Rasulullah SAW pernah bersabda "...Tidak datang suatu zaman kecuali sesudahnya lebih jelek dari zaman sebelumnya..." H.R. Bukhori. Mendengar hadist tersebut, membuat aku untuk berfikir dua kali dalam setiap perbuatan yang aku kerjakan. Perkembangan zaman yang berkembang pesat saat ini, disamping memberikan dampak positif juga banyak memberikan dampak negatif.
Ujaran kebencian yang marak terjadi dewasa ini, baik melalui media sosial maupun secara langsung. Kasus korupsi yang terjadi juga membuat aku merasa prihatin. Selain itu, kemaksiatan yang merajalela sehingga membuat generasi saat ini hancur, menandakan bahwa benar sabda Rasulullah diatas.
Oleh karena itu lah, setiap hari aku selalu berdo'a kepada-Nya semoga Allah selalu melindungiku dari fitnah dan kerusakan zaman akhir. Betapa beratnya hidup di zaman akhir ini, godaan duniawi yang silih berganti menimpa aku terkadang membuat goyah imanku. Selama aku masih bisa, pasti aku meminta dan segara memperbaiki diri menjadi insan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Untukku, semoga ditahun depan aku bisa melampaui perjalanan hidup dengan mudah. Cobaan yang menerpaku aku mencoba untuk bersabar dan tabah. Sebab Allah itu suka orang-orang yang sabar. Aku juga akan lebih berusaha untuk mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT. Kematian itu datang sewaktu-waktu, tidak melihat entah itu muda ataupun tua.
Aku ditahun depan akan melaksanakan Ujian Nasional. Untuk itulah, aku berusaha belajar semaksimal mungkin. Meskipun nilai UN tidak menentukan kelulusan tapi nilai itu akan tertera di ijazah. Kalau nilainya baik kan yang senang aku sendiri namun kalau jelek yang rugi juga aku sendiri. Selain itu, orangtua juga akan bangga apabila anaknya mendapat nilai bagus. Namun, yang sangat aku sesalkan yaitu UN sekarang ini berbasis komputer. Mengapa? Karena aku selalu tidak konsen jika waktu itu tertera di monitor, sehingga membuatku untuk lebih belajar menyelesaikan soal dengan waktu secapatnya agar tidak kehabisan.
Dear me, untuk mengimplementasikan hobi menulisku, aku sering mengikuti event-event menulis. Selain itu, aku bercita-cita untuk menerbitkan sebuah buku di masa mudaku sebelum umurku mencapai kepala dua. Mungkin sebagian besar temanku berfikir "Apa kamu bisa?" namun aku selalu memacu semangatku agar bisa menerbitkan sebuah buku. Selain itu, sebelum namaku ditulis diatas batu nisan, aku harus menulis namaku di cover buku.
Selain itu aku selalu merasa kasihan melihat orangtuaku yang selalu bekerja tiap hari di sawah. Itu yang selalu membuatku untuk tidak nakal dan selalu bersikap hidup sederhana. Terkadang ketika mereka mencurahkan semua keluhan tentang biaya sekolah, aku selalu berfikir kapan aku bisa membantunya sehingga beban mereka bisa terkurangi. Dear me, semoga ditahun depan aku punya sebuah usaha sampingan disamping belajar juga bisa menghasilkan uang untuk membantu kedua orangtuaku.
Dear me, tahun ini mungkin menjadi tahun yang membanggakan dalam diriku. Banyak pengalaman yang telah aku lalui. Teman-teman yang selalu menemaniku hingga tak mengenal waktu. Serta orangtuaku yang selalu menyayangiku hingga aku besar saat ini. Umur yang dewasa ini, aku ingin selalu berbuat baik dari hari ke hari dan belajar dari pengalaman yang telah aku lalui. Selalu menjadi insan terbaik diantara yang baik dan bisa berpengaruh positif terhadap lingkungan, itulah harapanku.
V]
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Akhir Tahun "Dear Me"
AcakDisini lah awal mula kita untuk menjadikan langkah kita kedepan menjadi lebih baik dari hari lalu. Disinilah awal cerita kita mengapa kita bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Tulisan ini bisa diibaratkan adalah kaca, cerminan diri kita yang siap u...