AULIA PUSPITA SACRIFICE IN THE FUTURE

38 8 0
                                    


Penghujung tahun akhirnya datang, satu tahun ini tak lepas dari suka hingga duka. Tahun ini banyak hal baru yang aku temui, tak terduga, sebuah kejutan yang berharga untuk diriku. Sang fajar selalu menunggu dan memberi salam saat aku terbangun dari tidur lelapku, hingga sang fajar mengantarkanku untuk beristirahat. Tuhan, tak ada kata yang terucap selain rasa syukur dan terimakasihku kepada-Mu. Awal hingga penghujung tahun ini engkau selalu mengajarkanku banyak hal.

Ayah, ibu aku tau harapanmu besar sekali pada si bungsu ini, aku menyimpan setiap harapan kecil dan harapan besarmu yang selalu engkau katakan setiap aku mencium tangan halus serta mengucapkan salam mulia padamu, aku bersyukur setiap kembali engkau menyambutku dengan senyuman manis nan menenangkan hati. Ayah, ibu si sulung sudah berhasil, sekarang saatnya si bungsu akan menerbangkan harapanmu ini ke langit dan membuktikan kepadamu si sulung dan si bungsu bisa memeluk harapanmu. Aku ingin sekali mengucapkan maaf untuk surgaku, maaf karena aku tau banyak kesalahan yang aku perbuat, tapi mengapa engkau membalas kesalahan ini dengan do'a yang engkau panjatkan setiap hari, aku sungguh malu pada diriku sendiri yang membuat kesalahan ini ! Wahai permata hatiku, penyejuk jiwaku, terimakasih engkau selalu terbangun disepertiga malammu. Ayah, ibu pintaku untuk engkau teruslah do'akan aku. Aku tak mengerti apa jadinya bila aku hidup tanpa do'a mu, ridhomu dan surgamu akan ku jaga, akan kupeluk, dan tak akan ku lepas.

Dear me ! hai tahun esok, aku banyak mengharapkanmu, berharap aku bisa menata hidupku lebih baik dari tahun ini. Katakan kepada sang fajar untuk menyambutku setiap pagi dan petang, katakan padanya untuk selalu menemaniku sepanjang tahun. Banyak orang tidak mengetahui aku mempunyai mimpi-mimpi yang menurutku sangat indah, akan aku tulis mimpi indah ini di sebuah kertas kecil bersama tinta hitam yang elok agar aku terus menyusul mimpiku perlahan-lahan. Aku tau ini pasti berat, tidak ada yang mudah, tapi aku percaya Tuhan akan selalu menjaga mimpi-mimpi ini.

Dear me ! teruntuk si bungsu, lambat tahun usia ini tak dapat disebut anak-anak. Tepat tahun depan aku sudah memasuki awal babak baru, banyak orang mengatakan usia ini adalah pelepasan antara remaja menjadi dewasa, aku percaya itu. Masa depan tidak dapat diraih dengan muda dan aku percaya itu, tak seperti memakan eskrim yang begitu cepat habisnya, bukan itu. Meraih masa depan menurutku seperti anak-anak yang sedang asik belajar sepeda. Mereka belajar mengayuh sekuat tenaga lalu jatuh, ketika jatuh mereka akan menangis dan merengek, mungkin juga akan terluka. Tapi itu bukan merintangi mereka untuk belajar naik sepeda, mereka bangun dan tertawa sambil mengayuh sepeda itu. Seperti masa depan, jatuh lalu bangun lalu jatuh kembali itu adalah rintangan yang harus aku lalui. Itu bukan penghambat, tidak ! umurku adalah umur yang tak gentar menghadapi rintangan, tidak harus peduli dengan perkataan orang lain yang menjatuhkan mimpiku, bagaikan lemparan tombak yang harus dijauhi.

Dear me ! tidak ada kata malas untuk masa ini. Aku capek, aku lelah, aku ingin beristirahat, itu sebuah godaan yang setiap hari harus aku lalui dengan penuh semangat, tak kan ada masa depan yang cerah untuk hidup yang santai. Aku punya ayah dan ibu, do'a mereka adalah semangatku untuk berjuang melawan getirnya dunia. "Saya tidak berbicara dengan kata mungkin" Abdurrahman Wahid. Tidak ada kata "mungkin" untuk masa depan cerahku, untuk tahun cerahku, semuanya adalah "pasti". Pasti kuraih, pasti kugapai dan pasti ku genggam.

Dear me ! mendidik anak bangsa, menitipkan nilai moral untuk anak bangsa, lambat tahun peminatnya semakin surut, mau jadi apa bangsa ini kelak tanpa ada didikan disekolah dari seorang guru. Ya, menjadi sosok guru adalah hal yang aku dambakan. Pekerjaan yang mulia, walau kadang hanya dipandang sebelah mata itu tidak menjadi alasanku untuk tidak mendidik anak bangsa, aku akan memajukan negara ini melalui didikanku. "Pahlawan tanpa tanda jasa"

Dear me ! "jadi pribadi yang baik dan tetap semangat" ibu, kata-katamu akan aku bawa mengarungi masa depan yang lebih baik lagi. menantilah dengan sabar si bungsu ini yang perlahan-lahan akan meraih mimpi-mimpi nya, kunci emas yang sedang kupegang berisi kerja keras, optimis, berserah diri, dan yang terpenting aku memegang do'a serta ridho ayah dan ibu dengan kuat.

Dear me ! urusan terwujud atau tidak nya mimpi itu aku sepenuhnya serahkan itu kepada Tuhan, aku percaya Tuhan selalu ada rencana manis untukku. Aku akan menyiapkan bekal yang akan ku tata dengan rapi untuk masa depan cerahku. Walau aku tak tau akan jadi apa aku esok, takdir yang berkata, berusaha dan pantang menyerah harus aku lakukan.

Catatan Akhir Tahun "Dear Me"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang