Pancaran sinar matahari membakar butiran-butiran pasir di gurun yang menjadi saksi bisu kisah cintaku. Mentari kala itu sangat gembira memancarkan cahayanya, di tambah hembusan sepoi-sepoi angin yang berhembus. Tak bisa dibayangkan betapa butiran-butiran air keringat mulai mengalir di pipiku. Disaat harus menempati perkataanku padanya diseberang bukit pasir ini.
Kisah itu dimulai dari kedatangan seekor onta yang tidak ada pengembalanya. Onta itu tampak kebingungan dibawah panasnya mentari. Dari kejauhan aku yang berteduh dibawah rindangnya pohon kurma melihat onta tersebut. Karna kelelahan dan ditambah sejuknya angin yang membuat fikiran ku mejauh dari onta tersebut.
Ada sesosok bayangan hitam di gurun ini tampak semakin lama makin dekat. Bayangan itu tiba – tiba hilang dari peredaran bola mataku. Aku kebingungan , apa sosok hitam itu hilang karna hembusan angin gurun ini?Apa hilang karna meleleh oleh sinaran mentari siang? Apa itu hanya pikiran ku saja ? semua kata mungkin akan keluar dari mulutku.
Angin yang berhembus menerbangkan sesuatu dan menempel dipipiku, lalu dengan spontan tangan ku menepuknya dan aku terbangun dari mimpi yang aku alami tadi. Aku terkejut yang aku kira nyamuk ternyata onta tadi telah berada di disini dan menjilati ku.
"Kamu tampak sedih ". Kataku sambil mengelus kepalanya.
Onta itu menunduk seakan mengerti dengan perkataanku. Sejauh mataku memandang tak ada orang lain, selain aku disini. Siapa yang mau berkelana saat matahari tengah terik seperi ini" heranku dalam hati.
Onta tersebut menekukkan kakinya dan berteduh dibawah pohon tempat aku berteduh. Aku heran apa yang ada dipikiran onta ini, ketika aku mencari pemiliknya disekitaran pohon tersebut. Onta itu mencium tas yang aku sandarkan di pohon tersebut.
"Mmhh mungkin onta ini kelaparan " gumamku.
Tapi ditas yang ku bawa tidak ada makanan lagi. Onta tersebut tampak menutup matanya ,aku mulai mendakitnya kembali. Di leher onta tersebut tampak ada yang berkilau ternya di balik kilauan yang lihat ada kalung yang menandakan onta tersebut ada pemiliknya.
Aku mulai kehausan dan persediaan mulai habis, aku harus mencari air untuk bertahan hidup. Sejak persediaan minuman habis aku menjadi kehilangan akal untuk mencari air di Gurun yang terik ini.Matahari yang berkilau membuat onta tadi menjadi gerah aku ihat onta tersebut tampak haus sekali. Aku memutuskan untuk mencari air sampai sebisaku untuk onta tersebut.
"Aku berjanji padamu onta aku akan mencarikan air untukmu, tenanglah dan tunggu aku disini" . Ucapanku padanya.
Tiga jam lebih aku mencari air, dari kejauhan terlihat beberapa orang mengangkat sesuatu di atas kepalanya, ada pula yag sedang menimba air dibawah sana. Tanpa ada kata yang terucap aku turun perlahan ke bawah bagian gurun ini. Lama semakin lama aku mulai mendekat ke bawah, seiring aku menahan terik matahari yang mengilaukan mata dari jeda bayangan kilau tersebut satu – persatu suasana disana tidak seperti apa yang aku lihat diatas tadi. Didalam hatiku hanya berbisik mungkin orang tersebut telah naik keatas. Namun dari tadi aku terun ke bawah tidak ada satupun orang yang bertemu denganku. Aku semaki kebawah, perlahan tapi pasti. Namun kepastian aku mulai terjawab di sana tidak ada apapun hanya butiran pasir yang sama disekeliling ku. Hatiku menjadi tak tahu apa yang akan dikatakan. Kubayangn dibalik sana onta tadi pasti menungguku , dia kehausan. Maafkan aku , aku akan berusaha mencari air untuk mu.
Dari bawah sini aku memegang sebuah tempat air , memandang keatas bukit ini. Dari jeda kedipan mataku terlihat pohon kurma yang dibawahya ada onta tadi.
Rasa heran hadir dalam diriku, kenapa pohon tersebut ada disana? Padahal seharusanya ada di seberang sana. Karna penasaran aku mendekati pohon tersebut. Beberapa melangkah kaki aku tersandug dibawah tumbukan pasir .Aku mencoba mengetahui apa benda tersebut . Hembusan angin gurun membuat aku menjadi lebih lega. Dari hembusan anginyang menghampiriku aku angkat benda tersebut , lalu aku lihat ternyta itu adalah tabung yang didalam ada air yang bisa untuk minum beberapa kali. Yaampun ,luar biasa bayangan semu yang aku lihat dari kejauhan tadi membuat aku gila akan janji ku. Akhirnya aku menemukan air untuk mu onta. Tenang lah aku akan menemuimu. Lalu aku bergegas pergi. Pohon yang terlihat tadi aku lihat dari kejauhan apa benar itu pohon yang sama aku singgahi tadi? Dari kejauhan tampak pohon itu mirip sekali . Namun , dari kejauhan tidak terlihat onta tersebut. Ini mungkin seperti bayangan tadi. Sudahlah aku tidak akan kesana lagi. Bayangan yang tiba-tiba muncul seperti apa yang aku lihat tadi ternyata bayangan setan yang hadir dalam pikiran ku. Daerah sini terkenal akan kumpulan jin , yang membuat orang akan terpengaruh. Jika akan di ikuti bayangan tersebut . Maka jin tersebut akan membuat kita semakin penasaran.
Aku kembali Onta, Terimakasih kau telah menunggu ku. Ini air untukmu minumlah . Air tersebut aku letakan di wadah yang cukup lebar . sehingga onta tersebut bisa meminum dengan Puas. Aku lelah setelah semuanya yang terjadi. Seakan Onta tersebut mengerti akan apa yang aku alami onta tersebut menganguk dan melihat aku dengan lebih dalam.
Tenang onda kamu adalah temanku. Aku melihat kalung yang tergantung dilehernya. Di bagian yang seperti permata itu ada sebuah ukiran nama yang terukir Cindai. Ternyata pemiliknya memberi nama Cindai, namanya yang bagus. Semoga kita berteman ya cindai. Angin yang meniup seakan pikiran aku melayang, aku tertidur di pohon kurma ini.
Onta tersebut mengusap pipiku, mengelus dengan kasih sayangnya. Aku membuka mata perlahan. Namun didepanku bukan Onta lagi melainkan sesosok putri yang manis sekali . Kalung yang dipakainya terukir Cindai . Disaat aku merasa terkejut ,Cindai yang cantik itu menceritakan semuanya apa yang terjadi padanya. Aku berbincang cukup lama , Cindai mendapat kutukan dari jin yang ada digurun sana karena telah terjebak oleh bayangan semu disana , ya itu ternyata Fatamorgana. Tempat ini sangat rawan sekali. Terimaksih pangeran ku. Kau telah menyelamatkan ku dari kutukan Jin Fatamoraga.
NAMA :Rexy elnando
Tempat / tgl lahir : Jakarta , 23 Mei 1998
Dari : Mahasiswa Jurusan Geografi(NK) Universitas Negeri Padang.
Karya :"Takkan Ku Pudarkan Harapanmu Ayah".( Cerpen 16 karya Terbaik pada acara bedah buku Pelita karya Rahmi Gusniarti di Padang.
U>1
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Akhir Tahun "Dear Me"
DiversosDisini lah awal mula kita untuk menjadikan langkah kita kedepan menjadi lebih baik dari hari lalu. Disinilah awal cerita kita mengapa kita bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Tulisan ini bisa diibaratkan adalah kaca, cerminan diri kita yang siap u...