Masa-masa akhir perkuliahan S1 akan segera berakhir pada tahun mendatang. Berbagai hal mulai dipersiapkan oleh penulis yang juga ditahun mendatang akan genap berusia 20 tahun. Persiapan tersebut adalah skripsi untuk menggapai kelulusan, hingga berbagai softskill yang juga akan menunjang kehidupan pasca kampus. Sudah tiga tahun masa yang menyandang gelar 'mahasiswa' dan segera menanggalkan gelar tersebut bila saja tidak berlanjut ke jenjang pasca sarjana.
Yang lazim, setelah lulus adalah bekerja, berusaha mencari gaji yang sebesar-besarnya walau terkadang mesti harus berbeda jauh dengan jurusan yang sedang didalami kini. Tapi, itulah kehidupan. Antara pilihan, kesempatan dan keinginan yang kadang merubah jalan yang seharusnya digariskan pada awal menjajaki suatu jurusan di universitas.
Jurusan yang kini disandang oleh penulis adalah jurusan mengenai ilmu yang berkaitan erat dengan masalah hajat hidup orang banyak sekaligus kebutuhan pokok bagi seluruh insan manusia – pertanian, tepatnya jurusan ilmu tanah. Jurusan ini memang sebuah bidang yang penting untuk didalami namun, sebagian generasi muda kini enggan untuk turun langsung dalam penerapan pertanian itu sendiri. Walau sesungguhnya sangat akan berpeluang besar untuk sukses bila menekuninya.
Pertanian bukanlah sekedar teori bercocok tanam, memelihara tanaman kemudian memanennya. Pertanian dalam arti luas merupakan kegiatan dan usaha memanen energi matahari melalui budidaya tanaman sehingga menghasilkan bahan pangan, sandang dan papan (Arifin 2015). Sehingga tidaklah pantas lagi bila disodorkan dengan kata "pertanian" segera terlintas alam pedesaan yang statis, sunyi, tertinggal, masyarakat berpendidikan rendah, kemiskinan, bergelut dengan tanah dan lumpur, kotor dan "ndeso". Justru yang kini perlu dirubah mengenai pemikiran ini ialah bahwa pertanian merupakan sesuatu yang dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang berkualitas, bebas dari kemiskinan, memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan, serta orang-orang yang bergerak didalamnya memiliki pengetahuan, keterampilan dan berbudaya industri yang bertanggung jawab. Tentunya pertanian ini bukanlah hal yang dapat diremehkan.
Sebenarnya tidak perlu menjadi petani secara langsung di lahan untuk memajukan pertanian. Berbagai peran dari hulu hingga ke hilir pertanian dapat diambil sebagai seseorang yang menyandang gelar 'mahasiswa pertanian'. Mungkin terdengar berat bila didefinisikan secara gamblang dan ilmiah apa makna dari pertanian, namun itulah yang perlu diketahui, dipelajari dan tentunya diterapkan nantinya.
Penerapan bidang ilmu ini adalah persoalan yang perlu dipikirkan secara seksama oleh mahasiswa yang akan segera memulai penelitian. Berbagai permasalahan dapat diangkat guna menemukan solusi yang jitu dan berkelanjutan. Termasuk untuk penulis agar ditahun mendatang melakukan penelitian yang mampu menjadi alternatif dari permasalahan lahan terutama dalam hal peningkatan produktivitas lahan tersebut. Melakukan penelitian ini memang akan sulit namun, bila dilakukan sungguh-sungguh akan pastilah dapat mendapatkan kesimpulan yang terbaik.
Penghujung masa perkuliahan memang dilema bagi para mahasiswa untuk akan 'bekerja kemana' nantinya. Belum lagi, bila persoalan mengenai skripsi ataupun tugas akhir itu tak kunjung usai yang justru menjadi beban pikiran semakin runyam. Penulis memang punya rencana tentang apa yang akan dilakukan selepas kelulusan. Tentunya hal yang akan digeluti bukanlah bersentuhan langsung dengan lahan dan tanah. Akan tetapi, mengenai pendidikan pertanian kepada generasi muda.
Mengajar adalah kegiatan rutin penulis sejak semasa sekolah menengah atas yang kian berlanjut hingga masa mahasiswa. Memang, bukan mengajar mengenai pertanian secara jelas menerangkan mengenai pertanian. Tetapi, melalui penerapan ilmu-ilmu murni di sekolah adalah bidang pertanian secara luas yang dapat dijadikan contoh nyata dari adanya ilmu murni tersebut. Berbagai kegiatan dalam pertanian dari hulu ke hilir adalah terapan dari ilmu murni seperti matematika, kimia, fisika dan biologi yang justru akan memberikan gambaran yang lebih jelas pada siswa.
Berkontribusi dalam pertanian itu adalah tugas semua orang, terutama orang-orang yang memang sudah berada dalam cakupan ilmu pertanian secara nyata. Siapapun kalian, dari bidang manapun atau jenjang manapun, mari mendukung pertanian dalam artian luas. Mendukung bukan berarti mesti terjun langsung, tetapi dengan ikut berkontribusi pada bagian hilir juga akan membantu tergeraknya kembali roda pertanian. Semoga, di tahun mendatang akan ada inovasi melalui penelitian mahasiswa tingkat akhir yang menulis tulisan ini.
Referensi:
Arifin HS. 2015. Pendidikan Pertanian Kini dan Masa depan dalam Tantangan Generasi Muda dalam Pertanian, Pangan dan Energi. Bogor (ID): IPB Press
alse" Semi-
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Akhir Tahun "Dear Me"
AcakDisini lah awal mula kita untuk menjadikan langkah kita kedepan menjadi lebih baik dari hari lalu. Disinilah awal cerita kita mengapa kita bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Tulisan ini bisa diibaratkan adalah kaca, cerminan diri kita yang siap u...