Siapa yang ingin menjadi pahlawan pendidikan di indonesia???
Kebanyakan generasi muda hanya ingin menjadi orang yang dapat mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar agar bisa mencukupi hidupnya, serta dapat menunjang masa depannya.
Banyak anak muda memimpikan hal tersebut, padahal kita sendiri tahu bahwa pahlawan zaman now sudah tidak ada, karena negara kita sudah merdeka, bebas dari penjajahan dan aman.
Pekerjaan sebagai guru masih dianggap kurang penting, karena guru tidak dapat menjamin hidupnya di masa yang akan datang.
Kenapa banak anak yang memilik kecerdasan lebih kurang tertarik menjadi guru???
Banyak faktor yang menyebabkan kurangnya minat terhadap profesi guru, antara lain: rendahnya jiwa mengajar para pemuda ini ditambah dengan rendahnya kesejahteraan guru sehingga membuat profesi guru tidak lagi menjadi daya tarik bagi para remaja (https://www.antaranews.com/berita/347298/pengamat-lipi-profesi-guru-kurang-diminati-remaja).
Guru harus diberikan kredit plus agar banyak anak muda memilih profesi guru, sehingga profesi guru dapat dijadikan pilihan pertama. Jika profesi guru bukan menjadi prioritas pertama, maka pendidikan di indonesia tidak akan berkembang dengan baik, karena anak muda yang memiliki intelektual lebih tidak menjadi guru.
Maka akan muncul kecenderungan yang mempertanyakan bahwa kenapa kemajuan bidang pendidikan lebih rendah dibandingkan dengan bidang lain seperti teknologi, kedokteran, bisnis, ekonomi, dsb???
Kita paham bahwa generasi bangsa akan baik jika proses pendidikannya baik, maka alangkah baiknya kita memikirkan agar bidang pendidikan di indonesia dapat memiliki peningkatan yang lebih dari bidang lain, terutama bidang teknologi yang sangat berkembang dengan cepat.
Contoh perkembangan bidang teknologi yang ingin mengganti guru manusia dengan artificial intelegence (kecerdasan buatan) yang dikembangkan oleh negara china. Maka akan bisa membuat tenaga manusia akan tergantikan oleh robot.
Orang yang pandai seperti negara china saja sedang mengembangkan, mempunyai kepercayaan bahwa teknologi akan mampu memberikan hasil pada proses pendidikan yang lebih baik. Mungkin benar teori bahwa teknologi dapat membantu manusia, dan juga meningkatkan hasil jika digunakan dibandingan dengan kinerja manusia yang terbatas, karena kemampuannya. Akan tetapi, jika teknologi yang menggantikan manusia dalam pendidikan, rasanya masih perlu banyak kajian terlebih dahulu karena kita ketahui bahwa manusia memiliki batasan yang perlu disesuaikan terutama masalah kondisi jiwa manusia.
Contoh nyata, sewaktu kecil saat masuk dunia kanak-kanak, sekolah taman kanak-kanak. Anak kecil lebih membutuhkan keceriaan saat belajar di bandingkan dengan tuntutan harus menguasi materi yang di ajarkan. Saat saya menangis, saya perlu ditenangkan. Jika guru manusia, pasti punya rasa untuk menenangkan anak, meskipun bukan anaknya sendiri. Berbeda halnya dengan robot yang tidak mengerti kondisi saat manusia tidak nyaman, yaitu menangis.
Kita mengetahui bahwa gaji guru taman kanak-kanak sangat kecil, dibawah 300 ribu rupiah. Dengan kesulitan saat mengajar, guru tetap semnagat walaupun hanya mendapat gaji yang bisa di katakan tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di desa saya berdiri TK dan MI Sumberterbu, dimana guru yang mengajar masih belum mendapat gaji dari guru. Berdiri sejak tahun 1990 an, dengan kondisi bahwa guru mendapat gaji yang kecil, para guru tetap semangat memberikan dedikasi terbaik yang dimiliki untuk mengajar. Sampai sekarang tahun 2017, masih ada gaji guru di bawah 300 ribu rupiah untuk guru TK, dan dibawah 700 ribu rupiah untuk gaji guru MI. Ayah saya yang mengajar di MI sejak tahun 1992 sampai sekarang, masih tetap memberikan ilmu terbaiknya untuk generasi muda. Seharusnya kita yang sebagai generasi muda mengikuti semangat para guru jaman dahulu, karena generasi berikutnya akan sangat bergantung pada guru yang mengajarkannya. Jika sekarang saja anak SD, sudah menggunkan handphone sebagai mainan dan meninggalkan permainan tradisional, bagai kelak kondisi generasi penerus bangsa yang banyak mendapatkan pelajaran kurang baik dari kemajuan teknologi di bandingkan dengan mendapatkan ilmu dari guru.
Hal terpenting, jangan sampai generasi muda lebih menghormati teknologi, dibandingkan menghormati guru yang memberikan ilmu tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imlbalan dari muridnya. Maka generasi muda harus menjadi pelopor untuk kemajuan pendidikan terutama pendidikan di negera sendiri, INDONESIA...
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Akhir Tahun "Dear Me"
De TodoDisini lah awal mula kita untuk menjadikan langkah kita kedepan menjadi lebih baik dari hari lalu. Disinilah awal cerita kita mengapa kita bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Tulisan ini bisa diibaratkan adalah kaca, cerminan diri kita yang siap u...