langkah kita kedepan menjadi lebih baik dari hari lalu. Disinilah awal cerita kita mengapa kita bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Tulisan ini bisa diibaratkan adalah kaca, cerminan diri kita yang siap u...