Aku menyukainya sejak...bahkan aku tidak mengetahui entah sejak kapan aku jatuh hati padanya.
Kami dipertemukan disebuah kota kecil, saat itu kami tidak sengaja bertemu di sebuah bukit ketika sedang mendaki. Aku bersama teman-temanku dan dia juga bersama teman-temannya. Kami mulai berkenalan, dan tidak tahu bagaimana dia mulai berjalan di sampingku untuk mencapai puncak, dan dia selalu membantuku ketika aku akan terjatuh karena jalan yang licin. Aku bahkan baru sadar kalau teman-temanku sudah duluan mencapai puncak, dan aku masih jauh tertinggal bersamanya.
Perkenalkan namaku Tata, aku seorang Mahasiswi semester lima jurusan Ekonomi disalah satu Universitas Negeri yang ada di kota ini. Dan dia adalah Azri, dia mahasiswa semester 5 juga, tetapi dia jurusan pertanian dan berbeda universitas denganku.
Pagi itu, aku terbangun dan keluar dari tenda. Aku melihat betapa indahnya pemandangan disekitarku pagi ini. Tanpa kusadari dia sudah berdiri di belakangku.
"Indah ya?" ucapnya.
"Eh, emmm i..iya" jawabku gelagapan, karena aku sedikit terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba ada di belakangku seperti hantu.
"Kok gerogi gitu?" tanyanya sambil senyum-senyum.
"Siapa yang gerogi? kamu tiba-tiba datang dan berdiri dibelakangku, aku kaget tahu," ucapku dengan penuh emosi.
"Hey, calm down baby. Jangan marah-marah, nanti cepat tua," ucapnya sambil tertawa.
Namun tak ku jawab lagi, aku malas menanggapinya. Karena aku tahu tipe-tip pria seperti ini hanya mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Hey, aku kok dikacangin?" ucapnya. Aku masih tak mau menanggapi ucapannya. Karena aku lebih suka melihat pemandangan di depanku daripada menanggapi ucapannya.
"Kamu mau dengar ceritaku gak?" ucapnya lagi.
"Bisa gak, jangan sok kenal dan dekat denganku?" Ucapku sewot.
"yaudah, kamu dengarin aja ceritaku," ucapnya lagi dengan santainya. Dalam hati aku berkata "aku heran lihat ini pria, entah apa maunya".
"Please, aku akan jadi pendengar yang baik," ucapnya datar.
Awalnya dia cerita tentang siapa nama dia. Karena dari awal sebenarnya kami belum berkenalan. Kemudian dia mulai bercerita tentang hidupnya, dari mulai aktivitasnya, hari-harinya, bahkan hingga kisah cintanya. Dan tiba-tiba saja aku mulai tertarik untuk mendengar ceritanya, dan mulai memandang wajahnya. Aku nggak tahu ini perasaan seperti apa, tapi aku seperti terhanyut dalam ceritanya. Aku ingat bahwa aku pernah mengalami kisah cinta seperti dia. Dikhianati oleh pasangannya, hingga hubungannya berakhir tragis. Sedih memang, tapi kalau yang cinta hanya sebelah pihak itu sama saja, hanya akan menimbulkan luka yang semakin dalam.
"Hey, gak bosan memandang wajahku? Aku memang tampan," ucapnya dengan sombongnya.
"Hah, apa?" ucapku agak bingung.
"Udah yuk, masuk tenda kamu. Nanti teman kamu nyariin. Untung aku orangnya baik, kalau enggak kan sudah di makan hantu nanti kamu," ucapnya sambil berdiri.
Aku hanya diam dan berjalan tanpa mengucapkan sepatah kata dan pergi meninggalkannya. Aku kembali ke tenda, dan melihat teman-temanku masih pada tidur. Sebenarnya aku malas tidur pagi-pagi, jadi aku pergi membuat api dan memasak air hangat untuk menghangatkan badanku.
"Mbak, kopinya satu ya yang manis," ucap azri tiba tiba.
"Hei, kamu dari mana? Kamu ngikutin aku ya?" ucapku penasaran.
"Iya, aku ngikutin kamu, takut kamu nyasar," katanya sambil tertawa.
Aku hanya diam, sambil menyeduh dua cangkir kopi. Yang satunya ku berikan untuknya dan satu lagi untukku. Enggak tahu kenapa tapi kami saling memandang, dan pandangan itu mengingatkanku pada seseorang. Seseorang dimasa lalu yang telah memberikan luka begitu mendalam dalam hatiku hingga sekarang. Seseorang yang dulu sangat aku cintai, dan aku percaya. Dia mengkhianatiku dengan menjalin hubungan dengan sepupuku sendiri.
"(menepuk pundakku) kok melamun" ucapnya.
"Eh aku masuk tenda dulu ya, mau istirahat" ucapku melongos pergi.
Didalam tenda aku merutuki diriku sendiri, apa yang kulakukan tadi. Bodoh bodoh bodoh. Kenapa aku jadi memandangnya. Kenapa aku ingat dia lagi, kenapa tadi tiba-tiba aku pergi. Ah, semuanya karena aku bertemu dengan pria menyebalkan itu.
Keesokan harinya, kami berkemas akan pulang. Aku mulai memasukkan satu persatu barang yang ku bawa kedalam ranselku. Tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggilku.
"Tata, tata". Sambil berteriak.
"Siapa sih, aku masih berkemas" jawabku sambil keluar tenda.
"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucapnya sambil menarik tanganku dan membawaku entah kemana. Karena tempatnya sedikit sunyi dan jauh dari tenda yang aku tempati.
"Kamu mau ngapain? Nanti aku ditinggal teman-temanku," ucapku sambil berjalan pergi meninggakannya.
"Aku suka sama kamu Tata," ucapnya sambil berteriak.
Tapi aku hanya jalan dan pergi meninggalkannya. Kemudian aku melihat teman-temanku sudah selesai berkemas dan mulai turun untuk pulang.
Sesampainya dirumah, aku langsung membersihkan diri dan mulai untuk tidur. Tapi tiba-tiba saja hp ku berbunyi dan menampakkan satu pesan Whatsapp dari nomor yang tak ku kenal. Tapi profil foto yang ada di nomor itu aku kenal, dia Azri. Ah kenapa dia lagi batinku. Kubiarkan pesan itu, dan aku mengambil selimut dan mulai tidur. Tapi semakin ku coba untuk memejamkan mata aku nggak bisa tidur. Aku masih teringat kata-katanya "Aku suka kamu Tata". Apa aku yang bodoh, atau aku yang baper, ah kenapa kata-kata dia terngiang di kepalaku. Akhirnya karena aku penasaran juga, aku mulai membalas pesan darinya.
"Hey, kamu dapat nomor aku dari mana?" tanyaku dengan sopan.
"Akhirnya dibalas juga," pesan balasan darinya.
"Hey jawab dulu pertanyaan aku." Batinku ini anak udah jam 03.00 pagi belum tidur.
"Aku nunggu-nunggu pesan dari kamu," balasnya.
Dalam hatiku "Ini anak kenapa sih, kok bisa jawab." Tapi pesan itu ku abaikan. Karena aku mengantuk dan mulai tidur. Aku terbangun pukul 05.00 pagi, dan saat ku lihat hp banyak banget pesan darinya.
Dan akhirnya hp ku menjadi rame karena pesa-pesan darinya, azri mulai menghubungiku setiap harinya, tapi aku hanya membals pesan-pesan darinya semauku. Yeah, kami dekat hampir enam bulan lamanya. Sampai akhirnya tiba-tiba dia menghilang, dan tak pernah memberiku kabar lagi. Awalnya aku mearsa biasa saja, tapi saat waktu berlalu aku mulai merasa ada sesuatu yang hilang yang selama ini kumiliki. Dan baru aku sadar ternyata itu dia. Azri seseorang yang selama ini selalu aku abaikan.
Aku mulai mencari tahu tentangnya dari sosial medianya, aku mulai mengetik namanya dan mencarinya. Akhirnya aku mendapatkannya, dan aku mulai melihat satu persatu pembaharuan statusnya. Namun tak ada yang spesial, aku berpikir bahwa dia jarang menggunakan sosial medianya. Atau mungkin memang dia tak pernah membukanya lagi, lalu aku beralih ke sosial medianya yang lain dan aku lihat dia baru aktif beberapa menit yang lalu. Aku sedikit merasa lega, bahwa dia masih baik-baik saja. Sebenarnya aku ingin sekali bertanya padanya, kenapa dia menjauh. Tapi aku nggak bisa, aku takut untuk mulai menghubunginya.
Seiring waktu berjalan, aku hanya mampu meihatnya melalui pembaharuan waktu dari sosial medianya bahwa dia baru aktif beberapa menit yang lalu. Itulah yang aku lakukan setiap hari demi tahu keadaannya. Bahkan akhir-akhir ini aku sering melihatnya lewat dihadapanku, tapi dia tidak pernah melihatku. Dan aku baru menyadari, bahwa aku jatuh cinta padanya, tapi aku terlambat mengatakannya. Aku selalu berharap bahwa waktu akan mempertemukan kami lagi.
�
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Akhir Tahun "Dear Me"
RandomDisini lah awal mula kita untuk menjadikan langkah kita kedepan menjadi lebih baik dari hari lalu. Disinilah awal cerita kita mengapa kita bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Tulisan ini bisa diibaratkan adalah kaca, cerminan diri kita yang siap u...