Setia Wati "Di Musim Depan, Tetaplah Menulis! "

41 2 0
                                    


Dear Me! Kamu kecewa? Tidak mengapa. Hujan akhir musim akan membasuhnya. Jika masih belum dapat juga melupakan, nikmatilah satu-dua hari ini. Lusa, hujan tidak akan membawakan rinai lagi. Musim akan berganti. Semoga lukamu juga berganti. Cepat-cepatlah menata hati lagi. Kita punya pekerjaan untuk musim yang indah besok.

Jika telah selesai dengan elegimu, aku ingin bicara tentang realiti. Esok, di musim yang baru, ada hati yang harus kita menangkan. Kita tak bisa berterusan dengan cara seperti kemarin. Bertahan memang baik, tapi berjuang akan lebih baik lagi. Kita yang dipinggirkan kemarin tidak bertahan lagi di musim depan. Bersiap-siaplah untuk menyerang kali ini. Tapi, kamu ingat! Jangan tusuk luka lawanmu.

Hari ini, kita bicara tentang strategi menghadapi musim baru. Tetap tebarkan senyum manismu pada siapapun itu. Kita akan mulai dengan wajah yang penuh kehangatan. Kemudian, temui semua yang pernah merendahkan. Sapa dia dengan salam yang damai. Ingat! Kita berjuang tidak untuk kepura-puraan. Memaafkan? Kita memaafkan dengan sepenuhnya. Ikhlas. Untuk tahap pertama, kita telah menang. Kita menang melawan ego sendiri.

Berikutnya, ambil kembali buku-buku yang pernah kauhamburkan. Tata lagi dengan serapi mungkin. Jangan lupa! Baca setiap kalimatnya yang memberikan energi baru. Kita butuh ilmu untuk dapat mengalahkan mereka. Cukup garis bawahi yang positif saja. Sarapan kita kali ini tidak lagi hanya segelas susu hangat dan sepotong roti. Kita butuh buku untuk santapan pagi. Kita bisa, bukan? Dua kosong. Kita menag lagi.

Kita sudah memulai perjuangan dengan indah. Terus saja seperti itu. Sabar, ikhlas, dan syukur. Di musim depan, kau tidak akan menangis lagi. Kau hanya perlu tersenyum dan kemudian melangkah. Tak mengapa jika di suatu waktu kamu hanya berjalan pelan. Yang tidak boleh kau lakukan adalah berhenti. Setidaknya, jika kau benar-benar penat, biarkan jemarimu tetap bergerak di atas tuts-tuts laptopmu. Ingat! Mulai sekarang, jangan berhenti menulis!

Padang, 27 November 2017

Dear Me: Bahkan di musim depan

seklaipun tidak ada lagi hujan

kamu harus tetap menulis

Locked="false"

Catatan Akhir Tahun "Dear Me"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang