Cinta. Satu kata untuk tahun ini. Tahun dimana aku menemukan kamu lagi setelah terpisah di tahun-tahun yang sebelumnya. Kamu yang ada di masa kecilku. Kamu yang menjadi cinta bersama kenangan itu. Cinta yang penuh dengan ujian pada tahun ini. Karena pada tahun ini juga, aku dan kamu berpisah.
Berjumpa ku pada tahun 2017, berjumpa juga aku dengan mu. Pertemuan kita tidak di awali dengan rasa canggung. Kita tetap memanggil dengan nama julukan kita dulu. Dan bercanda dengan keadaan fisik di antara kita.
"Hey, birong, keleng, makin hitam aja kau ya?" sapa-ku padanya.
"Ehh... Dasar segumpal lemak, kau pun makin gendut." Balasmu.
Namun, dibalik kalimat itu, tersembunyi satu kalimat dalam hatiku,"Aku rindu". Tak tahu apakah kau juga sama.
Banyak hal yang kita lakukan, bermain di tanah lapang ditemani bulan purnama, menonton film kesukaanku walau kau terpaksa karna kau tak tertarik, menapak jejak berkilo-kilometer, dan saling mengusap air mata dan ikut menangis jika salah satu dari kita menangis.
Ada moment yang paling ku ingat. Segala sesuatu yang berhubungan dengan penderitaan kucing, aku pasti menangis. Apalagi disaat kucingku pergi dari rumah selama dua hari dua malam. Pada dua malam aku menangis sampai tertidur. Dan kau menemaniku melalui video call. Kau mengatakan dengan berbisik, "Aku cinta kamu." Aku mendengarnya tapi aku pura-pura sudah tertidur pulas.
Dan moment yang sangat dramatis diantara kita, ketika kita bertengkar karna kata-kataku yang membuatmu terluka. Aku menghampirimu di tempat kerja, dan kita pulang menerjang hujan dengan berjalan kaki. Aku di depanmu, kau di belakanganku. Seperti aku yang sedang menentukan arah jalan. Seperti aku yang sedang marah dan kau mengejar.
Sampai ketika saat kau melihatku kelelahan karena jarak perjalanan kita yang jauh, kau berjalan di sampingku, menggenggam tanganku seraya berkata,"Udah ya, kita naik taxi online aja, nanti Icha drop lagi, Icha kan ada tekanan darah rendahnya."
Aku diam tak menjawab dan terus berjalan. Aku menantikan satu kalimat yang keluar dari mulutnya. Egois memang, aku yang salah tapi mengapa aku yang diam. Malah yang marah padaku yang membujukku. Parahnya lagi mengharap sebuah kalimat.
Beberapa saat kemudian, akhirnya kalimat itu terucap,"Icha, Rofiq udah maafin Icha. Udah ya jalannya, nanti Icha sakit. Dan Aku Cinta Kamu." Aku hanya berharap satu kalimat saja, malah mendapat dua kalimat dimana yang satunya lagi merupakan sebuah pernyataan perasaan.
Aku berhenti berjalan dan melihat wajahnya dengan air mataku yang telah membasahi pipi.
"Iya, Icha berhenti jalan. Yaudah, pesanlah taxi online-nya."
Dia tersenyum, dan mencubit pipiku sambil mengatakan,"Dasar Gendut."
Namun, semua kenangan itu takkan pernah terulang lagi. Sebuah keputusan telah ku ambil. Sebuah pemikiran baru telah mengikat otakku. Keputusan ini yang menyebabkan perpisahan kita di bulan-bulan terakhir tahun 2017.
Jangan tanya bagaimana hatiku. Karna aku takkan mengatakannya. Yang bisa aku lakukan hanyalah bersyukur dengan apa yang terjadi pada tahun ini. Jalan yang telah ku ambil, ku yakini untuk kebahagia-an.
Maafkan atas segala hal yang kulakukan padamu. Apalagi yang membuatmu sangat-sangat terluka. Hingga amarahmu kau lampiaskan dengan menyakiti diri sendiri. Ku mohon maafkan. Karena hanya dua hal yang bisa ku lakukan untukmu. Maaf dan berdoa pada-Nya sang Maha Pembolak-balik hati.
Terima kasih untuk dukunganmu dengan jalanku ini. Meski kau tau, saat aku terluka dan saat aku tersakiti, kau tak bisa ada di sampingku. Dan saat rindu datang, kau tak dapat menemuiku.
Dan juga terima kasih padamu serta pada Dia yang Maha Mengetahui dan Maha Cinta, karna susunan kalimat yang kau ucapkan padaku:
"Aku akan melamarmu. Aku akan berusaha untuk menghalalkanmu. Aku juga akan berusaha untuk mengikuti langkah yang kau ambil. Serta menjadi yang lebih baik. Terima kasih karna jalan yang kau ambil, dengan perubahan pemikiranmu ini, aku jadi terinspirasi."
Aku dan kamu hanya akan memohon dan terus berdoa, agar semua sesuai dengan apa yang kita harapkan dan ikhlas serta tetap saling mendoakan apabila semua berjalan tak sesuai keinginan.
Aku dan cadarku akan berjuang bersama. Melawan kata-kata orang yang tidak menyenanginya, bertahan pada mereka yang menganggap cadar ajaran sesat dan teroris. Dan berjuang melawan penantian yang sewaktu-waktu menjelma jadi rindu.
Kamu dengan celana jingkrak-mu akan terus berada dalam penantianku untuk sebuah akad yang akan terucap di saat doa dan usaha kita terwujud, saat takdir dan waktu telah mempertemukan kita dan mengulang kebersamaan kita atas Izin orang tua dan ridho dari-Nya.
Dear me! Berjuanglah untuk tidak melepaskan jilbab panjang dan cadar ini. Teruslah jadi yang lebih baik dan menghapus dosa masa lalu yang telah menumpuk tinggi bagaikan gunung yang menjulang ke angkasa. Kan ku doakan selalu kamu yang berjuang menghalalkan ku. Tahun yang akan datang, bukan hanya pakaian syar'i yang memenuhi lemari. Tetapi, ilmu dan sedekah juga akan memenuhi hidupku. Serta bukan juga hanya kamu yang terinspirasi, melainkan juga orang-orang disekitarku, termasuk sahabat-sahabatku. Aamiin.
Ku juga berharap, kalian yang memiliki 'kamu' seperti milikku, akan segera diseriusin dan di ijab kabulkan. J
Medan, 22 November 2017
Karya: KhalieCullainz
Nama Asli: Nur Khaliza
f
<>
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Akhir Tahun "Dear Me"
RandomDisini lah awal mula kita untuk menjadikan langkah kita kedepan menjadi lebih baik dari hari lalu. Disinilah awal cerita kita mengapa kita bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Tulisan ini bisa diibaratkan adalah kaca, cerminan diri kita yang siap u...