Hari ini begitu cepat berlalu. Tak terasa sudah di penghujung tahun 2017. Apa yang telah aku capai? Tidak begitu banyak yang aku capai. Sejenak aku mengingat ke belakang. Begitu banyak pencapaian yang ingin aku capai, di tahun ini. Aku punya keinginan untuk membeli kamera, menjadi juara dalam setiap kompetisi yang aku ikuti, prestasi di kampus meningkat, bimbingan bahasa inggris dan test toefl dan sebagai pengusaha muda
Kenyataan yang aku terima sangat pahit. Dulu aku pikir semuanya indah dan gampang untuk dijalani. Namun, sesudah dijalani tak mudah dan terasa pahit ketika kuingat kembali perjalananku dalam setahun ini.
Banyak rintangan yang kuhadapi, uang yang kutabung untuk membeli kamera tidak cukup dan yang lebih parahnya lagi uangnya terpakai untuk biaya seminar dan kegiatan kompetisi. Mama selalu bertanya, " kakak kemanakan saja uang itu?" Kadang aku menjawab pertanyaan mama dengan jujur tapi sering juga aku menjawabnya dengan berbohong. Berbagai argument aku lontarkan agar mama percaya. Hal ini aku lakukan karena sebelum mama mengirim uang terlebih dahulu di bilang buat berhemat.
Semenjak tahun 2017 aku sering mengikuti kompetisi baik itu essay, olimpiade, menulis puisi, artikel, dan LKTI. Namun, belum pernah terdengar kabar baik. Sampai saat ini, aku belum pernah menjadi seorang pemenang. Aku lebih sering merasa sebagai seorang pecundang. Ya, mungkin julukan ini ccocok buat aku. Namun, satu hal yang kutanam dalam hati bahwa setidaknya aku pernah mencoba dan berjuang.
Penderitaanku bukan sampai di situ saja IP ku pada semester V turun drastis. Namun, IP ku yang turun dapat terobati dengan naiknya IP ku pada semester VI.
Kebetulan aku lemah dalam Bahasa inggris. supaya Bahasa inggris tidak begini-gini saja aku berencana untuk bimbingan sambil ikut test TOEIFL. Namun, ini pun tidak terrealisasi. Susahnya keluar dari asrama menjadi salah satu alasan buat aku untuk mengurungkan niatku ini.
Aku mencoba keberuntungan berusaha. Aku membentuk tim untuk berusaha ternak bebek petelur. Namun, usaha itu hanya berjalan selama kurang lebih sentengah tahun. Di bulan September 2017 aku bersama dengan tim gulung tikar. Lalu kami putuskan menjual semua bebek kami. Uang hasil penjuallan bebek kami digunakan untuk membayar utang pakan. Sisanya kami gunakan untuk budidaya ternak lele.
Rumit sekali jalan kehidupanku ini. Terlalu penderitaan dan kegagalan. Alhasil terciptalah cerita kegagalan dalam hidupku ini. Kata orang kegagalan bukan untuk ditangisi bahkan diratapi. Namun, aggaplah kegagalan sebagai batu loncatan untuk kamu meraih kesuksesan. Aku juga menganut paham ini. Bagi aku kegagalan merupakan cambuk buat aku untuk mencapai kesuksesan.
Tahun 2017 beserta kegagalannya sebentar lagi bakalan berakhir. Tahun 2018 telah menanti. Aku berharap apa yang tidak kucapai di tahun ini dapat terwujud di tahun 2018. Lengan bajuku telah siap kusisingkan untuk maju mencapai keingininan. Telingaku telah siap kututup supaya tidak mendengar kmentar orang-orang yang mengaggap remeh mimpiku. Kembali ingat dan tanamkan dalam hati seraya menjalankannya, " Di mana ada niat di situ ada jalan".
V:s
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Akhir Tahun "Dear Me"
CasualeDisini lah awal mula kita untuk menjadikan langkah kita kedepan menjadi lebih baik dari hari lalu. Disinilah awal cerita kita mengapa kita bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Tulisan ini bisa diibaratkan adalah kaca, cerminan diri kita yang siap u...